Laa ilaaha illallah, wahdahu laa syariika lahu, lahul mulku wa lahul hamdu, wa huwa ‘alaa kulli syai-in Qodiir.
Artinya:
Tidak ada yang berhak disembah selain Allah yang satu saja. Tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya kekuasaan, dan milik-Nya segala pujian. Dan Dia Maha Mampu atas segala sesuatu.” [HR. At-Tirmidzi dari Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu’anhuma, Shahihut Targhib: 1536]
“Kebanyakan doa Rasulullah ﷺ di hari Arafah adalah: “Laa ilaaha illallah, wahdahu laa syariika lahu, lahul mulku wa lahul hamdu, bi-yadihil khoyr, wa huwa ‘alaa kulli syaiin Qodiir” (Tidak ada yang berhak disembah selain Allah yang satu saja. Tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya kekuasaan, dan milik-Nya segala pujian. Di tangan-Nya segala kebaikan. Dan Dia Maha Mampu atas segala sesuatu.” [HR. Ahmad dari Abdullah bin Amr radhiyallahu’anhuma]
سألت سفيان بن عيينة عن أفضل الدعاء يوم عرفة فقال: لا إله إلا الله
“Aku bertanya kepada Sufyan bin ‘Uyainah tentang doa yang paling afdal di hari Arafah. Beliau berkata: Laa ilaaha illallah.” [Mir’atul Mafatih, 9/140]
Zikir ini yang paling afdal karena mengandung tauhid, memurnikan ibadah hanya kepada Allah taala, dan menafikan semua bentuk ibadah kepada selain-Nya. Dan tauhid adalah kewajiban hamba terbesar dan hak Allah yang paling agung, maka pahalanya yang paling besar.
Syaikhul Islam Ahmad bin Abdul Halim rahimahullah berkata:
ويجتهد في الذكر والدعاء هذه العشيَّة؛ فإنه: (ما رؤى إبليس في يوم هو فيه أصغر ولا أحقر ولا أغيظ ولا أدحض من عشيِّة عرفة؛ لما يرى من تنزيل الرحمة وتجاوز الله سبحانه عن الذنوب العظام، إلا ما رؤى يوم بدر؛ فإنه رأى جبريل يزع الملائكة)
“Hendaklah seseorang semangat berzikir dan berdoa di waktu siang dan sore hari Arafah ini, karena dalam sebuah riwayat:
Tidaklah iblis terlihat di satu hari dalam keadaan yang lebih kecil, hina, mara,h dan jatuh, daripada siang dan sore hari Arafah, karena ia melihat turunnya rahmat Allah dan ampunan-Nya terhadap dosa-dosa besar.
Kecuali di Perang Badar, sesungguhnya ia juga terlihat (dalam kondisi seperti itu), karena ia melihat malaikat Jibril memimpin para malaikat (untuk memerangi orang-orang kafir).” [Majmu’ah Rosaail Kubro, 2/398]
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم