“Barang siapa di antara kalian yang mampu untuk memiliki amal saleh yang tersembunyikan, maka lakukanlah!” [Disahihkan oleh Al-Albani dalam As-Shahihah no 2313]
Coba kita bersikap jujur dan bertanya pada diri sendiri, “Berapa banyakkah amal saleh kita yang tersembunyi, tidak ada seorang pun yang mengetahuinya, bahkan istri dan anak-anak? Ataukah setiap kali kita beramal saleh, hati dan lidah menjadi gatal ingin segera menceritakannya kepada orang lain??”
Sungguh tidaklah mudah menyembunyikan amalan saleh, karena sesungguhnya manusia adalah makhluk yang senang untuk dipuji dan dihormati. Dengan menampakan kebaikan dan amal salehnya, maka orang-orang pun akan menjadi menghormati, menghargai, dan memujinya.
Di antara faidah menyembunyikan amal saleh:
• Menyembunyikan amal saleh lebih menjauhkan seseorang dari penyakit riyaa dan sumah.
• Amal saleh yang tersembunyi pahalanya lebih besar daripada amal saleh yang dinampakkan.
• Amal saleh yang tersembunyikan bisa menjadikan seseorang jauh dari penyakit ujub. Karena ia sadar bahwasanya ia telah berusaha menyembunyikan amalan salehnya, sebagaimana ia telah mati-matian berusaha untuk menyembunyikan kemaksiatan-kemaksiatan dan keburukannya. Jika orang-orang tidak mengetahui kebaikannya, maka sebagaimana mereka tidak mengetahui keburukan-keburukannya.
• Amal saleh yang tersembunyikan melatih seseorang terbiasa hanya mencari muka di hadapan Allah, dan tidak memerdulikan komentar manusia. Karena yang terpenting adalah penilaian Allah, dan bukan penilaian manusia.
• Menyembunyikan amal saleh menjadikan seseorang bahagia. Karena meskipun tidak ada orang yang menghormatinya, ia akan merasa bahagia, karena Penguasa alam semesta ini mengetahui amal salehnya.