SEKILAS TENTANG KITAB BARZANJI DAN KEBERADAANNYA DI KALANGAN KAUM MUSLIMIN

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمِ

#StopBidah

SEKILAS TENTANG KITAB BARZANJI DAN KEBERADAANNYA DI KALANGAN KAUM MUSLIMIN

Keberadaan Kitab Barzanji di Kalangan Kaum Muslimin
Kitab ‘Iqdul Jauhar Fi Maulid an-Nabiyyi al-Azhar’ atau yang terkenal dengan nama Maulid Barzanji, adalah sebuah kitab yang sangat populer di kalangan dunia Islam, demikian juga di negara kita Indonesia, terutama di kalangan para santri dan pondok-pondok pesantren.
Maka tidak mengherankan jika di setiap rumah mereka terdapat kitab Barzanji ini. Bahkan sebagian di antara mereka sudah menghafalnya. Sudah menjadi ritual di antara mereka untuk membacanya setiap malam Senin, karena meyakini adanya keutamaan dalam membacanya pada malam hari kelahiran Nabi Muhammad ﷺ. Ada juga yang membacanya setiap malam Jumat karena mengharap keberkahan malam hari tersebut. Ada juga yang membacanya setiap bulan sekali, dan ada juga pembacaan Maulid Barzanji ini pada hari menjelang kelahiran sang bayi, atau pada hari dicukur rambutnya. Sudah kita ketahui, bahwa mereka beramai-ramai membacanya dengan berjamaah, kemudian berdiri ketika dibacakan detik-detik kelahiran beliau ﷺ. Hal ini mereka lakukan pada perayaan Maulid beliau ﷺ pada 12 Rabi’ul Awwal. Mereka meyakini, bahwa dengan membaca Barzanji ini mereka telah mengenang dan memuliakan Nabi Muhammad ﷺ, sehingga mereka akan memperoleh ketentraman, kedamaian dan keberkahan yang melimpah. Demikianlah cara mereka untuk mewujudkan cinta sejati mereka kepada Rasulullah ﷺ.
Kandungan Kitab Barzanji
Kitab ini mengandung sejarah dan perjalanan hidup Rasulullah ﷺ secara singkat, mulai sejak beliau ﷺ lahir, diangkat menjadi rasul, peristiwa hijrah dan pada peperangan, hingga wafat beliau ﷺ. Namun dalam penyajiannya dipenuhi dengan lafal-lafal ghuluw dan pujian-pujian yang melampaui batas kepada beliau ﷺ, terlebih ketika dibacakan masa-masa menjelang kelahiran beliau ﷺ. Disebutkan, bahwasanya binatang melata milik orang Quraisy sibuk memperbincangkan kelahiran beliau ﷺ dengan bahasa Arab yang fasih’, bahwa Asiah, Maryam binti Imran dan bidadari-bidadari dari Surga mendatangi ibu Nabi ﷺ yakni Aminah menjelang kelahiran beliau. Tanaman yang dulu kering menjadi tumbuh dan bersemi kembali setelah beliau ﷺ lahir, dan masih banyak lagi kemungkaran dalan Barzanji ini. Bahkan Rasulullah ﷺ diberikan sebagian hak Rububiyah yang tidak layak diberikan kecuali hanya kepada Allah ﷻ semata. Semua ini muncul karena sikap ghuluw atau ifrath dari kelompok yang mengaku cinta kepada Rasulullah ﷺ. Padahal, sikap ghuluw adalah sikap yang tercela dalam agama Islam dan merupakan sebab penyimpangan dan jauhnya kaum Muslimin dari kebenaran yang sebelumnya telah menghancurkan umat pendahulu kita. Allah Azza wa Jalla berfirman:
يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لَا تَغْلُوا فِي دِينِكُمْ وَلَا تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ إِلَّا الْحَقَّ
“Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar”. [An-Nisa/4 : 171]
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
إِيَّاكُمْ وَاْلغُلُوُّ فَإِنَّمَا أَهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ اْلغُلُوُّ
“Jauhilah sikap berlebih-lebihan, karena orang-orang sebelum kalian hancur binasa karena sikap berlebihan”. [HR Muslim]
Kitab Barzanji ini serta kitab-kitab yang semisalnya seperti Maulid Diba’i dan al Burdah, dijadikan pegangan oleh para Penyembah Kubur dan pemuja para wali dan Habib dalam rangka mengenang dan membela pribadi Rasulullah ﷺ yang mulia. Hal ini telah dikatakan oleh pendahulu mereka, seorang tokoh Quburi (Pengagum Kubur) yang hidup semasa dengan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah, yaitu Nuruddin Ali bin Ya’kub yang terkenal dengan nama al Bakri (673-724 H). Dia berkata: “Aku sungguh khawatir atas mayoritas penduduk negeri ini (keburukan akan menimpa mereka), dengan sebab mereka enggan untuk membela Rasulullah ﷺ“. Inilah dalih yang menjadi sandaran untuk membenarkan kebid’ahan mereka.
Sedangkan pernyataan ini telah dikupas dan dibantah oleh Syaikhul Islam dalam kitabnya Al Istighatsah Fi Ar-Radi ‘Alal Bakri. Begitulah dalih mereka sejak dahulu hingga sekarang dalam mengadakan acara Maulid dan membaca Barzanji atau semisalnya. Mereka membela pribadi Rasulullah ﷺ dengan menganggap, bahwa kaum Wahabi tidak cinta kepada Rasulullah ﷺ. Jelas hal ini merupakan KEDUSTAAN YANG BESAR atas Ahlus Sunnah Wal Jama’ah, karena Ahlus sunnah Wal Jama’ah adalah orang yang paling cinta kepada Rasulullah ﷺ, namun kecintaan mereka berada di antara ifrath (ghuluw) dan tafrith (meremehkan).
Dalam buku Maulid Barzanji ini tidak dijumpai satu ayat pun dari Alquran dan juga tidak terdapat satu kalimat pun dari sabda Rasulullah ﷺ. Yang ada hanyalah sirah atau sejarah perjalanan hidup beliau ﷺ yang tersaji dalam untaian-untaian puisi sebagai sanjungan kepada Rasulullah ﷺ.
Kalau kita renungkan mengapa kaum Muslimin negeri kita sangat cinta membaca kitab Barzanji ini, mungkin di antara jawabannya adalah, bahwa mereka hanya mengikuti tradisi dari pendahulu-pendahulu mereka, sehingga mereka taklid buta dalam hal ini.
Padahal mencintai Rasulullah ﷺ BUKAN dengan membaca kitab Barzanji, tetapi dengan mewujudkan Syahadat “Anna Muhammadan Rasulullah” dengan konsekuensi membenarkan beritanya, menaati perintahnya, menjauhi larangannya, dan tidak beribadah kepada Allah Azza wa Jalla melainkan dengan yang disyariatkan beliau ﷺ. Inilah cinta sejati kepada Rasulullah ﷺ, yakni dengan merealisasikan mutaba’ah (keteladanan) kepada beliau ﷺ yang mulia, dan menerapkankan Sunnah beliau ﷺ dalam kehidupan sehari-hari.
Kitab Maulid Barzanji ternyata dipenuhi dengan kemungkaran akidah di dalamnya. Dan tidak selayaknya kaum Muslimin asyik membacanya dalam keadaan apapun, apalagi sebagian besar di antara mereka tidak memahami apa yang mereka baca.
Perayaan Maulid Nabi ﷺ tidak disyariatkan dalam agama kita, bahkan termasuk perbuatan bid’ah. Maka ajakan kami hendaknya kaum Muslimin semuanya kembali kepada ajaran Islam yang murni dengan berpegang kepada Alquran dan Sunnah di atas pemahaman Salaful Ummah dan istiqamah hingga wafat menjemput kita.
Semoga Allah Azza wa Jalla rida terhadap kita.

