بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
SELAMAT NATAL ARTINYA SELAMAT BERIBADAH KEPADA SALIB. PATUTKAH SEORANG MUSLIM MENGUCAPKANNYA?
Al-Imam Al-‘Allamah Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata:
وَهُوَ بِمَنْزِلَةِ أَنْ يُهَنِّئَهُ بِسُجُودِهِ لِلصَّلِيبِ، بَلْ ذَلِكَ أَعْظَمُ إِثْمًا عِنْدَ اللَّهِ وَأَشَدُّ مَقْتًا مِنَ التَّهْنِئَةِ بِشُرْبِ الْخَمْرِ وَقَتْلِ النَّفْسِ وَارْتِكَابِ الْفَرْجِ الْحَرَامِ وَنَحْوِهِ.وَكَثِيرٌ مِمَّنْ لَا قَدْرَ لِلدِّينِ عِنْدَهُ يَقَعُ فِي ذَلِكَ، وَلَا يَدْرِي قُبْحَ مَا فَعَلَ، فَمَنْ هَنَّأَ عَبْدًا بِمَعْصِيَةٍ أَوْ بِدْعَةٍ أَوْ كُفْرٍ فَقَدْ تَعَرَّضَ لِمَقْتِ اللَّهِ وَسَخَطِهِ
“MENGUCAPKAN SELAMAT NATAL kepada orang Nasrani sama saja dengan mengucapkan SELAMAT ATAS SUJUDNYA KEPADA SALIB. Maka itu lebih besar dosanya dan kemurkaannya di sisi Allah, daripada mengucapkan Selamat Minum Khamar, Membunuh Jiwa, Berzina dan yang semisalnya.
Dan banyak orang yang tidak memiliki pemuliaan terhadap agama (Islam) melakukan hal tersebut, sedang ia tidak mengetahui kejelekan perbuatannya itu. Padahal siapa yang mengucapkan Selamat terhadap seseorang karena satu kemaksiatan, kebid’ahan atau kekafiran, maka sungguh ia telah MENGANTARKAN DIRINYA KEPADA KEMURKAAN DAN KEMARAHAN ALLAH.” [Ahkaam Ahli Dzimmah, 3/441]
Di Antara Dalil Kufurnya dan Haramnya Mengucapkan Selamat Natal adalah Kesepakatan (Ijma’) Ulama
Al-Imam Al-‘Allamah Ibnul Qoyyim rahimahullah juga berkata:
وَأَمَّا التَّهْنِئَةُ بِشَعَائِرِ الْكُفْرِ الْمُخْتَصَّةِ بِهِ فَحَرَامٌ بِالِاتِّفَاقِ مِثْلَ أَنْ يُهَنِّئَهُمْ بِأَعْيَادِهِمْ وَصَوْمِهِمْ، فَيَقُولَ: عِيدٌ مُبَارَكٌ عَلَيْكَ، أَوْ تَهْنَأُ بِهَذَا الْعِيدِ، وَنَحْوَهُ، فَهَذَا إِنْ سَلِمَ قَائِلُهُ مِنَ الْكُفْرِ فَهُوَ مِنَ الْمُحَرَّمَاتِ
“Adapun mengucapkan Selamat terhadap simbol-simbol kekafiran yang merupakan ciri khususnya, maka hukumnya HARAM berdasarkan kesepakatan ulama. Seperti seseorang mengucapkan Selamat terhadap hari raya orang-orang kafir dan puasa mereka. Contohnya ia mengatakan: “Semoga Hari Raya ini menjadi berkah bagimu”, atau “Semoga engkau bahagia dengan Hari Raya ini”, dan yang semisalnya. Maka dengan sebab ucapannya ini, andai ia selamat dari kekafiran, maka ia tidak akan lepas dari perbuatan yang haram.” [Ahkaam Ahli Dzimmah, 1/441]
Penulis: Al-Ustadz Sofyan Chalid Ruray hafizhahullah
Sumber: https://www.facebook.com/sofyanruray.info/posts/721419398007545
Baca Selengkapnya:
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ LUPAKANLAH KESALAHAN ORANG LAIN Ibnul Jauzi rahimahullahu mengatakan: ﻣﺎ ﻳﺰﺍﻝ ﺍﻟﺘﻐﺎﻓﻞ ﻋﻦ…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ MEMEROLEH KESELAMATAN & KETENANGAN HIDUP DENGAN SIFAT TAGHAFUL Taghaful secara bahasa artinya…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ NASIHAT ASY-SYAIKH MUNIR AS-SA'DI HAFIZHAHULLAH UNTUK PARA SUAMI >> Sifat At-Taghaful Asy-Syaikh…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ KESELAMATAN DAN KETENANGAN HIDUP DENGAN SIFAT TAGHAFUL Imam Ahmad rahimahullah mengatakan: العافيةُ…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ PERNAHKAH? “Seringkali kita menangis saat meminta agar Allah mengangkat penyakit kita. Namun pernahkah…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ KEBINASAAN AKIBAT MENGHALALKAN LIMA PERKARA Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu, ia berkata,…