Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu hanya seperti air (hujan) yang Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah tanaman-tanaman bumi dengan subur (karena air itu). Di antaranya ada yang dimakan manusia dan hewan ternak.
Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya dan berhias, dan pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya (memetik hasilnya), datanglah kepadanya azab Kami pada waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan (tanaman)nya seperti tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin.
Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda (kekuasaan Kami) kepada orang yang berpikir.
Tafsir Muyassar
Oleh tim Mujamma’ Raja Fahd arahan Syaikh al-Allamah DR. Shalih bin Muhammad Alu asy-Syaikh:
Sesungguhnya perumpamaan kehidupan dunia yang kalian banggakan dengan harta dan kekayaan itu seperti hujan yang Kami turunkan dari langit ke bumi.
Lalu tumbuhlah berbagai macam tumbuhan, yang bercampur sebagiannya dengan yang lain.
Ada yang dimanfaatkan manusia dari hasil buah-buahan, dan ada juga tetumbuhan yang dimakan binatang.
Ketika telah sempurna keindahan bumi dengan tanamannya, dan penduduknya mengira bahwa mereka dapat memanen hasilnya dan memanfaatkannya, tiba-tiba datanglah ketentuan Kami dengan menghancurkan tumbuh-tumbuhan itu, pada waktu siang dan malam.
Jadilah tanaman dan pepohonan itu seakan sudah dipanen dan ditebang tanpa ada yang tersisa, seolah-olah tanaman itu tidak pernah ada sebelumnya di muka bumi.
Demikianlah, kerusakan itu datang terhadap harta benda duniawi yang kalian banggakan. Maka Allah menjadikannya fana dan membinasakannya.
Sebagaimana Kami telah menjelaskan kepada kalian (wahai manusia), perumpamaan dunia ini, dan Kami beritahukan akan hakikatnya.
Demikian jelaslah tanda-tanda kekuasaan Kami, bagi orang-orang yang memikirkan ayat-ayat Allah, dan merenungkan apa yang bermanfaat bagi mereka di dunia dan di Akhirat.
Tafsir Ibnu Katsir
Oleh Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir Al-Bashri Ad-Dimasyqi:
Allah ﷻ membuat perumpamaan tentang bunga kehidupan dunia dan perhiasannya, serta kefanaannya yang cepat, dengan tumbuh-tumbuhan yang dikeluarkan oleh Allah dari tanah, melalui air hujan yang diturunkan dari langit.
Tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan yang beraneka ragam macam dan jenisnya itu ada yang dimakan oleh manusia, ada pula yang dimakan oleh binatang ternak, seperti rumput, ilalang, dan lain sebagainya.
Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya.
Yakni perhiasannya yang fana telah sempurna.
… dan memakai (pula) perhiasannya.
Sehingga semua yang dikeluarkannya tampak indah dihiasi dengan bunga-bungaan yang aneka ragam warna dan bentuknya.
… dan pemilik-pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya
Maksudnya, mampu menuai dan memetik hasilnya.
Ketika mereka dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba datanglah sa’iqah atau angin kencang yang sangat dingin, sehingga dedaunannya menjadi kering dan buahnya membusuk.
Karena itu, dalam firman selanjutnya disebutkan:
…tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami di waktu malam atau siang hari, lalu Kami jadikan (tanam-tanamannya) laksana tanam-tanaman yang sudah disabit.
Yakni menjadi kering, setelah sebelumnya segar lagi hijau.
… seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin.
Yaitu seakan-akan tidak pernah tumbuh sebelum itu.
Menurut Qatadah, seakan-akan belum pernah tumbuh dengan segar.
Demikianlah keadaan semua urusan sesudah kehancurannya, maka akan kelihatan seakan-akan belum pernah ada.
Di dalam sebuah hadis disebutkan seperti berikut:
(Kelak di Hari Kiamat) didatangkan seorang penghuni dunia yang paling senang, lalu ia dicelupkan ke dalam Neraka sekali celup, kemudian dikatakan kepadanya: “Apakah kamu pernah mengalami suatu kebaikan? Dan apakah kamu pernah mengalami suatu kesenangan?”
Maka ia menjawab: “Tidak.”
Lalu didatangkan seorang yang paling sengsara di dunia, kemudian ia dimasukkan ke dalam kehidupan yang penuh dengan kenikmatan (Surga) sekali masuk.
Sesudah itu dikatakan kepadanya: “Apakah kamu pernah mengalami suatu kesengsaraan?”
Maka dia menjawab: “Tidak.”
Dan Allah subhanahu wa taala telah berfirman menceritakan tentang orang-orang yang binasa:
“Lalu mereka mati bergelimpangan di dalam rumahnya, seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu.” [QS. Hud [11]: 67-68]
Kemudian Allah subhanahu wa taala, berfirman:
“Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami).”
Maksudnya, begitulah caranya Kami menjelaskan bukti-bukti dan dalil–dalil:
… kepada orang-orang yang berpikir.
Agar mereka mengambil pelajaran dari perumpamaan ini, yang menunjukkan akan lenyapnya dunia dari pemiliknya dengan cepat.
Tetapi mereka teperdaya olehnya. Merasa yakin dan pasti, bahwa diri mereka pasti dapat memetik hasilnya pada waktunya, tetapi akhirnya dunia luput dari mereka.
Karena sesungguhnya watak dunia itu selalu lari dari orang yang memburunya, dan selalu memburu orang yang menghindarinya.
Allah subhanahu wa taala telah membuat perumpamaan dunia dengan tumbuh-tumbuhan dalam berbagai ayat dari Kitab-Nya.
Di dalam surat Al-Kahfi, Allah subhanahu wa taala, telah berfirman:
“Dan berilah perumpamaan kepada mereka (manusia), kehidupan dunia sebagai air hujan yang Kami turunkan dari langit. Maka menjadi subur karenanya tumbuh-tumbuhan di muka bumi. Kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin. Dan adalah Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” [QS. Al-Kahfi 18: 45]
Demikian pula yang terdapat di dalam Surat Az-Zumar dan Al-Hadid, Allah membuat perumpamaan untuk kehidupan dunia dengan hal tersebut.
The life of this world is just like rain We send down from the sky, producing a mixture of plants which humans and animals consume. Then just as the earth looks its best, perfectly beautified, and its people think they have full control over it, there comes to it Our command by night or by day, so We mow it down as if it never flourished yesterday! This is how We make the signs clear for people who reflect.