Paham Asyariyah sangat kental dalam tubuh umat Islam dan akidah tersebut terus menyebar di tengah kaum Muslimin. Mereka tidak menyadari, bahwa paham yang mereka anut adalah paham yang MENYIMPANG dari akidah Ahlus Sunnah wal Jamaah, paham yang baru ada setelah berakhirnya generasi utama umat ini: Sahabat, Tabi’in, dan Tabiut Tabi’in.
Penyebab Tersebarnya Pemikiran Asyariyah
Jika kita telaah, berkembangnya paham Asyariyah di berbagai negeri disebabkan beberapa faktor, di antaranya:
1. Anggapan bahwa paham Asyariyah adalah Ahlus Sunnah wal Jamaah. Padahal kita telah ketahui betapa banyak penyimpangan Asyariyah dalam masalah akidah, sehingga para ulama menyatakan Asyariyah BUKANLAH Ahlus Sunnah.
2. Di sejumlah negara, paham ini didukung oleh para penguasa. Di kawasan Asia, aliran Asyariyah dijadikan aliran resmi Dinasti Gaznawi di India (abad 11-12 M) yang didirikan oleh Mahmud Gaznawi. Berkat jasa Mahmud Gaznawi itulah aliran ini menyebar dari India, Pakistan, Afghanistan, hingga Indonesia. Aliran Asyariyah berkembang sangat pesat pada abad ke-11 M, tepatnya pada masa kekuasaan Aip Arsalan dan Dinasti Seljuk (abad 11-14 M). Menurut sejarah, sang khalifah dibantu oleh perdana menteri yang begitu setia mendukung aliran Asyariyah, yakni Nizam al-Mulk. Pada masa itu, penyebaran paham Asyariyah mengalami kemajuan yang sangat pesat melalui lembaga pendidikan bernama Madrasah Nizamiyah yang didirikan oleh Nizam al-Mulk.
3. Paham Asyariyah juga tersebar seiring menyebarnya Shufiyah (Sufi).
4. Paham ini banyak dianut tokoh-tokoh di mazhab fikih. Sebagai contoh, al-Baqilani adalah tokoh Asyariyah yang merupakan tokoh Mazhab Maliki.
5. Tersebarnya buku-buku Asyariyah, bahkan dijadikan kurikulum standar di lembaga pendidikan, pondok pesantren, dan lainnya.
6. KEDUSTAAN atas nama al-Imam Abul Hasan al-Asy’ari.
7. Adanya sebagian orang yang masih memasukkan Asyariyah dalam kelompok Ahlus Sunnah.
8. Difigurkannya sebagian tokoh Asyariyah.
9. Menyebarnya kelompok dakwah yang membawa fikrah Asyariyah, seperti Jamaah Tabligh dan thariqat-thariqat (tarekat-tarekat) Shufiyah.
10. Banyak lembaga pendidikan baik perguruan tinggi maupun lainnya memasukkan akidah Asyariyah dalam kurikulum mereka. [Lihat Mauqif Ibnu Taimiyah Minal Asyairah]
Paham Asyariyah Tersebar di Masyarakat Kita
Sangat disayangkan. di negeri kita yang merupakan negara berpenduduk Muslim terbesar, paham Asyariyah sangatlah kental. Mayoritas Muslimin menganggap, bahwa yang dimaksud Ahlus Sunnah adalah paham Asyariyah. Mereka TIDAK PAHAM dan TIDAK MENYADARI PENYIMPANGAN Asyariyah dari akidah Ahlus Sunnah dan prinsip al-Imam Abul Hasan al-Asy’ari rahimahullah.
Bukti kuatnya pengaruh Asyariyah di masyarakat kita:
1. Paham Asyariyah diajarkan sejak dini di surau, masjid, majelis taklim, TPA, dan lainnya. Kita ingat dan mendengar, bagaimana anak-anak kecil didikte untuk menghafal sifat dua puluh. Sifat dua puluh mulai diperkenalkan oleh seorang Asyari, yaitu as-Sanusi.
