بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
MULAILAH PAKSAKAN DIRI UNTUK BERIBADAH
Ketika akan melaksanakan ibadah, mungkin ada saja rasa malas yang menyerang. Untuk melawan kemalasan tentu harus rajin. Itu antonimnya.
Malas lawannya rajin.
Ada solusi lain dalam melaksanakan ibadah seperti yang pernah disampaikan oleh Ustad Khalid Basalamah dalam ceramahnya.
Beliau menyinggung, bahwa ibadah itu kadang kala memang ‘HARUS DIPAKSAKAN.’ Karena jika tidak, sampai kapan pun tidak akan ada tindakan untuk memulai.
Contoh:
Jika Alquran itu hanya ditaruh di rak saja dan kita tidak paksakan kaki kita melangkah ke rak itu untuk mengambil Alquran, tidak memaksakan diri menjadwalkan untuk membacanya, maka Alquran itu hanya akan terpajang dan menjadi kenangan.
Sampai cucu kita pun kelak mungkin hanya akan mengatakan: “Ooo itu dulu Alquran kakek/ nenek saya.”
Kalau dari sekarang kita tidak ‘PAKSAKAN DIRI’ untuk salat malam (Tahajud), bisa dipastikan sampai mati pun kita tidak akan bisa merutinkan untuk melaksanakan salat Tahajud.
Sesuatu yang awalnya dipaksakan, akan menjadi sebuah kebiasaan.
Jika mulai terbiasa bangun salat malam, puasa Senin Kamis, azan langsung ke mesjid, baca Alquran setelah salat Subuh atau salat Magrib, kerjakan salat Dhuha, berwudhu sebelum tidur dan lain sebagainya, maka akan terasa ada yang kurang atau tidak enak lagi kalau itu tidak dikerjakan, karena kenikmatannya telah muncul dalam diri kita.
Jika sudah merasakan nikmatnya ibadah melalui sebuah ‘PAKSAAN’, maka Allah akan pandu kita menuju jalan-Nya. Allah ﷻ berfirman:
وَٱلَّذِينَ جَٰهَدُوا۟ فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ ٱللَّهَ لَمَعَ ٱلْمُحْسِنِينَ
“Dan orang orang yang berjihad (bersunguh sunguh) untuk (berjuang mencari keridaan) Kami, sungguh akan Kami berikan kepada mereka petunjuk (hidayah) kepada mereka jalan jalan Kami.” [QS. Al Ankabut : 69]
Lantas apakah paksaan dapat menghilangkan keikhlasan?
Sebagai manusia yang lemah iman dan tak luput dari dosa, tentu sangat suit untuk memurnikan niat dalam beribadah. Sangat berat untuk melakukan amal dengan tingkat keikhlasan yang tinggi. Apalagi sampai derajat keikhlasan 100%.
Tapi yang perlu kita perhatikan adalah, meskipun ‘DIPAKSAKAN,’ bukan berarti lebih baik meninggalkan amal ibadah.
Karena walaupun dipaksakan, pasti masih ada sedikit keikhlasan yang tersisa dalam hati kita. Itu berarti masih ada peluang meraih pahala walaupun sedikit.
Allah ﷻ berfirman:
“Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik. Dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” [QS An Nahl : 97]
Dan sesuatu yang awalnya dipaksakan, akan bisa menjadi kebiasaan. Dan kebiasaan akan menimbulkan keikhlasan.
Allahu a’lam.
Dikutip dari ceramah Ustadz Khalid Basalamah
Sumber: https://t.me/belajarsunnahs/5336
══════
Mari sebarkan dakwah sunnah dan meraih pahala. Ayo di-share ke kerabat dan sahabat terdekat! Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 405 133 434 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Email: nasihatsahabatcom@gmail.com
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ DENGAN DALIH TOLERANSI, JANGAN SAMPAI KITA KEBABLASAN Dengan dalih toleransi, jangan sampai kita kebablasan.…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ BOLEH TOLERANSI, TAPI JANGAN KEBABLASAN Boleh toleransi, tapi jangan kebablasan. Tidak sedikit orang…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ BOLEH DAN TIDAK BOLEH TERHADAP NON-MUSLIM (TAUTAN e-BOOK) Agar toleransi tidak kebablasan, cobalah…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ LIMA PRINSIP RUMAH TANGGA ISLAMI (E-BOOK) Islam agama yang sempurna. Maka pasti ada…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ KABAR GEMBIRA BAGI YANG TELAH MENYESALI DOSANYA (e-BOOK) Oleh: Ustadz: Dr. Abu Hafizhah…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ SAFAR WANITA TANPA MAHRAM DIBOLEHKAN DENGAN KETENTUAN DAN SYARAT, BENARKAH? Asalnya, Safar Wanita…