Sebagai bantahan bagi Yahudi yang mengklaim, bahwa mereka telah membunuh Isa bin Marya. Sungguh Allah akan mengungkap kedustaan mereka. Isa nantinya yang akan membunuh mereka dan membunuh pemimpin mereka, yaitu Dajjal.
Kedua:
Isa bin Maryam telah menemukan dalam Injil mengenai keutamaan umat Muhammad ﷺ sebagaimana disebutkan dalam firman Allah:
“Dan sifat-sifat mereka (para sahabat Nabi ﷺ) dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya. Maka tunas itu menjadikan tanaman kuat, lalu menjadi besarlah dia, dan tegak lurus di atas pokoknya” [QS. Al Fath: 29]. Dari sini, Nabi Isa memohon kepada Allah agar menjadi bagian dari mereka (para sahabat). Allah pun mengabulkan doanya. Allah membiarkan Nabi Isa hidup hingga akhir zaman. Nabi Isa pun akan menjadi pengikut Muhammad ﷺ. Ketika Dajjal muncul, Nabi Isa pun yang menumpasnya.
Ketiga:
Turunnya Isa dari langit semakin dekat dengan ajal beliau. Nabi Isa pun akan dimakamkan di muka bumi. Oleh karena itu ini menunjukkan, bahwa tidak ada makhluk yang terbuat dari tanah yang mati di tempat lain selain bumi.
Keempat:
Turunnya Nabi Isa juga adalah untuk membungkam kaum Nasrani. Sungguh Allah akan membinasakan berbagai agama di masa Isa turun kecuali satu agama saja yang tersisa, yaitu Islam. Isa pun akan menghancurkan salib-salib, membunuh babi dan menghapuskan jizyah (artinya tidak ada pilihan jizyah, yang ada hanyalah pilihan untuk masuk Islam).
“Aku orang yang paling dekat dengan ‘Isa bin Maryam ‘alaihis salam di dunia dan Akhirat, dan para Nabi adalah bersaudara (dari keturunan) satu ayah dengan ibu yang berbeda, sedangkan agama mereka satu.” [HR. Bukhari no. 3443 dan Muslim no. 2365, dari Abu Hurairah]. Rasulullah ﷺ adalah yang terspesial dan yang paling dekat dengan beliau. Isa bin Maryam sendiri telah memberi kabar gembira, bahwa Rasulullah ﷺ akan datang setelah beliau. Nabi Isa pun mengajak umatnya untuk membenarkan dan beriman terhadap hal itu, sebagaimana Allah ta’ala berfirman:
“Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: “Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).” [QS. Ash Shaff: 6]. [Lihat Asyrotus Saa’ah, 161-162]