Tajassus & Tahassus Itu Penyakit Kita
Apakah Tahassus dan Tajassus itu ?
Allah ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلا تَجَسَّسُوا وَلا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa. Dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain (Tajassus) dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang” [QS. Al-Hujuraat: 12].
Ibnul-Jauziy rahimahullah berkata:
قال المفسرون: التجسس: البحث عن عيب المسلمين وعوراتهم؛ فالمعنى: لا يبحث أحدكم عن عيب أخيه ليطلع عليه إذ ستره الله.
“Para ahli tafsir berkata: Kata ‘Tajassus’ maknanya mencari-cari aib dan kekurangan/kelemahan dari kaum muslimin. Sehingga maknanya ayat itu adalah: Janganlah salah seorang di antara kalian mencari-cari aib saudaranya dan berupaya menampakkannya, padahal Allah menutupinya” [Zaadul-Maasir, 7/471; Al-Maktab Al-Islaamiy, Cet. 3/1404 H].
Larangan yang ada dalam ayat di atas juga dikatakan oleh Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam:
حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ مُحَمَّدٍ، أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ، أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ، عَنْ هَمَّامِ بْنِ مُنَبِّهٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ” إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيثِ، وَلَا تَحَسَّسُوا وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا تَحَاسَدُوا وَلَا تَدَابَرُوا وَلَا تَبَاغَضُوا وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا “
Telah menceritakan kepada kami Bisyr bin Muhammad: Telah mengkhabarkan kepada kami ‘Abdullah: Telah mengkhabarkan kepada kami Ma’mar, dari Hammaam bin Munabbih, dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam: “Berhati-hatilah kalian terhadap prasangka (buruk), karena prasangka (buruk) itu adalah sedusta-dusta perkataan. Janganlah kalian saling mencari-cari kejelekan (Tahassus), saling memata-matai (Tajassus), saling hasad, saling membelakangi, dan saling membenci. Jadilah kalian, wahai hamba-hamba Allah, orang-orang yang bersaudara” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 6064].
Dari hadis di atas dapat diketahui bahwa persaudaraan Islam yang hakiki tidaklah akan terwujud dengan keberadaan prasangka (buruk), Tahassus, Tajassus, hasad, saling menjauhi, dan saling membenci. Persaudaraan akan terwujud dengan meninggalkan semua bentuk akhlak tercela tersebut.
Penulis: Muhammad Yusuf
http://maktabahabuiram.blogspot.co.id/2012/03/Tajassus-dan-Tahassus-itu-penyakit-kita.html
Catatan Tambahan:
Tahasus: Menguping pembicaraan / Berusaha mendengar-dengarkan pembicaraan orang, dengan maksud meneliti dan mencari kejelekan dan kelemahan orang lain
Tajassus: Memata-mati, mencari-cari kesalahan-kesalahan atau kejelekan-kejelekan orang lain / Berusaha meneliti dan mencari-cari kesalahan dan kejelekan-kejelekan orang lain. Biasanya merupakan efek dari prasangka yang buruk.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ TENTANG MUSIK DAN NASYID Syaikh Ahmad An-Najmi rahimahullah berkata: إن الأغاني معصية والمصر…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ KISAH RAJA NAJASYI (ASHHAMAH BIN JABAR) DARI ETIOPIA Najasyi bisa dikatakan tabi’in,…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ PENGKHIANATAN KONSTITUSI An Najasy adalah putra tunggal Raja Habasyah (Etiopia). Para punggawa kerajaan…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ APAKAH ALLAH BERBICARA DENGAN HURUF DAN SUARA? Pertanyaan: Bagaimana cara menjelaskan kepada orang…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ SIFAT MURKA BAGI ALLAH Ahlussunnah meyakini Allah ﷻ memiliki sifat al ghadhab…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ MENGIMANI SIFAT MURKA ALLAH Kemuliaan suatu disiplin ilmu sangat erat kaitannya dengan…