Sebagian dukun menamai diri mereka dengan istilah “dukun putih”. Mereka menggunakan sihir, jampi-jampi, jimat, bantuan jin, dan praktik-praktik perdukunan lainnya, namun disebut “dukun putih” karena tidak menyantet orang. Dan yang mereka lakukan adalah membantu orang, semisal:
• “Membantu” orang mendapatkan kekasih dengan ilmu pelet
• ” Membantu ” orang agar usaha laris
• ” Membantu ” orang agar baik jabatan
• ” Membantu ” menahan atau menurunkan hujan
• ” Membantu ” orang menangkal santet
• Meramal masa depan orang.
Jangan tertipu dengan kata-kata para dukun, bahwa mereka “membantu”, dan “menolong” orang lain. Karena dalam hadis, Rasulullah ﷺ menyebutkan bahwa mereka tukang dusta:
“… setan-setan itu pun membisikkannya kabar-kabar langit pada telinga para dukun. Seperti meniupkan angin ke botol-botol. Lalu setan-setan itu pun menambahkan kabar-kabar tersebut dengan seratus kedustaan.” [HR. Bukhari no. 3288]
Mereka para dukun senantiasa dibisiki kedustaan oleh para setan. Maka tidak ada alasan bagi kita untuk percaya kepada dukun.
Dan amalan-amalan yang mereka lakukan, tetap saja merupakan amalan-amalan kesyirikan, walaupun mereka mengaku “dukun putih” dan mengaku membantu.
Pelet
Dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu’anhu, ia berkata: ‘Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda:
إن الرقَى والتمائمَ والتولةَ شركٌ
“Sesungguhnya ruqyah (jampi-jampi), jimat, dan pelet adalah kesyirikan.” [HR. Abu Dawud no. 3883, disahihkan Al Albani dalam Sahih Abu Daud]
Jimat Penglaris Usaha dan Agar Naik Jabatan
Dari Uqbah bin Amir radhiallahu’anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ عَلَّقَ تَمِيْمَةً فَقَدْ أَشْرَكَ
“Barang siapa yang memakai jimat (azimat), ia telah berbuat syirik.” [HR. Ahmad no. 17422, disahihkan Al Albani dalam Silsilah Sahihah no. 492]
Menahan dan Mendatangkan Hujan
Perkara menahan dan mendatangkan hujan adalah perkara Rububiyah Allah. Siapa saja yang mengklaim ada pihak lain yang bisa menahan dan mendatangkan hujan, maka ia telah terjerumus dalam syirik pada perkara Rububiyah.
“Pagi ini di antara hamba-hamba-Ku ada yang beriman, dan ada pula yang kafir. Adapun hamba-KU yang mengatakan: “Hujan turun ini atas karunia Allah dan rahmat-Nya”, maka dia beriman kepada-Ku, dan kufur kepada bintang-bintang. Sedangkan hamba-Ku yang mengatakan: “Hujan ini turun kepada kita karena bintang ini atau bintang itu”, maka dia telah kufur kepada-K,u dan beriman kepada bintang-bintang.’” [HR. Bukhari, no. 1038]
Bekerja Sama Dengan Jin
Yang rajih, bekerja sama dengan jin itu perkara yang diharamkan. Berdasarkan firman Allah taala:
“Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin. Maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan.” [QS. Al-Jin: 6]
Memang ada khilaf ulama masalah ini. Namun ulama yang membolehkan kerjasama dengan jin, mereka memberikan syarat-syarat yang ketat.
Namun jika yang kerjasama dengan jin adalah dukun, maka jelas sekali keharamannya.
Melawan Sihir Dengan Sihir
Menangkal santet dengan ilmu perdukunan, melawan santet dengan santet, melawan sihir dengan sihir, ini disebut Nusyrah.
Dari Jabir bin Abdillah radhiallahu’anhu, ia berkata:
سُئِلَ رَسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم عن النُّشْرةِ، فقال: هو من عَمَلِ الشَّيطانِ
“Rasulullah ﷺ pernah ditanya tentang Nusyrah, beliau menjawab: ‘Itu adalah amalan setan.” [HR. Abu Daud no.3868, dihasankan oleh Ibnu Hajar di Takhrij Misykatul Mashabih 4/278]
Meramal Masa Depan
Meramal masa depan dan perkara-perkara gaib, apapun alasannya, adalah perbuatan kesyirikan dan kekufuran.
“Katakanlah : “Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang gaib kecuali Allah”. Dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan.” [QS. An-Naml : 65]
Orang yang mengklaim tahu perkara gaib, ia mendustakan ayat ini.
‘Ala kulli haal, tidak ada pembagian “dukun hitam” atau “dukun putih”. Semua dukun itu hitam dan sesat. Nabi ﷺ memutlakkan dukun dan tidak membeda-bedakannya. Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, Nabi ﷺ bersabda:
“Barang siapa yang mendatangi dukun atau mendatangi tukang ramal, kemudian ia membenarkannya, maka ia telah kufur pada apa yang telah diturunkan kepada Muhammad.” [HR. Ahmad no. 9536, Abu Daud no. 3904, Tirmidzi no. 135, disahihkan Al Albani dalam Sahih Al Jami’ no. 5939]
Semoga Allah taala memberi kita hidayah agar tidak terpedaya kesesatan para dukun.