══════

Mari sebarkan dakwah sunnah dan meraih pahala. Ayo di-share ke kerabat dan sahabat terdekat..!
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 (450) 134 878 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Email: nasihatsahabatcom@gmail.com
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: @NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat

Admin Nasihat Sahabat

Artikel Terbaru

DENGAN DALIH TOLERANSI, JANGAN SAMPAI KITA KEBABLASAN

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ DENGAN DALIH TOLERANSI, JANGAN SAMPAI KITA KEBABLASAN Dengan dalih toleransi, jangan sampai kita kebablasan.…

3 months lalu

BOLEH TOLERANSI, TAPI JANGAN KEBABLASAN

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ   BOLEH TOLERANSI, TAPI JANGAN KEBABLASAN Boleh toleransi, tapi jangan kebablasan. Tidak sedikit orang…

3 months lalu

BOLEH DAN TIDAK BOLEH TERHADAP NON-MUSLIM (TAUTAN e-BOOK)

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ   BOLEH DAN TIDAK BOLEH TERHADAP NON-MUSLIM (TAUTAN e-BOOK) Agar toleransi tidak kebablasan, cobalah…

3 months lalu

LIMA PRINSIP RUMAH TANGGA ISLAMI (E-BOOK)

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ   LIMA PRINSIP RUMAH TANGGA ISLAMI (E-BOOK) Islam agama yang sempurna. Maka pasti ada…

3 months lalu

KABAR GEMBIRA BAGI YANG TELAH MENYESALI DOSANYA (e-BOOK)

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ   KABAR GEMBIRA BAGI YANG TELAH MENYESALI DOSANYA (e-BOOK) Oleh: Ustadz: Dr. Abu Hafizhah…

3 months lalu

SAFAR WANITA TANPA MAHRAM DIBOLEHKAN DENGAN KETENTUAN DAN SYARAT, BENARKAH?

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ   SAFAR WANITA TANPA MAHRAM DIBOLEHKAN DENGAN KETENTUAN DAN SYARAT, BENARKAH? Asalnya, Safar Wanita…

4 months lalu