PERAYAAN MAULID BERTASYABBUH KEPADA AGAMA NASRANI & RAFIDHAH
PERAYAAN MAULID BERTASYABBUH KEPADA AGAMA NASRANI & RAFIDHAH
>> Agama ini sejatinya telah sempurna dengan perayaan yang syari
Tiga perayaan yang syari (dalam Islam, -pent.):
1. Hari Raya Idul Adha
2. Hari Raya Idul Fitri
3. Hari Raya Jumat
Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu dia berkata: Rasulullah ﷺ memasuki Madinah dan pada mereka ada dua hari yang mereka bermain-main padanya. Maka beliau ﷺ berkata: “Dua hari apakah ini?”
Mereka menjawab: “Dahulu kami bermain pada dua hari tersebut di masa Jahiliyah.”
Maka Rasulullah ﷺ bersabda: “Sesungguhnya Allah telah menggantikan keduanya untuk kalian yang lebih baik darinya:
• Hari Adha dan
• Hari Fitri.” [HR Abu Dawud, dan al-Albani telah menshahihkannya]
Berkata Rasulullah ﷺ mengenai Jumat:
“Sesungguhnya ini adalah hari raya, Allah telah menjadikannya untuk kaum Muslimin.” [HR Ibnu Majah, dan al-Albani telah menghasankannya]
Al-Allamah Ibnu Utsaimin rahimahullah:
Pertanyaan:
Siapakah yang pertama kali mengadakan bidah Maulid Nabi dan bagaimanakah sejarahnya?
Beliau menjawab:
Yang pertama kali mengadakan bidah tersebut adalah al Fathimiyyun (yang berkuasa) di Mesir pada abad ke-4 Hijriyah. Lalu pada abad ke-7 Hijriyah disemarakkan oleh Raja Irbil di Irak, hingga tersebarlah di tengah-tengah kaum Muslimin.
Adapun sebabnya sebagaimana yang dikatakan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam kitab Iqtidha’ Shirathil Mustaqim:
Sebabnya:
• Bisa jadi karena kecintaan kepada Rasulullah ﷺ. Mereka menyangka, bahwa ini merupakan konsekuensi dari kecintaan tersebut.
• Bisa jadi pula sebabnya adalah menyerupai orang-orang Kristen, karena mereka mengadakan peringatan hari kelahiran al-Masih alaihissalam.
Terlepas apa sebab yang sebenarnya, maka setiap bidah adalah sesat. [Fatawa Liqa’ al Bab al Maftuh, hlm. 210]