Anas berkata saat menjelaskan cara Rasulullah ﷺ mengawali ihramnya, dia berkata:
” لبيك عمرة لا رياء فيها ولا سمعة ” .
“Labbaika umratan, laa riyaa’a fiiha wa laa sum’ah. Aku penuhi panggilan-Mu yang tidak ada riya dan sumah di dalamnya.”
Maka seorang jamaah haji telah memulai langkahnya dengan tauhid dan berpindah antara satu amalan kepada amalan berikutnya dengan tauhid.
Talbiyah memiliki beberapa makna, di antaranya:
– “Labbaika allahumma labbaik” artinya: Sambutan setelah sambutan. Diulang-ulang pernyataan menyambut untuk menunjukkan terus menerusnya sambutan.
– “Labbaika allahumma labbaik” artinya: Aku tunduk kepada-Mu setelah ketundukan.
– Kata ‘labbaik’ dari kata (لب المكان), pusat sebuah tempat dia menetap. Maksudnya adalah, saya tetap dan komitmen dalam ketaatan kepada-Mu, mengandung komitmen penghambaan yang kontinyu.
– Di antara makna Talbiyah; Cinta kepada-Mu setelah cinta. Ada ungkapan (امرأة لبة) jika dia sangat mencintai anaknya. Tidak dikatakan ‘Labbaika’, kecuali kepada orang yang engkau cintai dan engkau muliakan.
– Di dalamnya tergantung ikhlas, diambil dari kata (لب الشيء) intisari sesuatu, yang murni. Di antara maknanya juga (لب الرجل) artinya akal dan hati seseorang.
– Di dalamnya terkandung makna ‘dekat’, diambil dari kata (الإلباب) yaitu dekat. Maksudnya adalah, dekat kepada-Mu setelah dekat.
– Di dalamnya terkandung syiar tauhid, millah Ibrahim yang merupakan ruh dan tujuan haji. Bahkan dia termasuk ruh dan tujuan seluruh ibadah. Karena itu, talbiah merupakan kunci dari ibadah ini yang menjadi pintu masuknya.
Talbiyah mengandung beberapa poin:
– Pujian kepada Allah ,yang merupakan ibadah yang sangat Allah cintai dari hamba-Nya.
– Pengakuan terhadap seluruh nikmat-Nya. Karena itu, kata nikmat diperjelas dengan lam (النعمة) untuk menunjukkan mencakup seluruh nikmat. Dan Engkaulah pemberinya.
– Juga pengakuan, bahwa seluruh kekuasan milik Allah semata. Tidak ada pemilik yang hakiki selain-Nya [Lihat Mukhtashar Tahzib Sunan, Ibnu Qayim, 2/335-339]
– Seorang yang menunaikan haji, saat melantunkan Talbiyah merasakan kedekatannya kepada seluruh makhluk, yang satu sama lain saling menyambut seruannya untuk bertauhid dan beribadah kepada-Nya.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Tidaklah seorang Muslim menyampaikan Talbiyah, kecuali ikut bertalbiyah juga di kanan kirinya, dari bebatuan, pepohonan dan makhluk bernyawa, hingga berbagai belahan di sini dan di sini (maksudnya di kanan dan kiri).” [HR. Tirmizi, no. 828 dan Ibnu Khuzaimah dengan sanad yang Shahih]