Ada banyak bentuk ibadah yang Allah perintahkan kepada kita. Dan kita sangat yakin, ketika kita melaksanakan sekian banyak ibadah itu, masih banyak kekurangan dan kesalahan. Inilah yang menjadi alasan terbesar, mengapa kita memohon ampun kepada Allah, seusai ibadah. Minta ampun karena kita menyadari, ibadah yang kita lakukan barangkali tidak sesuai yang dikehendaki oleh Allah. Menyadari adanya banyak kekurangan dari ibadah yang kita lakukan.
Karenanya kita bisa memahami, mengapa kita juga harus beristighfar setelah salat. Bukankah salat itu termasuk ibadah juga? Karena kita sangat yakin, dalam ibadah salat yang kita lakukan sangat rentan dengan kekurangan. Dan kita mohon ampun atas semua kekurangan yang kita lakukan ketika salat. Hadirkan perasaan semacam ini ketika kita membaca istighfar setelah salat, agar ucapan istighfar kita lebih berarti.
Dari Tsauban radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- إِذَا انْصَرَفَ مِنْ صَلاَتِهِ اسْتَغْفَرَ ثَلاَثًا
Rasulullah ﷺ ketika selesai salat, beliau membaca istighfar tiga kali.
Allahumma antas salam wa minkas salam tabarokta dzal jalali wal ikrom, [HR. Muslim 1362 & Nasai 1345]
Imam Ibnu Utsaimin pernah ditanya tentang kaitan bacaan istighfar setelah salat, jawaban beliau:
المناسبة ظاهرة أي إنسان تخلو صلاته من خلل يمكن الإنسان ينفتح عليه باب الوسواس والهواجيس يمكن يقصر في الركوع أو في السجود أو في القيام أو في القعود فالصلاة لا تخلو من خلل فناسب أن يبادر بالاستغفار من بعد السلام مباشرة ليمحو الله بهذا الاستغفار ما كان من خلل في صلاته
“Keterkaitannya sangat jelas. Bahwa manusia ketika salat tidak akan lepas dari kekurangan. Ketika salat muncul was-was, gangguang-gangguan, atau rukuk sujudnya tidak sempurna. Atau ketika berdiri, atau duduk. Dalam salat, tidak lepas dari kekurangan. Sehingga layak untuk langsung membaca istighfar setelah salam. Agar Allah menghapus kesalahan yang kita lakukan ketika salat, dengan bacaan istighfar kita.”
Demikian, Allahu a’lam.
Ditulis oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)