SUBHAANALLAAH WA BIHAMDIH, ZIKIR DUA MENIT PAHALANYA SEBUKIT
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمِ
#DoaZikir
SUBHAANALLAAH WA BIHAMDIH, ZIKIR DUA MENIT PAHALANYA SEBUKIT
Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, beliau mengatakan: Rasulullah ﷺ bersabda:
“Barang siapa mengucapkan Subhaanallaah wa bihamdih (سبحان الله وبحمده) seratus kali setiap hari, maka gugurlah semua dosanya walau sebanyak buih di lautan! [HR. Bukhari No. 6405, dan Muslim No. 2691]
Zahir hadis menunjukkan semua dosa dapat terampuni melalui amalan tersebut. Tetapi para ulama menafsirkan dosa yang dimaksud adalah dosa kecil. Sebab dosa besar hanya diampuni melalui tobat. [Subulus Salaam, 4/216]
Imam Ibnu Abdil Barr mengatakan, hadis tersebut termasuk hadis paling indah yang berbicara fadhilah zikir. [At Tamhid, 22/18]
Para ulama menjelaskan, anjuran mengucapkan zikir tersebut sifatnya mutlak. Bisa dilakukan kapan saja, pagi, siang, sore, sekaligus atau dicicil. Inilah kelebihan ibadah zikir yang sangat fleksibel namun luar biasa faidahnya. Allah berfirman yang artinya:
“Bila kalian usai mengerjakan sholat, maka ingatlah Allah baik dalam keadaan berdiri, duduk, maupun berbaring.” [QS An Nisa’: 103]
Bila usai Subuh kita mengantuk, silakan membacanya sambil berbaring. Mudah. Bila tak punya banyak waktu, bacalah sambil duduk, sambil berjalan pulang. Tidak ada yang sulit dan menyulitkan.
Ibnul Qayyim Rahimahullah mengatakan:
“Pahala ini tidak sekadar menjadi imbalan atas ucapan lisan semata. Memang kalaulah seseorang membacanya dengan lisan namun lalai terhadap maknanya, tidak mau menghayati, hati tidak selaras dengan lisan, dan tidak menyadari hakikat dan keagungan apa yang diucapkan, namun ia masih berharap dapat pahala; maka kadar dosa yang diampuni akan sesuai dengan apa yang ada di hati.
Alasannya, karena keutamaan masing-masing amal bukan diukur dari bentuk dan jumlahnya, namun dari apa yang ada di hati pelakunya. Boleh jadi ada dua amalan yang bentuknya sama persis, namun selisih keutamaannya sejauh antara bumi dan langit. Sebagaimana dua orang yang berdiri dalam satu shaf dan sama-sama sholat di belakang imam, akan tetapi perbedaan nilai sholat mereka sejauh antara langit dan bumi. [Madarijus Salikin, 1/331]
Agar mendapat imbalan maksimal, marilah kita selami makna ucapan tersebut:
Apa Makna Subhaanallaah wa Bihamdih (سبحان الله وبحمده) ?
Makna Subhaanallaah (سبحان الله) ialah aku menyucikan Allah dari setiap aib dan kekurangan, dengan meyakini bahwa Dia-lah Yang Maha Sempurna dari semua sisi. Sedangkan Wa bihamdih (وبحمده) artinya tasbih tadi kuucapkan dengan menghaturkan segala puji bagi Allah. [Syarh Riyadhus Shalihien, oleh Ibn Utsaimin]
Ketika mengucapkan kalimat tadi, cobalah kita resapi maknanya. ingatlah Allah dengan segala sifat-sifat keagungannya yang tak memiliki aib maupun kekurangan sama sekali.
Ketika mendengar Allah berada di atas ‘Arsy (Istawa ‘Alal ‘Arsy), katakan Subhaanallaah (Maha Suci Allah), dan tepislah semua gambaran yang terlintas di benak kita tentang kaifiyat Istiwa’ Allah tersebut.
Demikian pula saat mendengar Allah berada di atas, Allah turun ke langit dunia, Allah memiliki wajah, kedua tangan, jari-jemari, kedua mata, betis, kaki, dan semua keterangan tentang Dzat dan perbuatan Allah, katakan Subhaanallaah dan tepislah semua khayalan yang terlintas di benak kita, karena semua bayangan tadi adalah batil. Allah berfirman yang artinya:
“Tiada sesuatu pun yang mirip dengan-Nya, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”
Allah memiliki Dzat, namun tidak sama dengan dzat apa pun. Allah memiliki wajah, namun tak sama dengan wajah siapa pun. Allah memiliki kedua tangan, jari-jemari, kedua mata, betis, dan kaki, namun semuanya tak sama sedikit pun dengan apa yang pernah kita lihat. Dengan demikian, semua khayalan yang terlintas di benak kita saat mendengar sifat-sifat Allah tadi otomatis harus kita hilangkan.
Intinya, kita imani semua sifat Allah dengan menerima lafalnya, memahami maknanya sesuai tekstualnya. Tidak menakwilkannya. Tidak menolaknya. Tidak menyerupakannya dengan sifat makhluk. Dan tidak menanyakan bagaimana hakikatnya.