“Dan keselamatan semoga dilimpahkan kepadaku (Isa ‘alaihissalam), pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal, dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali.” [QS. Maryam: 33]
Al Hafizh Ibnu Katsir menjelaskan ayat ini:
إثبات منه لعبوديته لله عز وجل وأنه مخلوق من خلق الله يحيا ويمات ويبعث كسائر الخلائق ولكن له السلامة في هذه الأحوال التي هي أشق ما يكون على العباد صلوات الله وسلامه عليه
“Dalam ayat ini ada PENETAPAN UBUDIYAH Isa kepada Allah, yaitu bahwa ia adalah MAKHLUK ALLAH yang hidup dan BISA MATI, dan beliau juga akan dibangkitkan kelak sebagaimana makhluk yang lain. Namun Allah memberikan keselamatan kepada beliau pada kondisi-kondisi tadi (dihidupkan, dimatikan, dibangkitkan), yang merupakan kondisi-kondisi paling sulit bagi para hamba. Semoga keselamatan senantiasa terlimpah kepada beliau.” [Tafsir Alquran Al Azhim, 5-230]
Maka ayat ini justru dalil yang MEMBATALKAN Akidah Trinitas dan membatalkan keyakinan, bahwa Nabi Isa adalah Tuhan. Nabi Isa berdoa demikian, karena beliau adalah seorang hamba. Hamba berdoa kepada Rabb-Nya.
Sehingga aneh kalau ayat ini dijadikan sebagai “dalil” untuk mengucapkan Selamat Natal. Bahkan ini adalah dalil tentang haramnya ucapan selamat natal, karena ucapan Selamat Natal artinya menyetujui Akidah Trinitas, dan keyakinan, bahwa Nabi Isa adalah Tuhan.