Ini adalah pengajaran tauhid dari Nabi ﷺ. Jika engkau meminta, mintalah kepada Allah. Jika engkau meminta pertolongan, mintalah pertolongan hanya kepada Allah.
Serupa dengan bacaan dalam al Fatihah yang selalu diulang oleh setiap orang yang salat pada setiap rakaatnya:
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
“Hanya kepada-Mu kami menyembah, dan hanya kepada-Mu kami meminta pertolongan.” [QS. Al Fatihah : 5]
Sebagaimana kita menyembah hanya kepada Allah, maka meminta pertolongan juga hanya kepada Allah.
Apakah kita tidak boleh meminta pertolongan kepada selain Allah?
Ya, untuk permintaan pertolongan yang hanya Allah saja yang bisa memenuhinya, maka wajib bagi seseorang untuk meminta pertolongan itu hanya kepada Allah, tidak kepada yang lain. Seperti: permohonan ampunan, meminta dikaruniai anak, panjang umur, kesembuhan dari penyakit, jodoh, ketentraman hati, keselamatan dunia dan Akhirat, hidayah (taufik), dan semisalnya.
Hal-hal semacam ini hanya Allah saja yang bisa memenuhi. Meminta hal-hal semacam itu kepada selain Allah adalah kesyirikan, sebagaimana dijelaskan oleh para ulama dalam kitab-kitab tentang akidah.
Sedangkan meminta pertolongan untuk sesuatu yang bisa dipenuhi oleh makhluk, karena Allah takdirkan mereka memiliki kemampuan itu, yang demikian adalah diperbolehkan. Contoh: meminta tolong kepada seseorang untuk membantu mengangkatkan barang bawaan ke atas kendaraan, dan yang semacamnya. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Dan saling tolong menolonglah dalam kebajikan dan takwa. Jangan saling tolong menolong dalam dosa dan permusuhan.” [QS. al-Maaidah:2]
Meski kita meminta pertolongan kepada seseorang yang mampu mengerjakannya, namun kepasrahan dan ketawakalan hati hanya kepada Allah, karena hanya Dialah saja yang Maha Berkuasa atas segala sesuatu. Jika tidak Allah kehendaki, maka upaya makhluk apa pun, sebesar apa pun, tidak akan bisa membantu kita mendapatkan yang kita harapkan.
Bahkan dalam hal-hal yang remeh sekalipun, meski tali sandal putus, seorang Muslim hendaknya meminta ganti kepada Allah dalam doanya, dengan berupaya (ikhtiar) sesuai kemampuannya.
Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata:
“Mintalah kepada Allah segala sesuatu, sampai-sampai tali sandal, karena sesuatu yang tidak diberi kemudahan oleh Allah, tidaklah berjalan dengan mudah.” [Riwayat Abu Ya’la]
Jika makhluk terlau sering diminta, dia akan menjadi marah (karena memiliki banyak kekurangan), tapi sebaliknya Tuhan kita Allah Yang Maha Kaya akan murka, jika seseorang hamba tidak meminta kepada-Nya.
مَنْ لَمْ يَسْأَلِ اللَّهَ يَغْضَبْ عَلَيْهِ
“Barang siapa yang tidak meminta kepada Allah, Allah murka kepadanya.” [HR. at Tirmidzi, dihasankan oleh Syaikh al-Albany]
“Tidaklah seorang Muslim berdoa dengan suatu doa yang tidak mengandung dosa dan pemutusan silaturrahmi, kecuali akan diberikan kepadanya salah satu dari tiga hal:
• Bisa jadi Allah akan kabulkan doanya (di dunia), atau
• Allah palingkan (jauhkan) darinya keburukan yang setara dengan hal yang diminta, atau
• Allah simpan sebagai perbendaharaan pahala semisalnya di Akhirat.
Para sahabat berkata: ‘Wahai Rasulullah, kalau demikian kami akan memerbanyak (doa).’
Rasulullah ﷺ bersabda: ‘Allah lebih banyak lagi (mengabulkan).’” [HR. at Tirmidzi,Ahmad, alHakim, al-Bukhari dalam Adabul Mufrad, disahihkan oleh Syaikh al-Albany]