“Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqaan (ilmu untuk membedakan antara kebenaran dan kebatilan), menghapuskan kesalahan-kesalahanmu, dan mengampuni dosa-dosamu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.” [QS. Al-Anfal: 29]
واستدل بقوله تعالى: {وَاتَّقُوا اللَّهَ وَيُعَلِّمُكُمُ اللَّهُ} أن تقوى الله، وسيلة إلى حصول العلم، وأوضح من هذا قوله تعالى: {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَتَّقُوا اللَّهَ يَجْعَلْ لَكُمْ فُرْقَانًا} أي: علما تفرقون به بين الحقائق، والحق والباطل
“Firman Allah taala: ‘Dan bertakwalah kepada Allah, dan Allah akan mengajarimu.’ (QS. Al-Baqarah: 282) dapat dijadikan dalil, bahwa takwa kepada Allah adalah sarana untuk menggapai ilmu agama.
Namun yang lebih jelas sisi pendalilannya adalah firman Allah taala:
‘Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqaan.’ [QS. Al-Anfal: 29]
Maknanya adalah Allah akan memberikan ilmu agama, yang dengannya kalian dapat:
– Mengenal hakikat.
– Membedakan antara kebenaran dan kebatilan.” [Tafsir As-Sa’di, hal. 105]
{يَجْعَلْ لَكُمْ فُرْقَانًا} أي يجعل لكم ما تفرقون به بين الحق والباطل، وبين الضار والنافع، وهذا يدخل فيه العلم بحيث يفتح الله على الإنسان من العلوم ما لا يفتح لغيره، فإن التقوى يحصل بها زيادة الهدى، وزيادة العلم، وزيادة الحفظ، ولهذا يذكر عن الشافعي رحمه الله أنه قال:
شكوت إلى وكيع سوء حفظي … فأرشدني إلى ترك المعاصي
وقال اعلم بأن العلم نور … ونور الله لا يؤتاه عاصي
ولا شك أن الإنسان كلما ازداد علمًا ازداد معرفة وفرقانًا بين الحق والباطل، والضار والنافع، وكذلك يدخل فيه ما يفتح الله على الإنسان من الفهم؛ لأن التقوى سبب لقوة الفهم، وقوة يحصل بها زيادة العلم
“Firman Allah taala, ‘Niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqaan.’ [QS. Al-Anfal: 29], artinya kalian dapat membedakan:
– Antara kebenaran dan kebatilan.
– Antara yang berbahaya dan yang bermanfaat.
Maka ilmu agama termasuk dalam makna ayat ini, yaitu Allah taala akan menganugerahkan ilmu-ilmu kepada orang yang bertakwa, yang tidak Allah berikan kepada orang yang tidak bertakwa.
Karena sesungguhnya dengan takwa seseorang akan meraih:
– Tambahan petunjuk.
– Tambahan ilmu.
– Tambahan hapalan.
Oleh karena itu disebutkan dari Al-Imam Asy-Syafi’i rahimahullah, bahwa beliau berkata:
شكوت إلى وكيع سوء حفظي … فأرشدني إلى ترك المعاصي
وقال اعلم بأن العلم نور … ونور الله لا يؤتاه عاصي
‘Aku pernah mengadukan kepada guruku Waki’ akan buruknya hapalanku. Maka beliau membimbingku untuk meninggalkan maksiat. Dan beliau mengabarkan kepadaku, bahwa ilmu itu adalah cahaya, dan cahaya Allah tidak akan diberikan kepada orang yang bermaksiat.’
Dan tidak diragukan lagi, bahwa setiap kali bertambah ilmu seseorang, maka bertambah pula kemampuannya mengenal dan membedakan antara kebenaran dan kebatilan.
Demikian pula termasuk dalam makna furqaan adalah pemahaman yang Allah bukakan untuk orang yang bertakwa. Karena takwa adalah sebab kuatnya pemahaman, dan kekuatan yang dengannya akan menghasilkan tambahan ilmu.” [Kitabul ‘Ilm, hal. 44]
Ketika Al-Imam Malik rahimahullah melihat kecerdasan muridnya Asy-Syafi’i muda yang luar biasa, maka Al-Imam Malik berkata kepada Al-Imam Asy-Syafi’i rahimahumallah:
“Sesungguhnya aku melihat (tanda) Allah subhanahu wa taala telah menganugerahkan cahaya (ilmu) di hatimu. Maka janganlah engkau padamkan cahaya tersebut dengan kegelapan maksiat.” [Al-Jawaabul Kaafi, hal. 52]
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata:
من الذنوب ما يكون سببا لخفاء العلم النافع أو بعضه بل يكون سببا لنسيان ما عُلم
“Di antara dosa-dosa ada yang dapat menjadi sebab yang menghalangi ilmu yang bermanfaat atau sebagiannya. Bahkan dapat menjadi sebab terlupanya ilmu yang sudah diketahui.” [Majmu’ Al-Fatawa, 14/160]