Bagaimana cara duduknya ketika Tasyahud Awal dan Akhir?
A. Tata Cara Tasyahud Awal
1. Setelah mendapat dua rakaat, diwajibkan duduk Tasyahud Awal.
2. Duduk Tasyahud Awal dilakukan dengan posisi Iftirosy, telapak kaki kiri dibentangkan dan diduduki, sementara telapak kaki kanan ditegakkan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkannya kepada salah seorang sahabat:
فَإِذَا جَلَسْتَ فِي وَسَطِ الصَّلَاةِ فَاطْمَئِنَّ، وَافْتَرِشْ فَخِذَكَ الْيُسْرَى ثُمَّ تَشَهَّدْ
Jika kamu duduk di tengah sholat (Tasyahud Awal), duduklah dengan Tuma’ninah, bentangkan pahamu yang kiri, kemudian baca Tasyahud. (HR. Abu Daud)
3. Meletakkan tangan kanan di atas paha atau lutut kanan, dan tangan kiri di atas paha atau lutut kiri dengan posisi telapak tangan dibentangkan, dan jari-jari menghadap Kiblat. (HR. Muslim, Abu Daud, Turmudzi dan lainnya).
4. Posisi siku sejajar dengan paha. Artinya siku tidak dibentangkan ke samping. Sahabat Wail bin Hujr menceritakan:
وَجَعَلَ حَدَّ مِرْفَقِهِ الْأَيْمَنِ عَلَى فَخِذِهِ الْيُمْنَى
“(Ketika duduk Tasyahud), beliau memosisikan ujung siku kanannya di atas paha kanan.” (HR. An-Nasai dan dishahihkan Al-Albani)
Maksudnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak membentangkan kedua sikunya, namun sejajar dengan paha beliau, sebagaimana keterangan Ibnul Qoyim dalam Zadul (1/247).
5. Dianjurkan untuk mengisyaratkan jari telunjuk tangan kanan ke arah Kiblat Dari Awal Duduk Tasyahud atau ketika mulai membaca syahadat (Asyhadu allaa ilaaha illallaah..). Karena isyarat jari telunjuk tersebut dilakukan mengiringi doa. Berdasarkan keterangan sahabat Wail bin Hujr:
ثُمَّ رَفَعَ إِصْبَعَهُ فَرَأَيْتُهُ يُحَرِّكُهَا يَدْعُو بِهَا
Kemudian beliau berisyarat dengan jari beliau, aku melihat beliau menggerakkan jari beliau, dan berdoa ketika berisyarat. (HR. An-Nasai dan dishahihan Al-Albani)
Sebagian ulama menjelaskan, dianjurkan untuk MEMULAI ISYARAT DARI AWAL TASYAHUD, karena lafadz At-Tahiyat merupakan Mukadimah doa.
6. Dianjurkan mengarahkan pandangan ke arah isyarat telunjuk. Berdasarkan keterangan dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma ketika menceritakan cara sholat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
وَأَشَارَ بِأُصْبُعِهِ الَّتِي تَلِي الْإِبْهَامَ فِي الْقِبْلَةِ، وَرَمَى بِبَصَرِهِ إِلَيْهَا
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berisyarat dengan jari telunjuknya ke arah Kiblat, dan beliau mengarahkan pandangannya ke arah jarinya.” (HR. Nasai dan dishahihkan Al-Albani)
7. Cara mengisyaratkan telunjuk ketika Tasyahud: ada dua cara:
7a. Jempol disambungkan dengan jari tengah, sehingga membentuk lingkaran. Berdasarkan keterangan Wail bin Hujr:
وَجَعَلَ حَدَّ مِرْفَقِهِ الْأَيْمَنِ عَلَى فَخِذِهِ الْيُمْنَى، ثُمَّ قَبَضَ اثْنَتَيْنِ مِنْ أَصَابِعِهِ وَحَلَّقَ حَلْقَةً، ثُمَّ رَفَعَ إِصْبَعَهُ
