“Barang siapa yang mengerjakan amal saleh baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan dia beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik. Dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik, dari apa yang telah mereka kerjakan.” [QS. An-Nahl: 97]
“Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, maka itu adalah untuk dirinya sendiri. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan (amal yang jelek), maka itu akan menimpa dirinya sendiri. Kemudian kepada Rabb-mulah kamu akan dikembalikan.” [QS. Al-Jatsiyah: 15]
Dan hanya orang-orang yang beriman sajalah yang amal-amal mereka akan diberi balasan di Akhirat.
Sedangkan amalan orang-orang yang kafir dan yang hanya mengharapkan kesenangan di dunia ini saja, amalan mereka itu hanyalah sia-sia.
“Dan barang siapa yang menghendaki kehidupan Akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang dia adalah seorang mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik.” [QS. Al Israa’: 19]
“Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna, dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memeroleh di Akhirat, kecuali Neraka. Dan lenyaplah di Akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia, dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.” [QS. Hud 11: 15-16]
2. Kemudian di Akhirat nanti amal-amal kita akan dihisab (diperhitungkan) oleh Allah.
Setelah itu akan diberi balasan yang setimpal, sesuai kadar amal-amal yang kita lakukan.
“Sungguh, kepada Kamilah mereka akan kembali. Kemudian sesungguhnya (kewajiban) Kamilah membuat perhitungan atas mereka.” [QS. Al-Ghasyiyah: 25 – 26]
Dalam sebuah hadis yang Shih dijelaskan, bahwa Nabi ﷺ sering berdoa dalam salatnya dengan berdoa seperti ini:
اَللَّهُمَّ حَاسِبْنِيْ حِسَابًا يَسِيْرَا
“Allahumma haasibnii hisaaban yasiiroo.”
Artinya:
“Ya Alla, hisablah diriku dengan hisab yang mudah.”
Kemudian ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha bertanya tentang apa yang dimaksud dengan hisab yang mudah itu?
Rasulullah ﷺ menjawab:
“Allah memerlihatkan kitab catatan amal (hamba)-Nya, kemudian Allah memaafkannya begitu saja (Itulah hisab yang mudah). Barang siapa yang dipersulit hisabnya, niscaya ia akan binasa.” [HR Ahmad, (6/48 dan 185), Al-Hakim, (1/255), dan Ibnu Abi Ashim dalam Kitaabus Sunnah, no. 885. Hadis ini dinilai Sahih oleh al-Hakim dan Adz-Dzahabi rahimahullah]
Dalil-dalil tersebut di atas menunjukkan, bahwa Allah benar-benar akan menghisab (memerhitungkan) amal-amal kita. Setelah itu akan diberikan balasan seadil-adilnya, tanpa ada kezaliman sedikit pun!
“Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat balasannya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejelekan sebesar zarrah, niscaya dia juga akan melihat (balasan)nya.“ [QS. Az-Zalzalah: 7-8]
“Pada hari ini, tiap-tiap jiwa diberi balasan sesuai dengan apa yang diusahakannya. Tidak ada yang dirugikan pada hari ini. Sesungguhnya Allah amat cepat hisabnya.” [QS Al Mu’min: 17]
3. Menyadari keadaan seperti ini, sepantasnya seorang Muslim benar-benar perhatian terhadap umurnya dan waktunya, atau terhadap kehidupannya secara umum.
Hendaknya dia gunakan kesempatan hidupnya saat ini dengan banyak beribadah dan beramal saleh, agar bisa menjadi bekal hidupnya di Akhirat nanti. Baik ibadah yang wajib maupun yang sunnah. Baik ibadah yang berupa ucapan, perbuatan, ibadah dengan harta benda, dengan ilmu, dengan tulisan, dan dengan apa saja yang kita bisa beribadah kepada Allah ﷻ.
Akhirnya, hanya kepada Allah ﷻ kita memohon Hidayah dan Taufik-Nya, agar memudahkan kita istiqamah dalah beribadah dan beramal saleh.