بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
RESEP MANJUR PENANGKAL PENYAKIT HASAD
Sobat! Kita merasa khawatir dijangkiti penyakit hasad? Atau bahkan kita merasa bahwa diri kita benar-benar telah dijangkiti penyakit kronis ini?
Bisa jadi, ketika kita membaca status ini, kita merasa tersinggung dan berkata: “Aaah, sori ya, saya tuh orangnya baik, jadi pantang hasad kepada siapapun”.
Ya, saat ini kita berkata demikian. Namun benarkan faktanya demikian? Coba diingat-ingat lagi, sikap kita tatkala mengetahui atau melihat saudara kita mendapat nikmat baru. Kita acuh tak acuh, atau kita hanyut dalam pembicaran tentang nikmat tersebut. Minimal kita kagum dengan nikmat yang dia dapat dan tidak kita miliki tersebut? Ya, sadarilah bahwa sikap kita ini adalah awal dari jalan pintas masuknya hasad atau iri pada hati kita.
Sekarang kita memuji, atau kagum, dan membicarakannya. Namun tatkala kita telah menyendiri, kita mulai berpikir, bagaimana caranya kita bisa memiliki kenikmatan serupa, dan bisa jadi di hati kita terbetk ucapan: Mengapa dia kok bisa mendapatkannya, sedangkan kita tidak atau belum bisa memilikinya? Itulah benih benih hasad mulai tumbuh dan bersemi di hati kita.
Sobat! Jangan kawatir. Ada resep manjur penawar dan sekaligus penangkal penyakit hasad. Resep ini murah, mudah dan tentu berkah. Setiap kali kita melihat saudara kita memiliki satu kelebihan atau nikmat, segera angkat kedua tangan kita dan pusatkan hati kita untuk berdoa memohon kepada Allah Ta’ala, agar berkenan melimpahkan kepada kita kenikmatan serupa atau bahkan lebih darinya.
Ingat! Allah Ta’ala tiada pernah kehabisan stok kenikmatan serupa, bahkan yang lebih baik dari yang dimiliki saudara kita. Dan Allah Ta’ala juga kuasa memberikannya kepada kita.
Simak dan camkanlah kisah berikut:
فَتَقَبَّلَهَا رَبُّهَا بِقَبُولٍ حَسَنٍ وَأَنبَتَهَا نَبَاتًا حَسَنًا وَكَفَّلَهَا زَكَرِيَّا كُلَّمَا دَخَلَ عَلَيْهَا زَكَرِيَّا الْمِحْرَابَ وَجَدَ عِندَهَا رِزْقاً قَالَ يَا مَرْيَمُ أَنَّى لَكِ هَـذَا قَالَتْ هُوَ مِنْ عِندِ اللّهِ إنَّ اللّهَ يَرْزُقُ مَن يَشَاء بِغَيْرِ حِسَابٍ {37} هُنَالِكَ دَعَا زَكَرِيَّا رَبَّهُ قَالَ رَبِّ هَبْ لِي مِن لَّدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاء {38} فَنَادَتْهُ الْمَلآئِكَةُ وَهُوَ قَائِمٌ يُصَلِّي فِي الْمِحْرَابِ أَنَّ اللّهَ يُبَشِّرُكَ بِيَحْيَـى مُصَدِّقًا بِكَلِمَةٍ مِّنَ اللّهِ وَسَيِّدًا وَحَصُورًا وَنَبِيًّا مِّنَ الصَّالِحِينَ
Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakaria pemeliharanya. Setiap Zakaria masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakaria berkata: “Hai Maryam dari mana kamu memeroleh (makanan) ini?” Maryam menjawab: “Makanan itu dari sisi Allah”. Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab. Di sanalah Zakaria mendoa kepada Tuhannya seraya berkata: “Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa”. Kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakaria, sedang ia tengah berdiri melakukan salat di mihrab (katanya): “Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang putramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang Nabi termasuk keturunan orang-orang saleh.” (Ali Imran 37-39)
Cermatilah, bagaimana Nabi Zakaria ‘alaihissalam setelah mendapat jawaban bahwa itu adalah karunia Allah, nabi Zakaria alaihissalam, segera berdoa, bukan hanyut dalam kekaguman atau ikut sibuk mencicipi atau mendengarkan cerita kronologi datangnya makanan tersebut.
Sobat! Sejak sekarang, mari kita rubah kebiasaan lama kita. Setiap kali kita melihat atau mengetahui saudara kita mendapat nikmat baru, segera sibukkan diri dengan berdoa meminta kepada Allah Ta’ala kenikmatan serupa, atau yang lebih baik darinya. Jangan sampai kita hanyut dalam kekaguman, apalagi sampai melotot terbelalak karenanya.
وَلَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَى مَا مَتَّعْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِّنْهُمْ زَهْرَةَ الْحَيَاةِ الدُّنيَا لِنَفْتِنَهُمْ فِيهِ وَرِزْقُ رَبِّكَ خَيْرٌ وَأَبْقَى
Dan janganlah kamu pusatkan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami coba mereka dengannya. Dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal. (Thaha 131)
Selamat mencoba resep ini. Semoga kita terbebas dari benih-benih hasad dan iri kepada siapapun yang mendapat karunia dan nikmat.
Penulis: Dr Muhammad Arifin Badri
Resep Manjur Penangkal Penyakit Hasad.Sobat ! Anda merasa kawatir dijangkiti penyakit hasad? Atau bahkan anda merasa…
Posted by Dr Muhammad Arifin Badri on Thursday, October 13, 2016
Leave A Comment