بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
SEBAIK-BAIK LELAKI ADALAH YANG TERBAIK SIKAPNYA TERHADAP ISTRINYA
Wahai para suami, renungkanlah sabda dan nasihat Nabi kita Muhammad ﷺ, suami teladan umat ini:
خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لِأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لِأَهْلِي
“Sebaik-baik kalian adalah yang terbaik bagi istrinya, dan aku adalah orang yang terbaik di antara kalian terhadap istriku.” [HR At-Thirmidzi no 3895 dari hadis Aisyah dan Ibnu Majah no 1977 dari hadis Ibnu Abbas dan disahihkan oleh Syaikh Al-Albani (lihat As-Sahihah no 285)]
Beliau ﷺ juga bersabda:
أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ إِيْمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا وَخِيَارُكُمْ خِيَارُكُمْ لِنِسَائِهِمْ خُلُقًا
“Orang yang imannya paling sempurna di antara kaum Mukminin adalah orang yang paling bagus akhlaknya di antara mereka. Dan sebaik-baik kalian adalah yang terbaik akhlaknya terhadap istri-istrinya.” [HR At-Thirmidzi no 1162 dari hadis Abu Hurairah, dan Ibnu Majah no 1987 dari hadis Abdullah bin ‘Amr, dan disahihkan oleh Syaikh Al-Albani (lihat As-Sahihah no 284)]
Hadis yang sangat agung ini banyak dilalaikan oleh para suami. Padahal hadis ini dengan sangat jelas menunjukkan, bahwa menjadi seorang suami yang terbaik bagi istrinya merupakan tanda baiknya seseorang. Tidak cuma sampai di sini, bahkan merupakan tanda sempurnanya keimanan.
Oleh karena itu Imam Malik berkata:
“Wajib bagi seorang suami berusaha untuk menjadikan dirinya dicintai oleh istri-istrinya, hingga ialah yang menjadi orang yang paling mereka cintai.” [Faidhul Qodiir III/496, Al-Munawi berkata, “Di kitab Tadzkiroh Ibnu ‘Irooq, dari Imam Malik ia berkata….]
Berkata Syaikh Abdul Malik Romadhoni:
Hadis ini adalah hadis yang sangat agung. Banyak orang yang lalai akan keagungan kandungan hadis ini. Tatkala wanita adalah sosok yang lemah, maka seorang lelaki diuji dengan wanita. Karena barang siapa yang akhlaknya sombong dan keras, maka akan nampak akhlaknya tersebut tatkala ia menguasai orang lain. Dan seburuk-buruk penguasaan adalah terhadap sosok yang lemah yang berada di bawah kekuasaannya.
Orang yang akhlaknya buruk dan rendah serta kurang kasih sayangnya, akan terungkap akhlaknya tatkala ia bermuamalah dengan orang-orang yang lemah. Bahkan sikap menguasai (semena-mena) terhadap orang-orang yang lemah adalah (pada hakikatnya) merupakan sikap sosok yang lemah (kepribadiannya). Kalau mereka memang kuat (kepribadiannya) dalam akhlak mereka, maka hati mereka tidak akan keras terhadap orang-orang yang membutuhkan kasih sayang. Barang siapa yang bisa menguasai dirinya tatkala berhadapan (bermuamalah) dengan mereka (orang-orang yang lemah), maka akan nampaklah kemuliaannya. Oleh karena itu Al-Mubarokfuri berkata dalam Tuhfatul Ahwadzi (IV/273) tatkala menjelaskan lafal hadis yang kedua (di atas): “Karena mereka (para wanita) merupakan tempat untuk meletakkan kasih sayang, disebabkan lemahnya mereka.” [Al-Mau’idzoh Al-Hasanah hal 75]
Sebagian orang bingung, kenapa seorang yang baik terhadap istirinya maka ia merupakan orang yang terbaik?
Berkata As-Sindi:
“Dan bisa jadi orang yang disifati dengan sifat ini (baik terhadap istri) akan mendapatkan taufik (dari Allah), pada seluruh amalan saleh, hingga jadilah ia terbaik secara mutlak.” [Sebagaimana dinukil oleh Syaikh Abdul Malik Romadhoni dalam Al-Mau’idzoh Al-Hasanah hal 75]
Berkata Asy-Syaukani:
“Sabda Nabi ﷺ ((Sebaik-baik kalian adalah yang terbaik bagi istri-istri mereka)), dan juga pada hadis yang lain ((Sebaik-baik kalian adalah yang terbaik terhadap istrinya)), pada kedua hadis ini ada peringatan, bahwasanya orang yang tingkat kebaikannya tertinggi dan yang paling berhak untuk disifati dengan kebaikan adalah orang yang terbaik bagi istrinya. Karena istri adalah orang yang berhak untuk mendapatkan perlakuan mulia, akhlak yang baik, perbuatan baik, pemberian manfaat, dan penolakan kemudhorotan. Jika seorang lelaki bersikap demikian, maka dia adalah orang yang terbaik. Namun jika keadaannya adalah sebaliknya, maka dia telah berada di sisi yang lain, yaitu sisi keburukan.