“(Ketika duduk Tasyahud), beliau memosisikan ujung siku kanannya di atas paha kanan. Kemudian beliau dua jarinya dan membentuk lingkaran (jempol dengan jari tengah), lalu berisyarat dengan jari telunjuknya.” (HR. An-Nasai, Abu Daud dan dishahihkan Al-Albani)
7b. Tiga jari: kelingking, jari manis dan jari tengah digenggamkan, kemudian ibu jari diletakkan di atas jari tengah. Berdasarkan keterangan Az-Zubair bin Awam:
وَأَشَارَ بِإِصْبَعِهِ السَّبَّابَةِ، وَوَضَعَ إِبْهَامَهُ عَلَى إِصْبَعِهِ الْوُسْطَى
Beliau berisyarat dengan jari telunjuknya, dan beliau meletakkan jempolnya di atas jari tengahnya. (HR. Muslim)
Dalam riwayat lain, dari Ibnu Umar:
وَقَبَضَ أَصَابِعَهُ كُلَّهَا وَأَشَارَ بِإِصْبَعِهِ الَّتِي تَلِي الْإِبْهَامَ
Beliau menggenggam seluruh jarinya, dan berisyarat dengan jari telunjuknya. (HR. Muslim)
Untuk bacaan doa ketika Tasyahud Awal, silakan klik tautan berikut ini: https://nasihatsahabat.com/sifat-sholat-nabi-13b-bacaan-doa-duduk-Tasyahud-awal-dalam-sholat/
Dua catatan penting untuk diperhatikan ketika Tasyahud Awal, yaitu Wajibkah membaca Sholawat ketika Tasyahud Awal? Dan bagaimana orang yang lupa TASYAHUD AWAL, silakan klik tautan berikut ini: https://nasihatsahabat.com/hukum-membaca-sholawat-ketika-Tasyahud-awal-dan-orang-yang-lupa-melakukan-Tasyahud-awal/
B. Tata cara Duduk ketika Tasyahud Akhir dalam Sholat
1. Duduk Tasyahud Akhir termasuk rukun sholat, sehingga TIDAK BOLEH ditinggalkan dalam keadaan apapun.
2. Cara duduk Tasyahud Akhir ada dua:
2a. Jika sholat yang dikerjakan hanya memiliki satu Tasyahud, seperti Sholat Subuh, Sholat Witir maka duduk Tasyahud Akhir, maka duduk dilakukan dengan posisi Iftirosy. Tata caranya sama seperti duduk di antara dua sujud. Ini adalah pendapat Imam Ahmad berdasarkan hadis Wail bin Hujr, ketika menceritakan cara sholat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
فلما قعد للتشهد؛ فرش رجله اليسرى، ثم قعد عليها،… ثم عقد أصابعه، وجعل حلقة بالإبهام والوسطى، ثم جعل يدعو بالأخرى.
“Ketika beliau duduk Tasyahud, beliau membentangkan kaki kiri lalu mendudukinya…, dan beliau mengepalkan jari-jarinya, membuat lingkaran antara jempol dengan jari tengah, kemudian beliau berdoa.” (HR. Nasai dan dishahihkan Al-Albani)
Kalimat “Kemudian beliau berdoa” menunjukkan bahwa itu dilakukan ketika Tasyahud Akhir. Dan sebagian ulama menjelaskan bahwa itu terjadi ketika Sholat Subuh.
2b. Jika sholat yang dikerjakan memiliki dua Tasyahud, seperti Sholat Dzuhur, atau sholat wajib empat rakaat lainnya atau Sholat Maghrib, maka duduk Tasyahud Akhir dilakukan dengan posisi Tawaruk (HR. Bukhari).
3. Cara duduk Tawaruk:
3a. Pantat diletakkan di tanah, telapak kaki kanan ditegakkan dan telapak kaki kiri berada di bawah kaki kanan.
