“Mereka (para tabi’in) dahulu mengatakan, jika seseorang mencela orang lain dengan perkataan ‘Wahai keledai‘, ‘Wahai anjing‘, ‘Wahai babi,‘ maka kelak Allah akan bertanya kepadanya di Hari Kiamat: ‘Apakah engkau melihat Aku menciptakan (dia) sebagai anjing atau keledai atau babi?’” [Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dalam Al Mushannaf 5/238]
“Jangan engkau berkata kepada temanmu ‘Wahai keledai‘, ‘Wahai anjing‘, ‘Wahai babi,‘ sehingga kelak di Hari Kiamat engkau akan ditanya: ‘Apakah engkau melihat aku diciptakan sebagai anjing atau keledai atau babi?’” [Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dalam Al Mushannaf 5/282]
An Nawawi rahimahullah dalam kitab Al Adzkar (365) mengatakan:
ومن الألفاظ المذمومة المستعملة في العادة قوله لمن يخاصمه: يا حمار، يا تيس، يا كلب، ونحو ذلك، فهذا قبيح لوجهين: أحدهما: أنه كذب. والآخر: أنه إيذاء
“Di antara lafal yang tercela yang biasa digunakan orang untuk mencela orang yang berselisih denganya adalah perkataan ‘Wahai keledai‘, ‘Wahai kambing‘, ‘Wahai anjing‘ atau semacamnya. Perkataan ini tercela dari dua sisi:
a. Hal itu merupakan dusta
b. Hal itu merupakan gangguan terhadap orang lain”