Sifat Sholat Nabi

PETUNJUK DALAM MENYIKAPI KENAIKAN HARGA

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

#Mutiara_Sunnah

PETUNJUK DALAM MENYIKAPI KENAIKAN HARGA

Sahabat yang Mulia Anas bin Malik radhiyallahu’anhu berkata:

غَلاَ السِّعْرُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ، سَعِّرْ لَنَا، فَقَالَ إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمُسَعِّرُ، القَابِضُ، البَاسِطُ، الرَّزَّاقُ، وَإِنِّي لأَرْجُو أَنْ أَلْقَى رَبِّي وَلَيْسَ أَحَدٌ مِنْكُمْ يَطْلُبُنِي بِمَظْلِمَةٍ فِي دَمٍ وَلاَ مَالٍ

“Harga barang pernah naik di masa Rasulullah ﷺ, maka para sahabat berkata: Wahai Rasulullah, aturlah ketetapan harga untuk kami. Beliau ﷺ bersabda: Sesungguhnya Allah, Dia-lah yang mengatur harga, yang menahan, yang melapangkan dan yang Maha Memberikan Rezeki, dan sungguh aku berharap untuk berjumpa dengan Rabbku dalam keadaan tidak ada seorang pun dari kalian yang menuntutku karena suatu kezaliman pada darah dan harta.” [HR. Ahmad, Abu Daud, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah, Ghayatul Marom: 323]

Beberapa Pelajaran:

1) Allah ta’ala, Dia-lah yang menakdirkan segala sesuatu yang terjadi di alam ini. Dia-lah yang menetapkan harga, menyempitkan dan melapangkan rezeki. Maka hendaklah setiap hamba hanya bersandar dan berdoa kepada-Nya, bersabar dan bertaubat kepada-Nya, serta senantiasa bertakwa kepada-Nya. Sahabat yang Mulia Abu Hurairah radhiyallahu’anhu berkata:

أَنَّ رَجُلًا جَاءَ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، سَعِّرْ، فَقَالَ: «بَلْ أَدْعُو» ثُمَّ جَاءَهُ رَجُلٌ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، سَعِّرْ، فَقَالَ: بَلِ اللَّهُ يَخْفضُ وَيَرْفَعُ، وَإِنِّي لَأَرْجُو أَنْ أَلْقَى اللَّهَ وَلَيْسَ لِأَحَدٍ عِنْدِي مَظْلَمَةٌ

“Bahwa seseorang datang kepada Rasulullah ﷺ lalu berkata: Wahai Rasulullah, tetapkanlah harga untuk kami. Maka beliau ﷺ bersabda: “Aku hanya bisa berdoa”. Kemudian datang lagi orang yang lain lalu berkata: Wahai Rasulullah tetapkanlah harga untuk kami. Maka beliau ﷺ bersabda: Sesungguhnya Allah yang menurunkan dan menaikkan harga, dan sungguh aku berharap untuk berjumpa dengan Allah, dalam keadaan tidak ada seorang pun yang menuntutku karena suatu kezaliman.” [HR. Ahmad dan Abu Daud, Shahih Ar-Raudh An-Nadhir: 405]

2) Kenaikan harga adalah karena kondisi pasar mengharuskan demikian, seperti karena kurangnya barang, atau banyaknya permintaan, atau naiknya harga BBM dan lain-lain. Adapun apabila kenaikan harga disebabkan ‘permainan’ para pedagang, maka termasuk perbuatan zalim, dan tidak dibenarkan bagi para pedagang untuk menetapkan harga melebihi pasaran.

3) Hadis ini juga menunjukkan, bahwa pemerintah tidak boleh menetapkan harga-harga barang, tetapi hendaklah membiarkan sesuai kondisi pasar yang berlaku. Kecuali apabila para pedagang memermainkan harga, maka hendaklah pemerintah mengaturnya, sesuai dengan harga yang sebenarnya (lihat Fatawa Al-Lajnah Ad-Daimah, 13/185 no. 6374 Pertanyaan no. 2).

4) Ulama berbeda pendapat tentang (الْمُسَعِّرُ) yang menetapkan harga, (القَابِضُ) yang menahan rezeki, (البَاسِطُ) yang melapangkan rezeki, (الرَّزَّاقُ) yang memberi rezeki, apakah termasuk nama-nama Allah atau tidak. Yang dikuatkan oleh Al-‘Allamah Al-Muhaddits Asy-Syaikh Abdul Muhsin Al-‘Abbad hafizhahullah adalah, hanya Ar-Rozzaq yang merupakan nama Allah ta’ala berdasarkan firman-Nya:

إن الله هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ

“Sesungguhnya Allah, Dialah Maha Pemberi Rezeki Yang Memunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh.” [Adz-Dzariyyat: 58]

Adapun hadis ini tidak menetapkan nama-nama Allah ta’ala. Maka tiga nama sebelumnya adalah termasuk sifat-sifat perbuatan Allah ta’ala, namun bukan termasuk nama-nama-Nya (lihat Syarhu Sunan Abi Daud, 8/394 versi Asy-Syaamilah).

