PERAYAAN ISRA DAN MIKRAJ ADALAH PERAYAAN YANG DIBANGUN DI ATAS KEBODOHAN DAN KESESATAN
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
PERAYAAN ISRA DAN MIKRAJ ADALAH PERAYAAN YANG DIBANGUN DI ATAS KEBODOHAN DAN KESESATAN
Tidak dibenarkan untuk merayakan peringatan malam Isra dan Mikraj karena dua alasan:
1. Tidak adanya dalil sahih benar dan jelas yang menjelaskan bahwa Isra dan Mikraj itu terjadi di malam 27 Rajab.
Dan para sejarawan berselisih pendapat dalam menentukan kapan terjadinya malam Isra dan Mikraj.
Ada yang mengatakan bahwa Isra dan Mikraj itu terjadi di bulan Rabiul Awal. Sebagian lagi mengatakan di bulan Ramadan, dan sebagian lagi mengatakan di bulan Rajab.
Oleh karena itu dibutuhkan dalil yang sahih berupa sabda Rasulullah ﷺ yang menjelaskan kapan terjadinya malam Isra dan Mikraj.
2. Anggaplah benar. Kalaupun Isra dan Mikraj itu terjadi di malam 27 Rajab ataupun di malam lainnya, tetap saja kita tidak boleh memeringatinya!!!
Karena mereka yang merayakan malam Isra dan Mikraj meyakini, bahwa perayaan ini termasuk dari syiar-syiar agama Islam!
Sedangkan semua perkara yang disandarkan kepada agama Islam, haruslah bersumber dari Rasulullah ﷺ. Apa yang Rasulullah ﷺ ajarkan itulah yang kita kerjakan. Dan apa yang beliau ﷺ larang dan tinggalkan, itulah yang kita tinggalkan.
Apabila seorang mengerjakan sebuah amalan yang tidak pernah diajarkan oleh Rasulullah ﷺ, maka amalan itu adalah AMALAN BIDAH. Dan setiap amalan bidah adalah amalan sesat yang wajib kita tinggalkan!!!
Dan seandainya mengagungkan dan memeringati malam Isra dan Mikraj termasuk ajaran agama, maka tentunya Rasulullah ﷺ tidak akan menyembunyikannya. Tentu akan beliau ﷺ jelaskan kepada umatnya, baik dengan ucapan atau perbuatan.
Karena Rasulullah ﷺ tidak pernah mengagungkan dan memeringati malam Isra dan Mikraj, maka jelaslah peringatan dan pengagungan malam Isra dan Mikraj bukan termasuk ajaran Islam.
Dan sebaik-baik tuntunan adalah tuntunan Rasulullah ﷺ.
Sumber Rujukan:
• Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin di “Liqaat Babil Maftuh (190)”