بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

 

MENSYUKURI NIKMAT ALLAH

Umar bin Abdil Aziz rahimahullah berkata:

قيدوا نعم الله بشكر الله

“Ikatlah kenikmatan dengan bersyukur kepada Allah.” [Asy-Syukru libni Abid Dunya : 8]

Ibnu Qayyim Al Jauziyah dalam kitabnya, Madarijus Salikin (2/254), beliau berkata:

“Hakikat syukur terhadap nikmat Allah adalah menampakkan pujian dengan lisan, kecintaan di hatinya, dan ketaatan pada anggota tubuhnya.

Syukur dibangun di atas lima landasan utama:
• Ketundukan kepada Allah ﷻ,
• Kecintaan kepada-Nya,
• Pengakuan terhadap nikmat-Nya,
• Pujian kepada-Nya, dan
• Tidak menggunakannya dalam kemaksiatan kepada Allah ﷻ.

Inilah lima landasan syukur. Barang siapa yang tidak melaksanakan salah satu dari lima landasan tersebut, berarti satu landasan telah hilang darinya”.

Hamba yang bersyukur terhadap segala kenikmatan dari Allah merupakan wujud peribadahan kepada Allah ﷻ. Ketika nikmat disyukuri, Allah Yang Maha Kuasa akan melipat gandakan nikmat, dan menghindarkan hamba dari keburukan. Allah ﷻ berfirman dalam Alquran:

فاذكوني اذكركم و اشكرو لي ولا تكفرون

“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu. Dan bersyukurlah kepada-Ku, dan jangan kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” [QS. Al-Baqarah: 152]

Dalam ayat yang lain, Allah ﷻ berfirman:

فاذكروا عالا ء الله لعلكم تفلحون

“Maka ingatlah nikmat-nikmat Allah, supaya kamu mendapat keberuntungan.” [QS. Al-A’raf: 69]

Indahnya Syukur

Syukur adalah kata penuh makna, sebagaimana perkataan Fudhail bin ‘Iyadh:
“Hendaklah kalian selalu bersyukur atas segala nikmat.” [Ihya Ulumuddin, IV:127]

Sebagian Salaf pernah berkata:
“Pagi hari kami diberi nikmat oleh Allah yang tidak terhingga, padahal kami banyak berbuat maksiat kepada-Nya. Kami tidak tahu terhadap nikmat yang mana kami bersyukur, terhadap kebaikan yang dimudahkan, atau terhadap kejelekan (dosa-dosa yang ditutupi).” [Adabud Dunya Wad Din, hal, 110]

Bersyukur pada Allah tidak hanya saat kondisi baik, namun pada kondisi buruk sekalipun harus tetap bersyukur, karena Allah masih memberi kita nikmat kehidupan, memberi kita nikmat iman atau kesehatan, sehingga bisa beribadah kepada-Nya. Segala yang dialami hamba, baik untuk hamba itu sendiri, meskipun hawa nafsu kadang menggelincirkannya dari syukur kepada-Nya.

Dan yakinlah semua takdir Allah itu baik. Rasulullah ﷺ bersabda:

عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ

“Sungguh mempesona keadaan orang beriman. Seluruh urusannya baik dan tidak ada hal itu pada orang lain selain pada orang beriman. Yaitu jika jika mendapatkan suatu kesenangan dia bersyukur, maka itulah yang baik baginya. Jika ditimpa kesusahan dia bersabar, maka hal itulah yang baik baginya.” [HR. Muslim, no. 5318]

Rasulullah ﷺ sering berdoa:

اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ ، وَشُكْرِكَ، وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ

Alloohum-ma a ’in-nii ‘alaa dzikrika, wa syukrika, wa husni ‘ibaadatik.

Artinya:
Ya Allah, tolonglah aku untuk berzikir kepada-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan beribadah yang baik kepada-Mu. [HR. Abu Dawud 985, Ahmad 4/338, An Nasa’i 3/502, dan Ibnu Huzaimah 724 dengan sanad Sahih]

Semoga Allah ﷻ memasukkan kita kepada golongan hamba-Nya yang selalu bersyukur.
Walliyut taufiq wal hidayah.

Penulis: Isruwanti Ummu Nashifa

Referensi:
• Majalah Fatawa, Vol. 06. Th II. 1425H
• Majalah Al-Furqon, edisi 4 Tahun IV. 1425H

Sumber: Artikel Muslimah.or.id https://muslimah.or.id/13158-mensyukuri-nikmat-allah.htm dan sumber-sumber lainnya

 

══════

 

Mari sebarkan dakwah sunnah dan meraih pahala. Ayo di-share ke kerabat dan sahabat terdekat! Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp: +61 405 133 434 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Email: [email protected]
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat