بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
MENSYUKURI KARUNIA RAMADAN
Nikmat yang dikaruniakan Allah ﷻ kepada kita amatlah banyak, baik berupa nikmat duniawi maupun agamawi. Yang itu semua menuntut kita untuk mensyukurinya.
Di antara nikmat agamawi terindah adalah karunia Ramadan. Sebuah bulan yang paling istimewa dibandingkan seluruh bulan yang ada. Sehingga konsekuensinya pun kita harus maksimal dalam mensyukurinya. Sebagaimana telah diingatkan Allah ﷻ di akhir ayat yang menyebutkan karunia Ramadan:
“…وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ”
Artinya: “… Agar kalian bersyukur.” [QS. Al-Baqarah 2: 185]
Dalam kitab Thariq al-Hijratain, Ibn al-Qayyim rahimahullah menjelaskan, bahwa mensyukuri suatu karunia hakikatnya perlu melalui lima tahapan:
1. Menyadari karunia.
2. Mengenal Sang Pemberi karunia.
3. Tidak mengingkari karunia tersebut.
4. Tunduk, patuh, dan cinta kepada Sang Pemberi karunia.
5. Memergunakan karunia tersebut sesuai yang disukai oleh Sang Pemberi karunia.
Mari kita mengaplikasikan kelima tahapan syukur tadi pada karunia bulan Ramadan.
Tahap Pertama: Menyadari Karunia
Seseorang tidak akan menghargai sesuatu, jika ia tidak menyadari, bahwa sesuatu tersebut adalah hal yang istimewa. Dan kita tidak akan mengetahui keistimewaan Ramadan, bila kita tidak memelajari keutamaan-keutamaan bulan suci ini, sebagaimana yang termaktub dalam Alquran dan Hadis.
Nas-nas dalil menyebutkan, bahwa Ramadan memiliki banyak keistimewaan, antara lain: Ramadan adalah bulan Alquran dan bulan yang diberkahi. Di bulan ini pintu-pintu Surga dibuka, pintu-pintu Neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu. Selain itu, pahala amal saleh juga dilipatgandakan. Bahkan dalam satu malam Lailatul Qadar saja, kita berpotensi untuk mendulang pahala yang biasanya harus dikumpulkan selama 83 tahun 4 bulan.
Tahap Kedua: Mengenal Sang Pemberi Karunia
Yaitu Allah ﷻ. Dialah yang mengaruniakan kepada kita bulan mulia Ramadan, dan seluruh karunia istimewa lainnya. Dialah yang memberi kita umur dan kesempatan untuk berjumpa dengan bulan suci ini, di saat begitu banyak orang dijemput ajalnya sebelum datangnya Ramadan. Dialah yang memberi kita kesehatan di bulan suci ini, di saat begitu banyak orang harus terbaring lemah di ranjang-ranjang rumah sakit di bulan Ramadan. Dialah yang memberi kita hidayah di bulan suci ini, di saat begitu banyak orang yang tidak tergerak hatinya untuk mendulang pahala di bulan Ramadan. Dialah Allah Sang Pemberi segala karunia.
Tahap Ketiga: Tidak Mengingkari Karunia Tersebut
Mensyukuri suatu karunia tidak cukup hanya dengan menyadari karunia tersebut dan mengenali Sang Pemberi karunia, namun juga harus mengakuinya dan tidak mengingkarinya. Bersikap acuh dan cuek dengan Ramadan, serta menganggapnya seperti bulan biasa, dikhawatirkan termasuk bentuk pengingkaran terhadap karunia bulan mulia ini.
Tahap Keempat: Tunduk, Patuh Dan Cinta Kepada Sang Pemberi Karunia
Dengan merenungi melimpahruahnya nikmat yang dikaruniakan oleh Allah ﷻ kepada kita, kita bisa menyadari betapa besar perhatian dan kasih sayang-Nya kepada kita. Dialah ar-Rahman; Maha Pengasih, Dialah ar-Rahim; Maha Penyayang, Dialah al-Wadud; Maha Pencinta, Dialah al-Wahhab; Maha Pemberi karunia. Menyadari berbagai fakta ini akan menumbuhkan perasaan tunduk, patuh, dan cinta kita kepada Allah ﷻ.
Tahap Kelima: Memergunakan Karunia Tersebut Sesuai yang Disukai oleh Sang Pemberi Karunia
Tahapan terakhir dalam mensyukuri karunia Ramadan adalah memanfaatkan bulan ini sejalan dengan aturan Allah ﷻ, sebab Dialah yang memberikan karunia tersebut.
Di dalam Alquran dan Hadis Rasuullah ﷺ, Allah Subhanah menjelaskan berbagai aturan pemanfaatan Ramadan, yang intinya adalah, segala amalan yang ditunaikan harus memenuhi dua syarat, yaitu:
• Niatnya ikhlas karena Allah, dan
• Pelaksanaannya sesuai dengan tuntunan Rasulullah ﷺ.
Maka hindarilah segala jenis praktik amalan yang tidak memenuhi dua kriteria di atas, sebab bakal mendatangkan murka Sang Pemberi karunia, bukan keridaan-Nya.
Oleh Abdullah Zaen, Lc., MA
Artikel: tunasilmu.com
══════
Mari sebarkan dakwah sunnah dan meraih pahala. Ayo di-share ke kerabat dan sahabat terdekat! Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 405 133 434 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Email: nasihatsahabatcom@gmail.com
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ DENGAN DALIH TOLERANSI, JANGAN SAMPAI KITA KEBABLASAN Dengan dalih toleransi, jangan sampai kita kebablasan.…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ BOLEH TOLERANSI, TAPI JANGAN KEBABLASAN Boleh toleransi, tapi jangan kebablasan. Tidak sedikit orang…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ BOLEH DAN TIDAK BOLEH TERHADAP NON-MUSLIM (TAUTAN e-BOOK) Agar toleransi tidak kebablasan, cobalah…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ LIMA PRINSIP RUMAH TANGGA ISLAMI (E-BOOK) Islam agama yang sempurna. Maka pasti ada…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ KABAR GEMBIRA BAGI YANG TELAH MENYESALI DOSANYA (e-BOOK) Oleh: Ustadz: Dr. Abu Hafizhah…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ SAFAR WANITA TANPA MAHRAM DIBOLEHKAN DENGAN KETENTUAN DAN SYARAT, BENARKAH? Asalnya, Safar Wanita…