“Sedekah tidaklah mengurangi harta.” [HR. Muslim no. 2558, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu]
Makna hadis di atas sebagaimana dijelaskan oleh Yahya bin Syarf An Nawawi rahimahullah ada dua penafsiran:
1. Harta tersebut akan diberkahi dan akan dihilangkan berbagai dampak bahaya padanya. Kekurangan harta tersebut akan ditutup dengan keberkahannya. Ini bisa dirasakan secara indrawi dan kebiasaan.
2. Walaupun secara bentuk harta tersebut berkurang, namun kekurangan tadi akan ditutup dengan pahala di sisi Allah dan akan terus ditambah dengan kelipatan yang amat banyak. [Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 16/141]
Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin rahimahullah menerangkan hadis di atas dengan mengatakan:
“Nabi ﷺ tidaklah mengucapkan sesuatu berdasarkan hawa nafsunya semata. Beliau ﷺ bersabda: “Sedekah tidaklah mungkin mengurangi harta”. Kalau dilihat dari sisi jumlah, harta tersebut mungkin saja berkurang. Namun kalau kita lihat dari hakikat dan keberkahannya justru malah bertambah. Boleh jadi kita bersedekah dengan 10 Riyal, lalu Allah beri ganti dengan 100 Riyal. Sebagaimana Allah ta’ala berfirman:
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” [QS. Al Baqarah: 26]
Demikian penjelasan sangat menarik dari Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah [Lihat Syarh Riyadhis Sholihin, Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin, 2/342, Darul Kutub Al ‘Ilmiyyah, cetakan ketiga, 1424 H]