(1). “Islam itu dimulai dalam keadaan asing, dan (nanti) akan kembali lagi menjadi asing seperti awalnya. Maka beruntunglah bagi al-Ghuroba (yaitu orang yang terasing karena menegakkan Islam dan Sunnah Nabi ﷺ.” [HR. Muslim no. 145, hadis dari Abu Hurairah]
(2). “Akan datang suatu masa di mana orang yang bersabar (berpegang teguh) pada agamanya, seperti orang yang menggenggam bara api.” [HR. At-Tirmidzi no. 2260, hadis dari Anas bin Malik, lihat Shahiihul Jaami’ no. 8002]
(3). “Sesungguhnya setelah kalian akan ada hari-hari kesabaran, di mana (orang yang) bersabar pada hari-hari tersebut seperti menggenggam bara api. Orang yang beramal saat itu seperti (mendapat) pahala sama dengan 50 orang yang beramal seperti amalannya.” [HR. At-Tirmidzi no. 3058 dan Ibnu Majah no. 4014, hadis dari Abu Tsa’labah al-Khusyani)
Imam Ibnul Qayyim رحمه الله berkata:
“Pahala yang besar ini karena keterasingannya di antara manusia, dan karena dia berpegang teguh dengan “SUNNAH” di antara kegelapan hawa dan akal pikiran.” [Madarijus Salikin III/199]
Hasan al-Bashri رحمه الله berkata:
“Sungguh Ahlus Sunnah adalah “Yang Paling Sedikit” dari manusia pada zaman yang telah lewat, dan mereka juga paling sedikit dari manusia pada “Zaman Yang Tersisa”. Mereka itu adalah orang-orang yang tidak mau ikut-ikutan dengan orang-orang yang bermewah-mewahan, dan tidak juga ikut-ikutan dengan Ahli Bidah dalam kebidahan mereka, dan mereka sabar di dalam menjalankan “SUNNAH,” hingga bertemu Rabb mereka.” [Sunan ad-Darimi 1/83 dan Ta’dzimu Qodzrus Shalat Lil Marwazih II/678]
Penulis: Ustadz Najmi Umar Bakkar (@najmiumar_official)