بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
SAYYIDUL ISTIGHFAR, ISTIGHFAR TERBAIK
Zikir ini disebut oleh Nabi ﷺ dengan Sayyidul Istighfar, yang artinya pemimpinnya istighfar. Dan yang namanya pemimpin, berarti dia lebih unggul dibandingkan yang lainnya. Berikut ini adalah lafalnya:
اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ خَلَقْتَنِيْ، وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّمَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوْءُ لَكَ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْلِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أِنْتَ.
ALLOHUMMA ANTA ROBBII
LAA ILAHA ILLA ANTA
KHOLAQTANII WA ANA ‘ABDUK
WA ANA ‘ALA ‘AHDIKA WA WA’DIKAMASTATHO’TU,
A’UDZUBIKA MIN SYARRIMAA SHONA’TU,
ABUU ULAKA BINI’MATIKA ‘ALAYYA
WA ABU-U ULAKA BIDZA(N)BII
FAGHFIRLII
FAINNAHU LAA YAGHFIRUDZ DZUNUUBA ILLA ANTA.
Artinya:
“Ya Allah, Engkau adalah Rabbku.
Tidak ada Sesembahan yang haq kecuali Allah.
Engkaulah yang telah menciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu.
Dengan segenap kemampuanku, aku akan tetap setia pada perjanjian-Mu dan janji-Mu (sedapat mungkin aku akan setia untuk tetap mengesakan-Mu, dan percaya pada kebenaran janji-Mu padaku pent).
Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan-keburukan yang aku perbuat.
Aku mengakui nikmat-nikmat yang telah Engkau anugerahkan kepadaku.
Dan aku pun mengakui dosa-dosa yang telah aku perbuat.
Maka, mohon berilah aku ampunan. Karena sesungguhnya tidak ada yang bisa mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau.
Keutamaan Sayyidul Istighfar
Sayyidul Istighfar ini mempunyai keutamaan yang sangat besar. Yaitu orang yang selalu membacanya dengan yakin, akan dimasukkan ke dalam Surga. Hal ini dinyatakan sendiri oleh Rasulullah ﷺ dalam hadis berikut ini, yang menyebutkan keutamaan Sayyidul Istighfar:
مَنْ قَالَهَا مِنَ النَّهَارِ مُوْقِنًا بِهَا ، فَمَـاتَ مِنْ يوْمِهِ قَبْل أَنْ يُمْسِيَ ، فَهُو مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ ، وَمَنْ قَالَهَا مِنَ اللَّيْلِ وَهُوَ مُوْقِنٌ بِهَا فَمَاتَ قَبْلَ أَنْ يُصْبِحَ ، فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ
- “Barang siapa mengucapkannya di waktu siang dengan penuh keyakinan lalu meninggal pada hari itu sebelum waktu sore, maka ia termasuk penghuni Surga.
- Barang siapa membacanya di waktu malam dengan penuh keyakinan lalu meninggal sebelum masuk waktu pagi, maka ia termasuk penghuni Surga.” [Muttafaq alaih]
Yaitu membacanya dengan:
• Penuh keyakinan,
• Ikhlas,
• Menauhidkan Allah ﷻ,
• Meninggalkan syirik,
• Membenarkan kandungan doa Sayyidul Istighfar ini,
• Mengakui Tauhid Rububiyyah, Tauhid Uluhiyyah,
• Mengakui semua dosa-dosanya,
• Mengakui semua nikmat dari Allah ﷻ dan
• Meminta ampunan hanya kepada Allah ﷻ.
Nabi ﷺ menganjurkan kita untuk membacanya dengan penuh keyakinan ketika kita di waktu pagi dan sore hari. Syaikhul Islam rahimahullah berkata:
“Orang yang mengenal Allah ﷻ yang ia tuju, maka dia memersaksikan, bahwa semua itu karunia Allah, dan menyadari dirinya yang banyak dosa dan aib.” [Dibawakan perkataan ini oleh Imam Ibnul Qayyim al-Jauziyyah rahimahullah (murid beliau) dalam kitab al-Wabilis Shayyib, Lihat Shahih al-Wabilis Shayyib (hlm. 16)]
Beliau rahimahullah menjelaskan, “Nabi ﷺ mengumpulkan dua hal, yaitu:
• Persaksian semua nikmat dari Allah ﷻ dan
• Pengakuan dosa-dosa yang telah dilakukan, bahwa kita banyak berbuat kesalahan.
