Akidah & Tauhid

SEBANYAK APAPUN PENDAPATAN MANUSIA, DIA TIDAK AKAN MAMPU MELAMPAUI JATAH REZEKINYA

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
SEBANYAK APAPUN PENDAPATAN MANUSIA, DIA TIDAK AKAN MAMPU MELAMPAUI JATAH REZEKINYA
Saat ini, setiap saat, setiap waktu, mungkin ada saja yang membuat hati kita risau, gusar, atau galau dengan kehidupan kita di dunia ini. Bisa jadi kita merasa, kitalah yang hidupnya paling susah di dunia ini. Padahal kenyataannya, bisa jadi di luar sana lebih banyak lagi orang yang kehidupannya lebih susah dari kehidupan kita.
Apakah “Rezeki” Itu?
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah menjelaskan:
”Rezeki adalah segala sesuatu yang bermanfaat bagi manusia. Rezeki itu ada dua macam, yaitu rezeki yang bermanfaat untuk badan, dan rezeki yang bermanfaat untuk agama. Rezeki yang bermanfaat untuk badan seperti makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal, kendaraan, dan yang sejenisnya. Adapun rezeki yang bermanfaat untuk agama, yaitu ilmu dan iman.” [Syarh Al-Arba’in An-Nawawiyyah, hal. 101-102]
Banyak di antara kita yang risau dengan rezeki jenis pertama. Kita risau ketika penghasilan sangat tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan. Yang kita pikirkan setiap saat dan setiap waktu adalah, bagaimana kita bisa memiliki penghasilan tambahan?
Rezeki selalu kita identikkkan dengan uang, uang, dan uang. Padahal kesehatan adalah rezeki. Bisa bernapas adalah rezeki. Dan demikian seterusnya untuk nikmat-nikmat yang lain.
Allah ﷻ Telah Menetapkan Rezeki Atas Setiap Diri Kita
Jika memang yang menjadi kegelisahan kita adalah rezeki jenis pertama, yaitu rezeki yang bermanfaat untuk badan, maka perlu kita ketahui, bahwa Allah-lah yang akan memberikan rezeki itu semuanya kepada kita.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin rahimahullah juga menjelaskan, dalil yang menunjukkan bahwa Allah-lah yang memberikan rezeki kepada kita itu sangat banyak, baik dalil dari Alquran, hadis, maupun akal.
Di antara dalil Alquran yang menunjukkan hal ini adalah firman Allah ﷻ:
إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ
”Sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Pemberi Rezeki, Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh.” [QS. Adz-Dzariyat 51: 58]
Allah ﷻ juga berfirman:
قُلْ مَنْ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ قُلِ اللَّهُ
”Katakanlah, ’Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan dari bumi?’ Katakanlah, ’Allah’.” [QS. Saba’ 34: 24]
Di ayat yang lain lagi Allah ﷻ berfirman:
قُلْ مَنْ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ أَمَّنْ يَمْلِكُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَمَنْ يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَيُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ وَمَنْ يُدَبِّرُ الْأَمْرَ فَسَيَقُولُونَ اللَّهُ فَقُلْ أَفَلَا تَتَّقُونَ
”Katakanlah, ’Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi? Atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan? Dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati, dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup? Dan siapakah yang mengatur segala urusan?’ Maka mereka semuanya akan menjawab, ’Allah’.” [QS. Yunus 10: 31]
Sedangkan di antara dalil dari As-Sunnah adalah sabda Rasulullah ﷺ:
ثُمَّ يُرْسَلُ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيهِ الرُّوحَ وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِىٌّ أَوْ سَعِيدٌ
”Kemudian diutuslah malaikat kepadanya (janin, pent.). Malaikat itu meniupkan roh kepadanya, dan diperintahkan untuk menuliskan empat kalimat (ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah baginya), yaitu:
(1) Rezeki,
(2) Ajal,
(3) Amal perbuatan dan
(4) (Apakah nantinya dia termasuk) orang yang celaka (masuk Neraka) atau orang yang berbahagia (masuk Surga).” [HR. Muslim no. 6893]
Ketika yang menjamin rezeki kita adalah Zat Yang Maha Kaya, mengapa kita masih sangat khawatir?
Sekali lagi ditekankan di sini, bahwa Allah-lah yang menjamin rezeki kita di dunia ini. Sampai-sampai Allah ﷻ berfirman:
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا
“Tidak ada suatu binatang melata pun di bumi, melainkan rezekinya telah ditetapkan oleh Allah.” [QS. Huud 11: 6]
Jika binatang saja mendapatkan jaminan demikian, bagaimana lagi dengan manusia?
Allah ﷻ juga tidak akan mencabut nyawa kita, kecuali Allah telah menyempurnakan bagian rezeki tersebut untuk kita. Rasulullah ﷺ bersabda:
فَإِنَّ نَفْسًا لَنْ تَمُوتَ حَتَّى تَسْتَوْفِىَ رِزْقَهَا
“Sesungguhnya jiwa itu tidak akan mati, sehingga sempurnalah rezekinya.” [HR. Ibnu Majah. Dinilai shahih oleh Syaikh Albani dalam Sahih wa Dha’if Sunan Ibnu Majah no. 2144]
Ketika Allah ﷻ sudah menyatakan demikian, maka kewajiban kita adalah berusaha untuk mencari dan mendapatkan rezeki itu dari Allah ﷻ, melalui jalan-jalan yang halal. Allah ﷻ berfirman dalam Hadis Qudsi:
يَا عِبَادِى كُلُّكُمْ جَائِعٌ إِلاَّ مَنْ أَطْعَمْتُهُ فَاسْتَطْعِمُونِى أُطْعِمْكُمْ يَا عِبَادِى كُلُّكُمْ عَارٍ إِلاَّ مَنْ كَسَوْتُهُ فَاسْتَكْسُونِى أَكْسُكُمْ
“Wahai para hamba-Ku, kalian semua adalah lapar kecuali yang Aku beri makan. Maka mintalah makan kepada-Ku, niscaya akan Aku beri makan.
Wahai para hamba-Ku, kalian semuanya adalah telanjang, kecuali yang Aku beri pakaian. Maka mintalah pakaian kepada-Ku, niscaya akan Aku beri pakaian.” [HR. Muslim no. 6737]
Yang dimaksud dengan “permintaan” di sini bukanlah sekadar permintaan belaka tanpa melakukan usaha apa-apa. Akan tetapi permintaan di sini mencakup meminta dengan berdoa kepada Allah, agar Allah memberikan makanan dan pakaian kepada kita, serta terkandung pula usaha untuk mencari rezeki dan karunia dari Allah.
Allah ﷻ berfirman:
فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Apabila salat telah ditunaikan, maka bertebaranlah kamu di muka bumi, dan carilah karunia Allah. Dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya, supaya kamu beruntung.” [QS. Al-Jumu’ah 62: 10]
Allah ﷻ juga berfirman:
هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ ذَلُولًا فَامْشُوا فِي مَنَاكِبِهَا وَكُلُوا مِنْ رِزْقِهِ وَإِلَيْهِ النُّشُورُ
“Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu. Maka berjalanlah di segala penjurunya, dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.” [QS. Al-Mulk 67: 15]
Inilah hakikat tawakal. Karena tawakal adalah kita bersandar kepada Allah ﷻ dengan penuh kepercayaan kepada-Nya, untuk meraih apa yang kita cari, dan menolak apa yang kita benci, disertai dengan mengambil sebab-sebab yang diizinkan oleh syariat. [Lihat Al-Qaulul Mufiid, 2: 87]
Dan bukankah Allah sendiri telah menjanjikan, bahwa barang siapa yang bertawakal hanya kepada Allah, pasti Allah akan menjamin urusan-urusannya?
Allah ﷻ berfirman:
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
“Barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya, dan memberinya rezeki dari arah yang tidak dia sangka-sangka. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” [QS. Ath-Thalaq 65: 2-3]
Sebanyak apapun pendapatan manusia, dia tidak akan mampu melampaui jatah rezekinya. Rasulullah ﷺ bersabda:
أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللَّهَ وَأَجْمِلُوا فِى الطَّلَبِ فَإِنَّ نَفْسًا لَنْ تَمُوتَ حَتَّى تَسْتَوْفِىَ رِزْقَهَا وَإِنْ أَبْطَأَ عَنْهَا فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَجْمِلُوا فِى الطَّلَبِ خُذُوا مَا حَلَّ وَدَعُوا مَا حَرُمَ
“Wahai manusia, bertakwalah kepada Allah, dan pilihlah cara yang baik dalam mencari rezeki. Karena tidaklah suatu jiwa akan mati hingga terpenuhi rezekinya, walau lambat rezeki tersebut sampai kepadanya. Maka bertakwalah kepada Allah, dan pilihlah cara yang baik dalam mencari rezeki. Ambillah rezeki yang halal, dan tinggalkanlah rezeki yang haram.” [HR. Ibnu Majah, dan Syaikh Al-Albani mensahihkannya]
Penulis: dr. M Saifudin Hakim, M.Sc., Ph.D
Sumber:
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 (450) 134 878 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Email: nasihatsahabatcom@gmail.com
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat
Baca juga:
SEBANYAK APAPUN PENDAPATAN MANUSIA, DIA TIDAK AKAN MAMPU MELAMPAUI JATAH REZEKINYA
Admin Nasihat Sahabat

