“Aku merenungkan secara seksama sebuah fakta yang mencengangkan. Seorang Mukmin tertimpa suatu musibah, lalu ia berdoa dan terus berdoa, tapi ternyata keterkabulan tak jua menghampirinya.
Saat keputusasaan telah mulai masuk ke jiwanya, ia menoleh ke dalam relung hatinya. Ia pun rida pada takdir dan tak berputus asa dari rahmat Allah ‘Azza wa Jalla. Dalam kondisi demikian, biasanya doa akan segera dikabulkan oleh-Nya, karena saat itu iman tengah bercokol, dan setan sudah berpamitan.” [Al-Jauzi, Ibnu. 2002. Shaid Al-Khatir]
Karena itu jangan sekali-kali menganggap lama terkabulnya doa. Ingatlah dengan sungguh-sungguh, bahwa Allah adah Zat yang memiliki segalanya. Dia adalah Zat yang Maha Bijaksana dalam mengatur. Dia adalah Zat Yang Maha Mengetahui kemaslahatan.
Sadarlah bahwa Allah bermaksud menguji kita untuk mengetahui isi hati kita. Dia ingin melihat tindakan merendahkan diri kita. Dia hendak mengganjar kita atas kesabaran kita dan perbuatan-perbuatan baik kita lainnya.
Allah menguji kita dengan menunda terkabulnya doa kita, agar kita memerangi was-was iblis. Pengetahuan-pengetahuan seperti itu bisa memerkuat keyakinan kita pada kedermawanan Allah, dan mendorong kita untuk bersyukur kepada-Nya, karena Dia telah menguji kita agar kita mau meminta kepada-Nya. Dan ketidakmampuan yang memaksa kita mengiba kepada-Nya, sejatinya adalah puncak kekayaan kita!
Sumber: Kitab Shaid Al-Khatir Nasihat Bijak Penyegar Iman, Ibnu Al Jauzi