“Sesungguhnya manusia jika mereka telah melihat kezaliman kemudian mereka pun tidak mengubahnya, maka Allah taala nyaris akan meratakan kepada mereka dengan hukuman-Nya” [HR. Ahmad no.1, 12, Abu Dawud II/217, at-Tirmidzi II/25 dan Ibnu Majah II/284, lihat ash-Shahiihah no. 1564]
(2). Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu berkata:
“Tidaklah musibah itu turun melainkan karena dosa.” [Al-Jawaabul Kaafi hal 87]
(3). Ada seseorang yang bertanya kepada Hasan al-Bashri rahimahullah:
“Wahai Abu Sa’id, siapakah orang yang paling keras teriakannya di Hari Kiamat kelak ?
Dia pun menjawab: “Orang yang dikaruniai kenikmatan, lalu dia menggunakannya untuk berbuat maksiat kepada Allah.” [Al-Hasan al-Bashri hal 47]
(4). Malik bin Dinar rahimahullah berkata:
“Aku bertanya kepada al-Hasan al-Bashri tentang hukuman bagi orang yang berilmu.
Beliau menjawab: “Matinya hati.”
Aku pun bertanya: “Apa itu matinya hati ?”
Maka dia menjawab: “Mencari dunia dengan amalan Akhirat.” [Taarikh Ibnu Mahroz hal 142]
(5). Syaikh Ibnu Baaz rahimahullah berkata:
“Setiap orang yang memiliki bashirah dan ilmu tentang keadaan manusia, niscaya dia benar-benar mengetahui, bahwa tersebarnya NYANYIAN serta hal-hal yang melalaikan di tengah-tengah masyarakat termasuk sebab terbesar hilangnya kenikmatan, datangnya hukuman, dan hancurnya negara.” [Fatawa Ibnu Baaz IV/162]