بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
#DakwahTauhid
TAUHID JALAN KEHIDUPAN
[Dinukil dari kitab al-Qaulus Sadiid fi Maqaashidit Tauhiid (hal. 23-25) oleh Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di, disertai beberapa tambahan dan dalil-dalil dari penulis: Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas]
Orang yang bertauhid kepada Allah ﷻ memiliki banyak keutamaan, antara lain:
…يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِي بِقُرَابِ اْلأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لَقِيْتَنِي لاَ تُشْرِكُ بِي شَيْئاً لأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً.
‘…Wahai bani Adam, seandainya engkau datang kepada-Ku dengan dosa sepenuh bumi, sedangkan engkau ketika mati tidak menyekutukan Aku sedikit pun juga, pasti Aku akan berikan kepadamu ampunan sepenuh bumi pula.’” [HR. At-Tirmidzi (no. 3540), ia berkata: “Hadis Hasan Gharib]
ذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُم بِظُلْمٍ أُولَٰئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُم مُّهْتَدُونَ
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur-adukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat rasa aman, dan mereka mendapat petunjuk. ” [Al-An’aam: 82]
Di antara permohonan kita yang paling banyak adalah memohon agar ditunjuki jalan yang lurus:
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ
“Tunjukkanlah kami jalan yang lurus, yaitu jalannya orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka.” [Al-Faatihah: 6-7]
Yaitu jalannya para Nabi, shiddiqin, syuhada, dan orang-orang yang saleh.
Sebagaimana firman Allah ﷻ:
وَمَن يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَٰئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِم مِّنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ ۚ وَحَسُنَ أُولَٰئِكَ رَفِيقًا
“Dan barang siapa yang menaati Allah dan Rasul-(Nya), maka mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, (yaitu) para nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baik-nya.” [An-Nisaa’: 69]
Kita juga memohon kepada Allah ﷻ agar terhindar dari jalan orang-orang yang dimurkai Allah, dan jalan orang-orang yang sesat, yaitu jalannya kaum Yahudi dan Nasrani.
وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًاوَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
“…Barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberi-nya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka…” [Ath-Thalaq: 2-3]
Seseorang tidak dikatakan bertakwa kepada Allah, kalau dia tidak bertauhid. Orang yang bertauhid dan bertakwa akan diberikan jalan keluar dari berbagai masalah hidupnya. [Lihat al-Qaulus Sadiid fi Maqaashid Tauhid oleh Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di]
وَاعْلَمُوا أَنَّ فِيكُمْ رَسُولَ اللَّهِ ۚ لَوْ يُطِيعُكُمْ فِي كَثِيرٍ مِّنَ الْأَمْرِ لَعَنِتُّمْ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ الْإِيمَانَ وَزَيَّنَهُ فِي قُلُوبِكُمْ وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الرَّاشِدُونَ
“…Tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan, dan menjadikan (iman itu) indah dalam hatimu, serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus.” [Al-Hujurat: 7]
مَنْ مَاتَ وَهُوَ يَعْلَمُ أَنَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ.
“Barang siapa yang mati dan ia mengetahui bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan Allah, maka ia masuk Surga.” [HR. Muslim (no. 26) dari Shahabat ‘Utsman Radhiyallahu anhu]
مَنْ مَاتَ لاَيُشْرِكُ بِاللهِ شَيْئًا دَخَلَ الْجَنَّةَ.