5) Rasulullah ﷺ sangat takut berbuat zalim, dan beliau ﷺ telah memeringatkan bahayanya dalam hadis ini, sebagaimana beliau ﷺ juga bersabda:

أَتَدْرُونَ مَا الْمُفْلِسُ قَالُوا الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لاَ دِرْهَمَ لَهُ وَلاَ مَتَاعَ فَقَالَ إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِى يَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلاَةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِى قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِى النَّارِ

“Tahukah kalian siapa orang yang bangkrut itu?” Sahabat menjawab: “Orang yang bangkrut di tengah-tengah kami adalah orang yang tidak memiliki Dinar dan harta”. Maka Rasulullah ﷺ bersabda: “Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada Hari Kiamat dengan membawa amalan sholat, puasa, zakat, namun dia pernah mencaci Fulan, menuduh Fulan, memakan harta Fulan, menumpahkan darah Fulan dan memukul Fulan. Maka diambil kebaikan-kebaikan yang pernah dia lakukan untuk diberikan kepada orang-orang yang pernah dia zalimi. Hingga apabila kebaikan-kebaikannya habis sebelum terbalas kezalimannya, maka kesalahan orang-orang yang pernah dia zalimi ditimpakan kepadanya, kemudian dia dilempar ke Neraka.” [HR. Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu]

6) Kesempurnaan Islam mengatur seluruh aspek kehidupan manusia dengan aturan yang paling baik, demi meraih kebahagiaan di dunia dan Akhirat.

7) Aturan Islam tegak di atas keadilan dan kemaslahatan, sangat jauh dari kezaliman dan kemudaratan.

8) Kewajiban tunduk kepada ketetapan Allah ta’ala, dan Rasulullah ﷺ serta para sahabat radhiyallahu’anhum adalah sebaik-baik teladan dalam beribadah kepada Allah ‘azza wa jalla.

9) Rasulullah ﷺ adalah manusia biasa seperti kita juga. Beliau ﷺ tidak punya andil sedikit pun dalam menguasai dan mengatur alam ini. Beliau ﷺ tunduk dengan ketetapan Allah tabaraka wa ta’ala. Beliau ﷺ bersandar dan bermohon hanya kepada-Nya. Maka tidak sepatutnya beliau ﷺ dipersekutukan dengan Allah jalla wa ‘ala.

Maka hendaklah kita meneladani beliau ﷺ yang hanya beribadah kepada Allah ta’ala; hanya bersandar dan berdoa kepada-Nya, tidak kepada malaikat, para nabi dan orang-orang saleh yang telah meninggal dunia. Karena berdoa kepada selain Allah ta’ala termasuk syirik besar, yang menyebabkan pelakunya murtad, keluar dari Islam dan mengekalkannya di Neraka.

10) Apabila beliau ﷺ tidak pantas dipersekutukan dengan Allah, maka seluruh makhluk selain beliau ﷺ yang derajatnya lebih rendah dari beliau ﷺ, apakah malaikat, para nabi dan para wali, tentunya lebih tidak patut dipersekutukan dengan Allah tabaraka wa ta’ala.

 

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم

 

Penulis: Al-Ustadz Sofyan Chalid Ruray hafizhahullah

 

Sumber: http://sofyanruray.info/petunjuk-dalam-menyikapi-kenaikan-harga/

 

 

Admin Nasihat Sahabat

Artikel Terbaru

TENTANG MUSIK DAN NASYID

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ   TENTANG MUSIK DAN NASYID Syaikh Ahmad An-Najmi rahimahullah berkata: إن الأغاني معصية والمصر…

1 day lalu

KISAH RAJA NAJASYI (ASHHAMAH BIN JABAR) DARI ETIOPIA

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ   KISAH RAJA NAJASYI (ASHHAMAH BIN JABAR) DARI ETIOPIA   Najasyi bisa dikatakan tabi’in,…

1 day lalu

PENGKHIANATAN KONSTITUSI

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ   PENGKHIANATAN KONSTITUSI An Najasy adalah putra tunggal Raja Habasyah (Etiopia). Para punggawa kerajaan…

2 days lalu

APAKAH ALLAH BERBICARA DENGAN HURUF DAN SUARA?

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ   APAKAH ALLAH BERBICARA DENGAN HURUF DAN SUARA? Pertanyaan: Bagaimana cara menjelaskan kepada orang…

2 days lalu

SIFAT MURKA BAGI ALLAH

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ   SIFAT MURKA BAGI ALLAH   Ahlussunnah meyakini Allah ﷻ memiliki sifat al ghadhab…

2 days lalu

MENGIMANI SIFAT MURKA ALLAH

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ   MENGIMANI SIFAT MURKA ALLAH   Kemuliaan suatu disiplin ilmu sangat erat kaitannya dengan…

2 days lalu