Lalu dilanjutkan dengan amal. Menyaksikan semua nikmat, anugerah, dan karunia Allah kepada kita, konsekuensinya adalah wajibnya kita mencintai Allah ﷻ. Ini juga menuntut kita memuji Allah, bersyukur kepada Allah, karena Allah telah memberi semua nikmat dan kebaikan. Kita pun harus menyadari diri kita yang banyak berbuat dosa dan kesalahan, yang menuntut kita agar menghinakan diri kepada Allah ﷻ, merendahkan diri kita di hadapan Allah ﷻ, serta menyatakan diri kita fakir, membutuhkan Allah, dan kita wajib bertobat kepada Allah ﷻ pada setiap waktu, dan dia tidak melihat dirinya kecuali orang yang tidak punya apa-apa sama sekali. [Sahih al-Wabilis Shayyib (hlm. 17)]
Ibnu Abi Jamrah rahimahullah berkata:
“Rasulullah ﷺ mengumpulkan dalam hadis ini makna-makna yang indah dan lafal-lafal yang bagus, sehingga pantas untuk dinamakan Sayyidul Istighfar. Dalam hadis ini terdapat:
• Pengakuan terhadap Uluhiyah Allah dan ibadah hanya kepada Allah ﷻ,
• Pengakuan bahwa Allah ﷻ adalah satu-satu-Nya yang Maha Pencipta,
• Pengakuan bahwa Allah subhanahu wa taala telah menetapkan janji yang diambil untuk hamba-Nya,
• Harapan yang telah Allah janjikan kepada hamba-Nya,
• Berlindung dari keburukan yang telah diperbuat hamba terhadap dirinya,
• Menisbatkan semua nikmat kepada Allah subhanahu wa taala yang telah mengadakan semua nikmat ini,
• Menisbatkan dosa kepada diri seorang hamba,
• Keinginan dan harapan dia agar diampuni dosa-dosanya oleh Allah subhanahu wa taala, dan
• Pengakuannya bahwa tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain Allah.” [Fat-hul Bari (XI/100)]
Faidah-Faidah Hadis:
1. Wajib menetapkan Rububiyyah Allah ﷻ, karena Allah adalah Pencipta, Yang Maha Pemberi Rezeki, Yang Maha Pemberi Karunia, Yang Maha Menahan, dan Yang Maha Melapangkan, Yang Maha Menghidupkan, Yang Maha Mematikan, dan Yang Maha Mengatur Segala Urusan.
2. Wajib menetapkan Ubudiyyah, Uluhiyyah, dan Wahdaniyyah bagi Allah ﷻ. Bahwa hanya Allah subhanahu wa taala yang wajib dan berhak diibadahi dengan benar.
3. Dalam Sayyidul Istighfar terdapat penetapan dan pengakuan seorang hamba, bahwa dirinya adalah hamba yang hina di hadapan Rabb-nya, Penciptanya, dan Pemberi Rezekinya.
4. Di dalamnya juga terdapat penetapan seorang hamba, bahwa dia berpegang kepada perjanjian yang Allah subhanahu wa taala ambil atasnya.
5. Hendaklah seorang hamba melaksanakan perintah Allah subhanahu wa taala sesuai dengan kemampuannya. Ini seperti dalam firman Allah ﷻ:
فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ
“…Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu…” [QS. at-Taghabun/64:16]
6. Pengakuan seorang hamba atas dosa-dosanya dengan tobat.
7. Penetapan dan pengakuan seorang hamba kepada Rabb-nya dengan kelemahan dan kekurangan, dengan menyembah-Nya dengan sebenar-benarnya.
8. Tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah ﷻ.
9. Hendaklah seorang hamba berlindung kepada Allah ﷻ dari kejelekan apa-apa yang telah dia perbuat.
10. Keutamaan Istighfar (meminta ampun kepada Allah subhanahu wa taala) dan keutamaan Sayyidul Istighfar.
11. Hendaklah seorang hamba berlindung kepada Allah subhanahu wa taala dari kejelekan perbuatan dan niatnya, karena itu merupakan sebab mendapat hukuman dan azab.
12. Dalam hadis ini terdapat dalil, bahwa segala tujuan itu hendaknya dicapai dengan cara-cara yang benar, dan sebab-sebab yang mencapai kepada tujuan itu. Adapun menggunakan khurafat, bidah, cara-cara yang syirik, maka itu tidak menambah (kedudukan) seorang manusia di hadapan Rabb-nya, kecuali (tetap seorang) hamba (yang hina).
Sumber:
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 (450) 134 878 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Email: [email protected]
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat
Baca juga:
SAYYIDUL ISTIGHFAR, ISTIGHFAR TERBAIK
Leave A Comment