“Barang siapa yang mati dalam keadaan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu, ia masuk Surga.” [HR. Muslim (no. 93) dari Shahabat Jabir Radhiyallahu anhu]
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِن تَنصُرُوا اللَّهَ يَنصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ
“Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” [Muhammad: 7]
Allah ﷻ juga berfirman:
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَىٰ لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّن بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا ۚ يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا ۚ وَمَن كَفَرَ بَعْدَ ذَٰلِكَ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
“Dan Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman di antara kamu, dan mengerjakan amal-amal saleh, bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa. Dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan mengubah (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan, menjadi aman sentosa. Mereka tetap beribadah kepada-Ku dengan tidak memersekutukan Aku dengan sesuatu apapun. Tetapi barang siapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” [An-Nuur: 55]
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik, dari apa yang telah mereka kerjakan.” [An-Nahl: 97]
9.Tauhid akan mencegah seorang muslim kekal di Neraka. Rasulullah ﷺ bersabda:
يَدْخُلُ أَهْلُ الْجَنَّةِ الْجَنَّةَ، وَأَهْلُ النَّارِ النَّارَ، ثُمَّ يَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى: أَخْرِجُوْا مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ مِنْ إِيْمَانٍ، فَيُخْرَجُوْنَ مِنْهَا قَد ِاسْوَدُّوا فَيُلْقَوْنَ فِي نَهْرِ الْحَيَاءِ -أَوِ الْحَيَاةِ، شَكَّ مَالِكٌ- فَيَنْبُتُوْنَ كَمَا تَنْبُتُ الْحَبَّةُ فِي جَانِبِ السَّيْلِ، أَلَمْ تَرَ أَنَّهَا تَخْرُجُ صَفْرَاءَ مُلْتَوِيَةً؟
“Setelah penghuni Surga masuk ke Surga, dan penghuni Neraka masuk ke Neraka, maka setelah itu Allah ﷻ pun berfirman: ‘Keluarkan (dari Neraka) orang-orang yang di dalam hatinya terdapat seberat biji sawi iman!’ Maka mereka pun dikeluarkan dari Neraka. Hanya saja tubuh mereka sudah hitam legam (bagaikan arang). Lalu mereka dimasukkan ke sungai kehidupan, maka tubuh mereka tumbuh (berubah), sebagaimana tumbuhnya benih yang berada di pinggiran sungai. Tidakkah engkau perhatikan, bahwa benih itu tumbuh berwarna kuning dan berlipat-lipat?” [HR. Al-Bukhari (no. 22) dari Abu Sa’id al-Khudriy Radhiyallahu anhu]
الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
“Yang menciptakan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” [Al-Mulk: 2]
Dalam ayat yang mulia tersebut, Allah ﷻ menyebutkan dengan “Amal yang baik”, tidak dengan “Amal yang banyak”. Amal dikatakan baik atau saleh, bila memenuhi dua syarat, yaitu:
(a) Ikhlas, dan
(b) Ittiba’ (mengikuti contoh) Nabi Muhammad ﷺ. Sebagaimana disebutkan dalam hadis bahwa kalimat لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ pada Hari Kiamat lebih berat dibandingkan langit dan bumi, dengan sebab ikhlas.
Para ulama banyak menjelaskan, bahwasanya orang sakit dan mendapati musibah itu harus meyakini bahwa:
Artinya yaitu, orang-orang yang bertauhid dalam kehidupannya hanya menghamba, memohon pertolongan, meminta ampunan dan berbagai macam ibadah lainnya, hanya kepada Allah ﷻ semata.
Sebagaimana Rasulullah ﷺ telah menganjurkan kepada umatnya agar berdoa kepada Allah ﷻ untuk memohon segala kebaikan dan dijauhkan dari berbagai macam kejelekan, serta dijadikan setiap ketentuan (qadha) itu baik untuk kita. Doa yang dibaca Rasulullah ﷺ tersebut adalah:
اَللَّهُمَّ …وَأَسْأَلُكَ أَنْ تَجْعَلَ كُلَّ قَضَاءٍ قَضَيْتَهُ لِي خَيْرًا.
“Ya Allah…, dan aku minta kepada-Mu, agar Engkau menjadikan setiap ketetapan (qadha) yang telah Engkau tetapkan bagiku, merupakan suatu kebaikan.” [HR. Ibnu Majah (no. 3846), Ahmad (VI/134), al-Hakim dan ia menshahihkannya dan disepakati oleh adz-Dzahabi (I/522). Untuk lebih lengkapnya, silakan baca buku Do’a & Wirid (hal. 269-270, cet. VI) oleh penulis]
Salah satu rukun iman adalah iman kepada qadha’ dan qadar, yang baik dan yang buruk. Dengan mengimani hal ini, niscaya setiap apa yang terjadi pada diri kita akan ringan, dan mendapat ganjaran dari Allah, apabila kita sabar dan ridha.
[Disalin dari buku Prinsip Dasar Islam Menutut Alquran dan As-Sunnah yang Shahih, Penulis Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Pustaka At-Taqwa Po Box 264 Bogor 16001, Cetakan ke 3]
Sumber: https://almanhaj.or.id/3169-keutamaan-tauhid.html
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ JIKA TAK MERASAKAN RASA MANIS DAN KELAPANGAN HATI KETIKA BERAMAL SALEH Ibnul…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ BEGINILAH BENTUK MAKAM DI DUA TEMPAT SUCI HARAMAIN ASY SYARIFAIN, MEKKAH DAN MADINAH…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ BEGINILAH BENTUK MAKAM RAJA DAN PANGERAN SAUDI, SEDERHANA DAN TIDAK ADA KEMEWAHAN Di…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ BAGAIMANA WAHYU SAMPAI KEPADA RASULULLAH? Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah,…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ SELAMATKAN SAUDARAMU DARI PENGHINAAN Jangan membeberkan kesalahan orang lain. Ingatlah, bahwa Allah telah…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ KUPAS TENTANG TAWASSUL & MEMINTA SYAFAAT Sumber: Penuntut Ilmu Syari Tautan Video: https://youtu.be/8HCQimgmj44…