NEGARA-NEGARA BARAT (KAFIR) ITU KOK MAKMUR YA, PADAHAL WARGANYA JARANG BERDOA
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
NEGARA-NEGARA BARAT (KAFIR) ITU KOK MAKMUR YA, PADAHAL WARGANYA JARANG BERDOA
Orang Liberal berseloroh: “Negara-negara Barat (kafir) itu kok makmur ya, padahal warganya jarang berdoa?”
Jawab:
Jangan lupa, dahulu kaum Muslimin menguasai 2/3 dunia. Ketika itu kemakmuran di tangan kaum Muslimin.
Yang paham poin di atas akan paham, bahwa kemakmuran (dunia) itu memang kadang Allah berikan kepada orang beriman, kadang kepada orang kafir. Biasa saja.
Maka kemakmuran (dunia) itu BUKAN tanda kebaikan, apalagi tanda kebenaran.
Di zaman Rasulullah ﷺ pun orang Romawi dan Persia lebih makmur. Sedangkan Rasulullah ﷺ tidur pun hanya beralaskan tikar. Andaikan mau, Rasulullah ﷺ bisa menjadikan kaum Muslimin bangsa termakmur ketika itu.
Kemakmuran dan kekayaan hakiki itu di hati, yaitu pada kewarasan hati untuk menyembah Allah semata, tidak menyembah makhluk yang tidak layak disembah, serta keluhuran akhlak dalam segala segi. Ini tidak ada pada orang kafir.
Orang kafir 24 jam cari dunia. Orang beriman tujuan utamanya Akhirat. Tidak ngoyo mencari dunia.
Tapi orang beriman juga tidak malas dan terbelakang. Mereka tetap bekerja keras, dan yakin kemakmuran akan didapat kalau bertakwa kepada Allah.
Orang yang sesat Allah beri kemakmuran dunia, sehingga tidak sadar-sadar dan tambah sesat. Ini namanya istidraj. Ini bukan nikmat. Justru ini mengerikan.
Orang yang maksiat terkadang Allah berikan kemakmuran nikmat dunia. Orang yang bertakwa terkadang Allah timpakan kemiskinan dan musibah. Oleh karena itulah dunia ini disebut negeri UJIAN.
Andaikan orang sesat dan maksiat langsung miskin, melarat, sial, dan sengsara terus-menerus, sedangkan orang bertakwa pasti kaya raya, banyak harta, dan bahagia terus-menerus, di mana letak UJIAN-nya?