“…Jika sesuatu menimpamu, maka janganlah mengatakan: ‘Seandainya aku berbuat demikian, pastilah tidak akan begini atau begitu’.’ Tetapi ucapkanlah: ‘Ini sudah ditakdirkan oleh Allah, dan apa yang dikehendaki-Nya pasti terjadi.” [HR. Muslim (no. 2664)]
Ibnu Hajar rahimahullah berkata:
“Sudah menjadi pendapat salaf seluruhnya bahwa seluruh perkara semuanya dengan takdir Allah taala.” [Fat-hul Baari, (XI/287) lihat, Syarh Ushuul I’tiqaad Ahlis Sunnah wal Jamaaah, al-Lalika-i, (III/534-538), di mana dia menukil Ijmak atas hal itu dari sejumlah besar kaum salaf, dan lihat, Majmuu’ul Fataawaa, (VIII/449, 452, 459)]
Antarah berkata:
“Wahai tetumbuhan, ke mana aku akan lari dari kematian, jika Rabb-ku di langit telah menentukannya?” [Diiwaan ‘Antarah, hal. 74]
Suwaid bin Abu Kahil berkata:
Yang Maha Pemurah, dan segala puji untuk-Nya,
Telah menuliskan keluasan akhlak pada kami, begitu juga kebengkokannya.” [Al-Mufadh-dhaliyyaat, al-Mufadh-dhal adh-Dhabi, hal. 197]
Al-Mutsaqqib al-‘Abdi berkata:
Aku yakin jika Rabb menghendaki,
Bahwasanya kekuatan dan tujuan-Nya akan sampai kepadaku.” [Al-Mufadhdhaliyyaat, hal. 151]
Zuhair berkata:
Jangan menyembunyikan kepada Allah apa yang ada dalam jiwa kalian agar tersembunyi,
Dan meskipun disembunyikan, Allah tetap mengetahuinya.,
Dia menunda, lalu diletakkan dalam kitab untuk disimpan bagi hari Penghisaban, atau disegerakan untuk diberi balasan” [Syarh Diiwaan Zuhair bin Abi Sulma, hal. 25]