SESUNGGUHNYA NATAL ADALAH PELUANG BAGUS UNTUK MENDAKWAHI KAUM NASRANI
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
SESUNGGUHNYA NATAL ADALAH PELUANG BAGUS UNTUK MENDAKWAHI KAUM NASRANI
>> Jika Natal Tiba, Ada Peluang Besar Untuk Mendakwahi Umat Kristen
Ketika Desember tiba, seperti biasa ada hiruk pikuk umat Kristen merayakan Natal. Anehnya, sebagian Muslim pun ikut-ikutan ‘heboh’ dengan pernak-pernik Natal dan mengucapkan Selamat Natal.
Padahal di hari-hari inilah terdapat salah satu peluang dakwah yang sangat besar bagi umat Islam terhadap orang Kristen, yaitu dengan mengajak mereka memikirkan fakta-fakta berikut ini:
Di hati kecil umat Kristen meyakini, bahwa Yesus itu adalah manusia dan bukan Tuhan yang patut disembah. Buktinya mereka meyakini, beliau adalah seseorang yang dilahirkan, bahkan mereka merayakan hari kelahirannya.
Dan beliau sendiri telah menegaskan, bahwa beliau adalah seorang yang dilahirkan, yang kelak akan mati dan dibangkitkan kembali di Hari Kiamat.
“Dan kesejahteraan dilimpahkan kepadaku, pada hari kelahiranku, pada hari wafatku, dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali.” [QS. Maryam: 33]
Logikanya, apabila Yesus dilahirkan, maka beliau adalah manusia yang diciptakan dan BUKAN Pencipta. Sedang yang patut disembah hanyalah Sang Pencipta.
Dan apabila beliau dilahirkan, maka beliau butuh terhadap Tuhan yang sebenarnya untuk menjadikannya lahir melalui rahim seorang ibu. Sebagaimana beliau juga butuh kepada-Nya untuk memberi beliau makan. Sama dengan manusia lainnya yang juga makan makanan.
Karena beliau adalah manusia dan bukan Tuhan, maka beliau pun tidak mampu menimpakan bahaya dan memberi manfaat. Renungkanlah dua ayat dalam surat Al-Maidah berikut ini:
“Al-Masih putra Maryam itu hanyalah seorang rasul, yang sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa rasul. Dan ibunya seorang yang sangat benar. Kedua-duanya biasa memakan makanan. Perhatikan bagaimana Kami menjelaskan kepada mereka (Ahli Kitab) tanda-tanda kekuasaan (Kami), kemudian perhatikanlah bagaimana mereka berpaling.
Katakanlah: Mengapa kalian menyembah selain Allah, sesuatu yang tidak dapat memberi mudarat kepada kalian, dan tidak (pula) memberi manfaat? Dan Allah-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” [QS. Al-Maidah: 75-76]
Fakta bahwa umat Kristen meyakini Yesus adalah seseorang yang dilahirkan, dan sebelum kelahirannya dunia telah ada, serta umat manusia telah hidup sekian lama. Kalau begitu, siapakah Tuhan yang menciptakan dunia dan isinya sebelum kelahiran Yesus? Siapakah Tuhan yang patut disembah manusia sebelum kelahiran Yesus?
Jawabannya tentu bukan Yesus, karena ketika itu beliau belum lahir dan belum dikenal. Maka TIDAK patut menyembah beliau. Yang patut disembah adalah Tuhan yang menciptakan beliau dan seluruh makhluk.
“Dan mereka menjadikan Sesembahan-sesembahan selain daripada-Nya (untuk disembah), yang tidak mampu menciptakan apa pun. Bahkan Sesembahan-sesembahan itu sendiri adalah makhluk yang diciptakan, dan tidak kuasa untuk (menolak) sesuatu kemudaratan dari dirinya, dan tidak kuasa pula memberikan sesuatu kemanfaatan pun, dan (juga) tidak kuasa mematikan dan menghidupkan, dan tidak (pula) membangkitkan.” [QS. Al-Furqon: 3]
Apabila mereka mengatakan bahwa Yesus patut disembah walau beliau manusia yang dilahirkan, tapi beliau bukan manusia biasa. Buktinya beliau lahir dari seorang perawan suci tanpa bapak dan tanpa ada seorang lelaki pun yang menggaulinya.
Jawabannya sederhana tapi dahsyat, yaitu: Kalau itu alasannya, maka Nabi Adam ‘alaihissalaam lebih patut untuk disembah, sebab beliau diciptakan ke dunia bukan saja tanpa bapak, tetapi juga tanpa ibu.
“Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: “Jadilah” (seorang manusia), maka jadilah dia.” [QS. Ali Imran: 59]
Katakan juga kepada mereka, kapankah Yesus pernah mengatakan Akulah Tuhan Sang Pencipta yang patut disembah. Niscaya mereka tidak akan mendapatkan satu ayat atau sebuah bukti pun di dalam kitab mereka.
Dan inilah salah satu tanda kekuasaan Allah yang tersisa dalam kitab mereka, yaitu meski mereka telah menambah dan mengurangi kitab Injil yang Allah turunkan, tapi mereka tidak berhasil menambah satu atau setengah ayat pun yang tegas menyatakan, bahwa Yesus mengaku sebagai Tuhan yang pantas disembah.