>> Tidak boleh seorang Muslim meyakini, penyakit itu menular dengan sendirinya.
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh al-Imam al-Bukhari, no. 5.717, Rasulullah ﷺ bersabda:
لا عدوى ولا صفر ولا هامة فقال أعرابي يا رسول الله فما بال إبلي تكون في الرمل كأنها الظباء فيأتي البعير الأجرب فيدخل بينها فيجربها فقال فمن أعدى الأول؟
“‘Tidak ada penyakit yang menular (dengan sendirinya). Tidak ada kesialan dengan bulan Safar dan burung hantu.’
Salah seorang Badui pun berkata: ‘Wahai Rasulullah, bagaimana dengan untaku yang saat di pasir dia bagaikan segerombolan kijang (sehat). Kemudian datang unta yang berkudis masuk ke tengah-tengah mereka. Kenapa mereka tertular dengan seekor unta yang berkudis tersebut?’
Rasulullah ﷺ pun bersabda: ‘Siapakah yang menularkan penyakit kepada unta yang pertama?'”
Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin rahimahullah menjelaskan:
يعني أن المرض نزل على الأول بدون عدوى بل نزل من عند الله عز وجل فكذلك إذا انتقل بالعدوى فقد انتقل بأمر الله.
“Yaitu bahwa penyakit yang mengenai unta yang pertama terjadi tanpa ada penularan. Bahkan terjadi dengan izin Allah. Demikian pula jika tertular, maka terjadi dengan izin Allah.” [Al-Qaul al-Mufid, hlm. 342]
Kemudian sesuatu yang telah dibimbingkan oleh Islam tatkala seorang Muslim terkena wabah, adalah tidak boleh dia berkeluh kesah. Bahkan hendaknya dia bersabar dan mengharap pahala Allah tabaraka wa taala.
Dalam riwayat al-Bukhari, no. 5.734, dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau bertanya kepada Rasulullah ﷺ tentang penyakit wabah, maka beliau ﷺ bersabda:
أنه كان عذابا يبعثه الله على من يشاء فجعله الله رحمة للمؤمنين فليس من عبد يقع الطاعون فيمكث في بلده صابرا يعلم أنه لن يصيبه إلا ما كتبه الله له إلا كان له مثل أجر الشهيد.
“Wabah merupakan suatu azab yang Allah turunkan kepada siapa yang Allah kehendaki, lalu menjadikannya rahmat bagi kaum Mukminin. Maka dari itu, tidaklah seorang hamba yang terkena suatu wabah lantas dia tetap bersabar di daerah tersebut, dan yakin bahwa dia hanya akan tertimpa sesuatu yang telah Allah takdirkan untuknya, kecuali dia akan mendapat pahala seperti (pahala) orang yang syahid.”
Syaikh Sholih Al Fauzan hafidzahullah berkata:
“Tidak boleh bagi seorang insan meyakini, bahwasannya penyakit itu dapat menular dengan sedirinya. Namun penyakit itu dapat menular sesuai dengan perintah Allah. Maka bertawakallah kepada Allah. Berdoalah kepada Allah, dan menjauhlah dari tempat-tempat yang dapat menular.”