Abu Humaid menceritakan cara sholat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
وَإِذَا جَلَسَ فِي الرَّكْعَةِ الآخِرَةِ قَدَّمَ رِجْلَهُ اليُسْرَى، وَنَصَبَ الأُخْرَى وَقَعَدَ عَلَى مَقْعَدَتِهِ
“Jika beliau duduk di rakaat akhir, beliau majukan kaki kiri dan beliau tegakkan telapak kaki kanan, dan beliau duduk di tanah.” (HR. Bukhari)
3b. Pantat diletakkan di tanah, telapak kaki kanan dibentangkan, dan telapak kaki kiri di atas kaki kanan. Cara kedua ini kadang-kadang dilakukan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. berdasarkan keterangan dalam hadis dari Zubair bin Awam radhiyallahu ‘anhu:
كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَعَدَ فِي الصَّلَاةِ، جَعَلَ قَدَمَهُ الْيُسْرَى بَيْنَ فَخِذِهِ وَسَاقِهِ، وَفَرَشَ قَدَمَهُ الْيُمْنَى
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila duduk (Tasyahud Akhir) dalam sholat, beliau posisikan telapak kaki kiri antara paha dan betis kanan, dan beliau bentangkan telapak kaki kanan.” (HR. Muslim).
4. Kedua tangan berada di atas paha, dan posisi siku tidak melebar melebihi paha. Sebagaiman disebutkan dalam hadis dari Wail bin Hujr yang diriwayatkan Abu Daud dan lainnya.
5. Dianjurkan mengisyaratkan jari telunjuk tangan kanan ke arah Kiblat DARI AWAL duduk Tasyahud. Karena isyarat jari telunjuk tersebut dilakukan mengiringi doa yang dibaca ketika Tasyahud.
6. Dianjurkan mengarahkan pandangan ke arah isyarat telunjuk. Berdasarkan keterangan dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma ketika menceritakan cara sholat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
وَأَشَارَ بِأُصْبُعِهِ الَّتِي تَلِي الْإِبْهَامَ فِي الْقِبْلَةِ، وَرَمَى بِبَصَرِهِ إِلَيْهَا
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berisyarat dengan jari telunjuknya ke arah Kiblat, dan beliau mengarahkan pandangannya ke arah jarinya.” (HR. Nasai dan dishahihkan Al-Albani)
7. Cara mengacungkan jari telunjuk, sama dengan mengacungkan jari telunjuk ketika Tasyahud awal.
8. Catatan: Tidak ada anjuran untuk memiringkan kepala. Karena itu, secara sengaja memiringkan kepala ketika Tasyahud Akhir, termasuk kekeliruan ketika Tasyahud. Berbeda jika kepala miring ini terjadi karena pengaruh posisi tubuh yang tidak simetris seimbang.
Sumber Rujukan:
Muhammad Abduh Tuasikal dalam tulisan berjudul: Sifat Sholat Nabi [13]: Cara Duduk Tasyahud Awal dan Akhir di https://rumaysho.com/7661-sifat-sholat-nabi-13-cara-duduk-Tasyahud-Awal-dan-akhir.html
Ustadz Kholid Syamhudi, Lc. dalam tulisan berjudul: Duduk Tahiyat Terakhir, Posisinya Bagaimana Ya di https://konsultasisyariah.com/2162-duduk-tahiyat-terakhir.html
https://carasholat.com/413-cara-Tasyahud-awal-dalam-sholat-video-tutorial.html
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ DENGAN DALIH TOLERANSI, JANGAN SAMPAI KITA KEBABLASAN Dengan dalih toleransi, jangan sampai kita kebablasan.…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ BOLEH TOLERANSI, TAPI JANGAN KEBABLASAN Boleh toleransi, tapi jangan kebablasan. Tidak sedikit orang…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ BOLEH DAN TIDAK BOLEH TERHADAP NON-MUSLIM (TAUTAN e-BOOK) Agar toleransi tidak kebablasan, cobalah…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ LIMA PRINSIP RUMAH TANGGA ISLAMI (E-BOOK) Islam agama yang sempurna. Maka pasti ada…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ KABAR GEMBIRA BAGI YANG TELAH MENYESALI DOSANYA (e-BOOK) Oleh: Ustadz: Dr. Abu Hafizhah…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ SAFAR WANITA TANPA MAHRAM DIBOLEHKAN DENGAN KETENTUAN DAN SYARAT, BENARKAH? Asalnya, Safar Wanita…