“Katakanlah, ‘Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu, dari atas kamu’.” [Qs. al-An’am: 65]
Ia berkata: ‘Maksudnya, suara keras yang mengguntur, batu, dan angin.’
أَوۡ مِن تَحۡتِ أَرۡجُلِكُمۡ
‘Atau dari bawah kaki kalian.’
Ia berkata: ‘Maksudnya gempa bumi, dibenamkan ke dalam bumi (beserta segala sesuatu yang ada di atasnya).’
Tidak diragukan lagi, bahwa gempa bumi yang terjadi pada hari-hari ini di berbagai tempat termasuk bagian dari tanda-tanda (kekuasaan Allah subhanahu wa taala). Dengannya Allah subhanahu wa taala ingin menakut-nakuti para hamba-Nya.
Segala yang terjadi di alam ini, baik gempa bumi maupun yang lain, yang membahayakan dan merugikan manusia, serta menyebabkan timbulnya berbagai macam bahaya, kesusahan, kerugian, hal yang menyakitkan, semua itu terjadi karena KESYIRIKAN dan KEMAKSIATAN.”
Adapun para rasul, Allah subhanahu wa taala menguatkan kedudukan mereka melalui ayat-ayat yang Hissi (Indrawi) maupun Maknawi (Abstrak), dengan berbagai argumen yang mematahkan hujah lawan. Ayat-ayat tersebut menjadi hujah yang tak terbantahkan, baik yang tersebar di alam luas, maupun yang terdapat di dalam jiwa manusia.
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Alquran itu adalah benar.” [QS. (Fushshilat: 53]
Allah subhanahu wa taala menjanjikan kenikmatan yang tetap kepada orang-orang yang beriman kepada para rasul. Di sisi lain, Dia mengancam orang-orang yang menyelisihi (mereka) dengan azab dan siksaan di dunia dan Akhirat.
Di antara ayat yang memberitakan tentang peristiwa yang menimpa umat yang terdahulu adalah:
“Maka mereka mendustakan Nabi Nuh. Kemudian Kami selamatkan dia dan orang-orang yang bersamanya di dalam kapal (bahtera), dan Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang buta (mata hatinya).” [QS. al-A’raf: 64]