Kita menyadari bahwa ajal terus mencari kita. Namun ternyata rezeki lebih mencari kita melebihi ajal.
Imam ash-Shan’ani menukilkan pernyataan ulama saat menjelaskan hadis ini:
قد قسم الله الأرزاق وكتبها في اللوح المحفوظ وقدر لكل واحد ما يأكله ويشربه ويلبسه كل بمقدار مقدر ووقت مؤقت لا يزيد ولا ينقص ولا يتقدم ولا يتأخر
“Allah telah membagi-bagi rezeki dan menuliskannya di Lauhul Mahfuzh. Dia telah menetapkan bagi masing-masing orang jatah rezeki untuk makannya, minumnya, dan pakaiannya.
Semuanya mendapatkan rezeki dengan kadar yang sudah ditetapkan, dan pada waktu yang sudah ditentukan.
• Tidak akan bertambah dan tidak akan berkurang,
• Tidak akan maju waktunya dan tidak akan mundur.” [At-Tanwir, VI/298]
Dari sini kita juga mengambil pelajaran, betapa pentingnya pemasukan yang halal. Karena yang haram hanya bakal merusak berkah harta. Ditambah lagi rezekinya pun tidak akan bertambah banyak dengan mencari pemasukan dari yang haram.