Kita tahu bahwa salat dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Sayangnya, ada yang rajin salat, namun di luar itu ia masih berjudi. Kami pun sering mendapatkan cerita seperti itu. Apakah salatnya yang bermasalah? Mari kita coba kaji bersama dengan melihat perkataan ulama-ulama salaf di masa silam.
“Salat tidaklah bermanfaat, kecuali jika salat tersebut membuat seseorang menjadi taat.” [HR. Ahmad dalam Az Zuhd, hal. 159 dengan sanad shahih dan Ibnu Abi Syaibah dalam Al Mushonnaf 13: 298 dengan sanad Hasan dari jalur Syaqiq dari Ibnu Mas’ud]
“Barang siapa yang melaksanakan salat lantas salat tersebut tidak mencegah dari perbuatan keji dan mungkar, maka ia hanya akan semakin menjauh dari Allah.” [Dikeluarkan oleh Ath Thobari dengan sanad yang shahih dari jalur Sa’id bin Abi ‘Urubah dari Qotadah dari Al Hasan]
“Ada seseorang yang pernah mendatangi Nabi ﷺ. Ia berkata: “Ada seseorang yang biasa salat di malam hari, namun di pagi hari ia mencuri. Bagaimana seperti itu?” Beliau ﷺ lantas berkata: “Salat tersebut akan mencegah apa yang ia lakukan.” [HR. Ahmad 2: 447, sanadnya shahih kata Syaikh Syu’aib Al Arnauth]
Nah berarti salat yang baik adalah salat yang bisa mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Inilah salat yang mesti dibentuk. Jadi kalau ia rajin salat, tapi masih terus melakukan dosa besar, maka salatnya lah yang mesti diperbaiki. Wallahu a’lam.