“Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk, ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya. Dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya.
Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu. Dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” [HR. Bukhari no.5534 dan Muslim no.2628]
“Hati-hatilah kamu dari perkara yang dapat merusak amalan dan hatimu. Yang dapat merusak hatimu ialah duduk bersama ahli dunia, orang-orang yang penuh ambisi, dan saudara-saudaranya setan yang mengeluarkan harta di selain ketaatan kepada Allah.
Dan hati-hatilah kamu dari perkara yang dapat merusak agamamu! Yaitu duduk bersama dengan orang-orang yang banyak bicara.” [Hilyah al-Auliya’, VII/48]
Memiliki teman yang baik, meski sedikit, jauh lebih baik daripada memiliki banyak teman, namun menjerumuskan. Bahkan Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu berkata:
الوحدة خير من جليس السوء، والجليس الصالح خير من الوحدة
“Sendiri tanpa kawan, lebih baik daripada berteman dengan orang yang buruk. Dan berteman dengan orang saleh, lebih baik daripada menyendiri.” [Minhaj al-Qashidin, hlm. 424]