2. Buku-buku berpaham Asyariyah dijadikan kurikulum baku di lembaga-lembaga pendidikan. Sebagai contoh: Diajarkannya sifat dua puluh di sekolah-sekolah.
3. Tokoh-tokoh Asyariyah menjadi figur banyak kaum Muslimin, bahkan karya-karya mereka menjadi rujukan. Di antara tokoh-tokoh Asyariyah yang masyhur di negeri ini adalah al-Baqilani, Abu Hamid al-Ghazali, ar-Razi, as-Sanusi, Muhammad Nawawi al-Bantani, Said Hawa, al-Juwaini, dan Sirajudin Abas.
Sebagian peneliti mengungkapkan, bahwa al-Juwaini adalah penganut Asyariyah tulen. Sementara itu, sebagian yang lain meyakini, bahwa ia pengikut Mutazilah. Kelompok pertama memberikan argumen, bahwa al-Juwaini pernah belajar kepada Abu Qasim al-Isframi, seorang Ahli Teologi Asyariyah. Ia juga pernah berguru kepada tokoh Asyariyah yang lain, yakni al-Baqilani.
Bukti lain keterkaitan al-Juwaini dengan aliran Asyariyah adalah ia pernah mengajar di Madrasah Nizamiyah Nisyapur selama 23 tahun. “Kesuksesan” al-Juwaini dalam mendidik murid-muridnya di Madrasah Nizamiyah itu diungkap secara terperinci dalam buku Al-Juwaini, Peletak Dasar Teologi Rasional dalam Islam karangan Tsuroya Kiswati (Guru Besar Fakultas Adab IAIN Sunan Ampel Surabaya).
4. Di pondok-pondok pesantren, diajarkan di sana kitab-kitab yang berpemikiran Asyariyah, misalnya:
• Aqidatul Awam yang diajarkan di pondok-pondok pesantren, mengajar sifat dua puluh yang merupakan prinsip Asyariyah,
• Tafsir Jalalain, terutama dalam hal sifat-sifat Allah subhanahuwata’ala,
• Ihya Ulumudin
• Ummu Barahin
• Kasyifah al-Haji
• Qathr Ghaits
• Masail al-Laits
5. Banyaknya kelompok dakwah yang membawa paham Asyariyah, di antaranya:
• Jamaah Tabligh, mereka ini sebagaimana dikatakan asy-Syaikh al-Albani adalah Shufiyah (Sufi) abad ini.
• Ikhwanul Muslimin, kita telah tahu, bahwa pergerakan ini didirikan di atas tarekat, karena Hasan al-Banna adalah pengikut tarekat dan banyak tokoh IM mendakwahkan paham Asyariyah.
• Tarekat-tarekat Sufi.
Bagaimana Membendung Arus Pemikiran Asyariyah?
a) Mengajak umat untuk kembali mempelajari ilmu dari sumber yang murni yakni Alquran dan as-Sunnah dengan merujuk kepada kitab-kitab Salaf (ulama terdahulu).
b) Meninggalkan taklid, mengajak mereka untuk menjauhkan diri dari taklid.
c) Membacakan dan menyampaikan biografi Abul Hasan secara utuh dan pemikiran-pemikirannya.
d) Menyadarkan umat dan memberikan pemahaman kepada mereka, bahwa Asyariyah BUKANLAH Ahlus Sunnah dan Ahlus Sunnah BUKAN Asy’ariyah.
Ahlus Sunnah adalah orang-orang yang konsekuen dengan istiqamah di atas manhaj Rasulullah Shalallahu’alaihi wa sallam dan sahabat beliau, sebagaimana dalam hadis: “(Mereka) adalah yang mengikuti jalanku dan jalan para sahabatku.”
Mudah-mudahan tulisan ini bisa menjadi sedikit pencerahan bagi kaum Muslimin, dan mudah-mudahan Allah ﷻ memberikan kemudahan bagi kaum Muslimin untuk memahami agamanya, untuk kemudian mengamalkan ajaran Islam yang mulia ini.