بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

SEPULUH BAHAYA HASAD

Setidaknya hasad memiliki sepuluh bahaya, di antaranya sebagai berikut:

Pertama: Membenci segala sesuatu yang telah Allah takdirkan. Orang yang tidak suka dengan nikmat Allah yang ada pada orang lain, berarti dia membenci takdir Allah dan menentang takdir Allah.

Kedua: Hasad akan menghapus kebaikan-kebaikan seperti api yang membakar habis kayu. Umumnya orang yang hasad akan berbuat zalim kepada orang yang tidak dia sukai dengan menyebut kejelekan-kejelekannya, mengajak orang lain untuk membencinya, merendahkan kehormatannya, dan perbuatan jelek lainnya. Ini semua merupakan di antara dosa besar yang bisa menghapus amal kebaikan.

Ketiga: Orang yang hasad di dalam hatinya akan dipenuhi penyesalan dan api yang berkobar melahap hatinya, sehingga menimbulkan kesengsaraan batin. Setiap dia melihat nikmat Allah pada orang lain, maka dia akan semakin sedih dan sempit dadanya. Dia akan selalu mengawasi orang yang tidak dia sukai. Dan setiap kali bertambah nikmat yang ada pada orang tersebut, maka bertambah pula kesedihannya dan semakin sempit dadanya.

Keempat: Orang yang hasad menyerupai sifat orang Yahudi. Barang siapa yang memiliki sifat orang kafir, maka dia menjadi bagian dari mereka dalam sifat tersebut, karena Nabi ﷺ bersabda:

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

“Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk dari mereka.” [HR. Abu Daud, Hasan]

Kelima: Sebesar apapun hasad seseorang terhadap orang lain, maka tidak mungkin akan bisa menghilangkan nikmat yang telah Allah ﷻ berikan kepada orang tersebut. Jika kondisi tersebut tidak mungkin, mengapa masih ada hasad dalam hati?

Keenam: Hasad bertentangan dengan kesempurnaan iman, karena Nabi ﷺ bersabda:

لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ

“Salah seorang di antara kalian tidaklah akan beriman dengan sempurna, hingga menginginkan untuk saudaranya, hal-hal yang dia inginkan untuk dirinya sendiri.” [HR. Bukhari dan Muslim]

Konsekuensi dari hadis ini adalah, semestinya engkau tidak suka apabila hilang nikmat Allah yang ada pada saudaramu. Jika engkau tidak merasa sedih dengan hilangnya nikmat Allah yang ada pada saudaramu, maka engkau belum menginginkan untuk saudaramu, sebagaimana yang engkau inginkan untuk dirimu sendiri. Yang seperti ini bertentangan dengan kesempurnaan iman.

Ketujuh; Hasad menyebabkan seorang hamba meninggalkan berdoa kepada Allah. Engkau akan mendapatinya terus memikirkan nimat yang Allah karuniakan kepada orang lain. Pada akhirnya dia pun tidak meminta karunia kepada Allah, padahal Allah ﷻ berfirman:

وَلاَ تَتَمَنَّوْاْ مَا فَضَّلَ اللّهُ بِهِ بَعْضَكُمْ عَلَى بَعْضٍ لِّلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِّمَّا اكْتَسَبُواْ وَلِلنِّسَاء نَصِيبٌ مِّمَّا اكْتَسَبْنَ وَاسْأَلُواْ اللّهَ مِن فَضْلِهِ

“Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu, lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan. Dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya.” [QS. An Nisaa’: 32]

Kedelapan: Hasad akan menyebabkan seseorang meremehkan nimat Allah yang ada pada dirinya sendiri. Orang yang hasad akan melihat, bahwa dirinya tidak mendapat nikmat, sedangkan orang yang dia benci mendapat nikmat yang lebih besar darinya. Maka ketika itu dia sedang merendahkan nikmat Allah yang ada pada dirinya dan tidak mensyukurinya.

Kesembilan: Hasad adalah akhlak tercela. Orang yang hasad akan menyelidiki nikmat Allah yang ada pada orang lain di lingkungan masyarakat sekitarnya. Dia akan berusaha menjauhkan antara orang yang dia benci dengan orang lain di sekitarnya dengan merendahkannya, meremehkan kebaikan yang dia lakukan, dan sebagainya.

Kesepuluh: Orang yang hasad pada umumnya akan menzalimi orang lain yang dia benci. Maka ketika itu, orang yang dia benci akan mengambil kebaikan yang ada pada dirinya.

Referensi: Kitaabul ‘Ilmi karya Syaikh Muhammad bin Shalih al ‘Utsaimin rahimahullah

 

Penulis: Adika Mianoki
Artikel: Muslim.or.id
Sumber: https://Muslim.or.id/59061-dahsyatnya-bahaya-hasad.html

══════

Mari sebarkan dakwah sunnah dan meraih pahala. Ayo di-share ke kerabat dan sahabat terdekat! Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp: +61 405 133 434 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Email: nasihatsahabatcom@gmail.com
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat

Admin Nasihat Sahabat

Artikel Terbaru

DENGAN DALIH TOLERANSI, JANGAN SAMPAI KITA KEBABLASAN

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ DENGAN DALIH TOLERANSI, JANGAN SAMPAI KITA KEBABLASAN Dengan dalih toleransi, jangan sampai kita kebablasan.…

3 months lalu

BOLEH TOLERANSI, TAPI JANGAN KEBABLASAN

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ   BOLEH TOLERANSI, TAPI JANGAN KEBABLASAN Boleh toleransi, tapi jangan kebablasan. Tidak sedikit orang…

3 months lalu

BOLEH DAN TIDAK BOLEH TERHADAP NON-MUSLIM (TAUTAN e-BOOK)

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ   BOLEH DAN TIDAK BOLEH TERHADAP NON-MUSLIM (TAUTAN e-BOOK) Agar toleransi tidak kebablasan, cobalah…

3 months lalu

LIMA PRINSIP RUMAH TANGGA ISLAMI (E-BOOK)

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ   LIMA PRINSIP RUMAH TANGGA ISLAMI (E-BOOK) Islam agama yang sempurna. Maka pasti ada…

3 months lalu

KABAR GEMBIRA BAGI YANG TELAH MENYESALI DOSANYA (e-BOOK)

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ   KABAR GEMBIRA BAGI YANG TELAH MENYESALI DOSANYA (e-BOOK) Oleh: Ustadz: Dr. Abu Hafizhah…

3 months lalu

SAFAR WANITA TANPA MAHRAM DIBOLEHKAN DENGAN KETENTUAN DAN SYARAT, BENARKAH?

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ   SAFAR WANITA TANPA MAHRAM DIBOLEHKAN DENGAN KETENTUAN DAN SYARAT, BENARKAH? Asalnya, Safar Wanita…

4 months lalu