Banyak orang yang terjatuh dalam kesalahan ini. Engkau melihat seorang pria jika bertemu dengan istrinya, maka ia adalah orang yang terburuk akhlaknya, paling pelit, dan yang paling sedikit kebaikannya. Namun jika ia bertemu dengan orang lain (selain istrinya), maka ia akan bersikap lemah lembut, berakhlak mulia, hilang rasa pelitnya, dan banyak kebaikan yang dilakukannya. Tidak diragukan lagi, barang siapa yang demikian kondisinya, maka ia telah terhalang dari taufik (petunjuk) Allah, dan telah menyimpang dari jalan yang lurus. Kita memohon keselamatan kepada Allah.” [Nailul Author VI/360]
Berkata Syaikh Abdul Malik:
“Betapa banyak kita dapati seseorang tatkala bertemu dengan sahabatnya di tempat kerja, maka ia akan bersifat mulia dan lembut. Namun jika ia kembali ke rumahnya, maka jadilah orang yang pelit, keras, dan menakutkan. Padahal orang yang paling berhak untuk ia lembuti dan ia baiki adalah istrinya. Hakikat seseorang lebih terungkap di rumahnya daripada tatkala ia di luar rumah. Ini merupakan kaidah yang baku. Rahasia kaidah ini adalah, karena seseorang bisa menampak-nampakkan akhlak yang baik tatkala ia di luar rumah, dan ia bisa bersabar dalam menampakkan akhlak yang baik tersebut, karena waktu pertemuannya dengan orang-orang di luar rumahnya hanyalah sebentar. Ia bertemu dengan seseorang setengah jam, dengan orang yang kedua selama satu jam, dan dengan orang yang ketiga lebih cepat atau lebih lama, sehingga ia mampu sabar berhadapan dengan mereka dengan menampak-nampakkan akhlak yang baik dan sosok palsunya yang bukan sosok aslinya, sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian pegawai. Akan tetapi ia tidak mampu bertahan di atas kepribadian yang bukan asli di rumahnya sepanjang hidupnya.
Akhlak asli seseorang bisa diperiksa tatkala ia di rumahnya. Di situlah akan tampak sikap kerasnya dari sikap kelembutannya; terungkap sikap pelitnya dari sikap kedermawanannya; terungkap sikapnya yang terburu-buru dari sikap kesabarannya. Bagaimanakah ia bermuamalah dengan ibunya dan ayahnya? Betapa banyak sikap durhaka di zaman ini. Maka kenalilah (hakikat) dirimu di rumahmu. Bagaimanakah kesabaranmu tatkala engkau menghadapi anak-anakmu? Tatkala menghadapi istrimu? Bagaimana kesabaranmu menjalankan tanggung jawab rumah tangga? (Dan camkanlah bahwa), orang yang tidak bisa mengatur rumah tangganya, bagaimana ia bisa memimpin umat? Inilah rahasia sabda Nabi ﷺ: “Sebaik-baik kalian adalah yang terbaik bagi istrinya.”[Al-Mau’idzoh Al-Hasanah hal 77-79]
Sabda Nabi ﷺ di atas bukanlah perkara yang aneh. Karena seorang Muslim, siapapun juga orangnya, tidak akan bisa memeroleh sifat yang mulia di tengah-tengah masyarakat kaum Muslimin, kecuali jika setelah ia mampu untuk bermuamalah dengan baik di keluarganya. Hal ini dikarenakan keluarga merupakan bagian terkecil dalam masyarakat. Jika ia mampu untuk bermuamalah dengan baik di keluarganya, maka seakan-akan hal ini merupakan persaksian baginya, bahwa ia telah siap (ahli) untuk menjadi bagian yang bermanfaat bagi masyarakat. [Al-Asaaliib An-Nabawiyah Fi Mu’aalajah Al-Musykilah Az-Zaujiyah hal 17]
Berkata Syaikh Ibnu Utsaimin:
“Sikap engkau terhadap istrimu, hendaknya sebagaimana harapan engkau akan sikap suami putrimu sendiri. Maka sikap bagaimanakah yang kau harapkan dari lelaki tersebut untuk menyikapi putrimu? Apakah engkau rida jika ia menyikapi putrimu dengan kasar dan kaku? Jawabannya tentulah tidak. Jika demikian, maka janganlah engkau menyikapi putri orang lain dengan sikap yang engkau tidak rida jika diarahkan kepada putrimu sendiri. Ini merupakan kaidah yang hendaknya diketahui setiap orang.” [Asy-Syarhul Mumti’ XII/381]
Dinukil dari: https://firanda.com/259-suami-sejati-bag1-qsurat-dari-suami-buat-para-suamiq.html
══════
Mari sebarkan dakwah sunnah dan meraih pahala. Ayo di-share ke kerabat dan sahabat terdekat! Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 405 133 434 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Email: nasihatsahabatcom@gmail.com
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat
SEBAIK-BAIK LELAKI ADALAH YANG TERBAIK SIKAPNYA TERHADAP ISTRINYA
SEBAIK-BAIK LELAKI ADALAH YANG TERBAIK SIKAPNYA TERHADAP ISTRINYA
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ DENGAN DALIH TOLERANSI, JANGAN SAMPAI KITA KEBABLASAN Dengan dalih toleransi, jangan sampai kita kebablasan.…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ BOLEH TOLERANSI, TAPI JANGAN KEBABLASAN Boleh toleransi, tapi jangan kebablasan. Tidak sedikit orang…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ BOLEH DAN TIDAK BOLEH TERHADAP NON-MUSLIM (TAUTAN e-BOOK) Agar toleransi tidak kebablasan, cobalah…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ LIMA PRINSIP RUMAH TANGGA ISLAMI (E-BOOK) Islam agama yang sempurna. Maka pasti ada…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ KABAR GEMBIRA BAGI YANG TELAH MENYESALI DOSANYA (e-BOOK) Oleh: Ustadz: Dr. Abu Hafizhah…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ SAFAR WANITA TANPA MAHRAM DIBOLEHKAN DENGAN KETENTUAN DAN SYARAT, BENARKAH? Asalnya, Safar Wanita…