بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
MENGUAP DALAM SYARIAT ISLAM
Dalam sehari, kita pasti ada menguap. Karenanya, nampak penting bagi kita untuk mengilmui pembahasan berikut ini. Semoga bermanfaat.
1. Menguap berasal dari setan. Maka tahanlah semampu kita agar tidak menguap.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:
التَّثَاؤُبُ مِنَ الشَّيْطَانِ، فَإِذَا تَثَاءَبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَكْظِمْ مَا اسْتَطَاعَ
“Menguap berasal dari setan. Maka bila salah seorang dari kalian menguap, hendaklah dia tahan semampunya.” [HR. Muslim 2994]
2. Bila tidak sanggup menahannya, maka tutupilah mulut dengan tangan ketika menguap.
Dari Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:
إِذَا تَثَاءَبَ أَحَدُكُمْ فَلْيُمْسِكْ بِيَدِهِ عَلَى فِيهِ ؛ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَدْخُلُ
“Bila salah seorang dari kalian menguap, hendaknya dia letakkan tangannya pada mulutnya, karena setan akan masuk.” [HR. Muslim 2995]
Ibnu Allan Asy Syafi’i rahimahullah mengatakan:
أي قدر استطاعته ، وذلك بإطباق فيه ، فإن لم يندفع بذلك فبوضع اليد عليه
“Maksudnya, tahanlah sebisa mungkin. Yaitu dengan melakukan ithbaq (menggabungkan bibir). Jika tidak bisa ditahan, maka dengan meletakkan tangan di mulut.” [Dalilul Falihin, 6/175]
Al Allamah Al ‘Utsaimin rahimahullah mengatakan:
ويَكونُ وضعها وضعًا طبيعيًا لا مقلوبة كما اختاره بعض العلماء ، وعلل هذا بأنه إذا وضعها على فمه على ظهرها كأنما يدافع الشيطان بيده, ولكن نقول: الحديث لا يدل على ذلك
“Meletakkan tangan saat menguap dilakukan dengan posisi seperti biasa saja. Tidak perlu dibalik, yang mana cara semacam ini dipilih oleh sebagian ulama. Mereka beralasan, bila punggung telapak tangan yang di mulut, maka seakan-akan tangan dalam posisi mencegah setan (yang ingin masuk). Namun kita katakan: ‘Hadis di atas tidak menjelaskan cara semacam itu’.” [Fath Dzil Jalali wal Ikram, II/520]
3. Tahan juga suara ‘aagh’ saat menguap
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:
التَّثَاؤُبُ مِنَ الشَّيْطَانِ، فَإِذَا تَثَاءَبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَرُدَّهُ مَا اسْتَطَاعَ ؛ فَإِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا قَالَ: هَا. ضَحِكَ الشَّيْطَانُ
“Apabila salah satu dari kalian menguap, maka tahanlah semaksimal kekuatannya. Bila saat menguap dia mengeluarkan bunyi ‘Haa’, maka setan pun menertawakannya.” [HR. Al Bukhari 3289]
Maka bila ada yang kita temui masih berbunyi saat menguap, hendaknya dinasihati agar dia tidak dihinakan oleh setan karena tindakan tersebut.
4. Kenapa seseorang sering menguap?
Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rahimahullah mengatakan:
والإنسان إذا صار كسلان يكثر تثاؤبه
“Apabila seseorang telah jadi pemalas, maka dia akan sering menguap.” [Fath Dzil Jalali wal Ikram, II/520]
Sehingga jadi jelaslah bagi kita, kenapa Allah ﷻ tidak menyukai menguap bagi hamba-Nya. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ menyatakan:
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْعُطَاسَ، وَيَكْرَهُ التَّثَاؤُبَ
“Sesungguhnya Allah menyukai bersin (yang bukan karena sakit, -pent) dan membenci menguap.” [HR. Al Bukhari 6223]
Al Qadhi rahimahullah mengatakan saat berbicara tentang dampak menguap:
وَيُورِثُ الْغَفْلَةَ وَالْكَسَلَ وَسُوءَ الْفَهْمِ وَلِذَا كَرِهَهُ اللَّهُ وَأَحَبَّهُ الشَّيْطَانُ وَضَحِكَ
“Menguap akan memunculkan kelalaian pada seseorang, rasa malas, serta pemahaman yang buruk. Karena itulah Allah membenci menguap, sedang setan menyukainya, dan menertawakan orang yang menguap (hingga bersuara, pent).” [Dinukil dari Tuhfatul Ahwadzi, VIII/17]
5. Perlukah membaca a’uudzu billaahi minasy syaithoonir rajiim ketika menguap?
Asy-Syaikh Al ‘Utsaimin rahimahullah mengatakan:
فالنص أن الرسول ﷺ أمرنا عند التثاؤب بالكظم، ولم يقل: فاستعيذوا بالله، وعدم ذكرها مع الحاجة إلى ذكرها يدل على أنها غير مشروعة
“Dalil menunjukkan, bahwa Rasulullah ﷺ hanya memerintahkan pada kita untuk berusaha menahan menguap, dan beliau tidak mengatakan, ‘Beristi’adzah-lah kalian!’”
Ketika isti’adzah ini tidak disebutkan oleh beliau, padahal perlu untuk disampaikan saat itu juga, ini menunjukkan, bahwa isti’adzah memang tidak disyariatkan saat menguap.” [Fath Dzil Jalali wal Ikram, II/522]
Para dokter di zaman sekarang mengatakan, “Menguap adalah gejala yang menunjukkan, bahwa otak dan tubuh orang tersebut membutuhkan oksigen dan nutrisi, dan karena organ pernafasan kurang dalam menyuplai oksigen kepada otak dan tubuh. Dan hal ini terjadi ketika kita sedang kantuk atau pusing, lesu, dan orang yang sedang menghadapi kematian. Dan menguap adalah aktivitas menghirup udara dalam-dalam melalui mulut. Dan bukan mulut dengan cara biasa menarik nafas dalam-dalam, karena mulut bukanlah organ yang disiapkan untuk menyaring udara seperti hidung. Apabila mulut tetap dalam keadaan terbuka ketika menguap, maka masuk juga berbagai jenis mikroba dan debu, atau kutu bersamaan dengan masuknya udara ke dalam tubuh. Oleh karena itu, datang petunjuk Nabawi yang mulia, agar kita melawan “menguap” ini sekuat kemampuan kita. Atau pun menutup mulut saat menguap dengan tangan kanan, ataupun dengan punggung tangan kiri.”
Wallahu a’lam.
Sumber: Rumaysho.Com dan sumber lainnya
══════
Mari sebarkan dakwah sunnah dan meraih pahala. Ayo di-share ke kerabat dan sahabat terdekat! Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 405 133 434 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Email: [email protected]
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat
Leave A Comment