Artikel Terbaru

DENGAN DALIH TOLERANSI, JANGAN SAMPAI KITA KEBABLASAN

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ DENGAN DALIH TOLERANSI, JANGAN SAMPAI KITA KEBABLASAN Dengan dalih toleransi, jangan sampai kita kebablasan.…

3 months lalu

BOLEH TOLERANSI, TAPI JANGAN KEBABLASAN

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ   BOLEH TOLERANSI, TAPI JANGAN KEBABLASAN Boleh toleransi, tapi jangan kebablasan. Tidak sedikit orang…

3 months lalu

BOLEH DAN TIDAK BOLEH TERHADAP NON-MUSLIM (TAUTAN e-BOOK)

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ   BOLEH DAN TIDAK BOLEH TERHADAP NON-MUSLIM (TAUTAN e-BOOK) Agar toleransi tidak kebablasan, cobalah…

3 months lalu

LIMA PRINSIP RUMAH TANGGA ISLAMI (E-BOOK)

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ   LIMA PRINSIP RUMAH TANGGA ISLAMI (E-BOOK) Islam agama yang sempurna. Maka pasti ada…

3 months lalu

KABAR GEMBIRA BAGI YANG TELAH MENYESALI DOSANYA (e-BOOK)

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ   KABAR GEMBIRA BAGI YANG TELAH MENYESALI DOSANYA (e-BOOK) Oleh: Ustadz: Dr. Abu Hafizhah…

3 months lalu

SAFAR WANITA TANPA MAHRAM DIBOLEHKAN DENGAN KETENTUAN DAN SYARAT, BENARKAH?

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ   SAFAR WANITA TANPA MAHRAM DIBOLEHKAN DENGAN KETENTUAN DAN SYARAT, BENARKAH? Asalnya, Safar Wanita…

4 months lalu