Fikih dan Muamalah

KRITIKAN UNTUK USTADZ ADI HIDAYAT

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

 

KRITIKAN UNTUK USTADZ ADI HIDAYAT

 

Dalam ceramah yang disampaikan oleh ustadz Adi Hidayat, Lc. MA dengan judul “Musik dalam Timbangan Alquran dan Sunnah” pada tanggal 4 Mei 2024 terlihat, bahwa beliau menyamakan antara syair dan musik. Beliau memaparkan, bahwa syair yang dimaksudkan berbeda dengan syair dalam Bahasa Indonesia. Dan memang berbeda antara syair di dalam Bahasa Arab dan syair di dalam Bahasa Indonesia.

Di antara perbedaan mendasar dari keduanya, syair di dalam bahasa Arab memiliki aturan timbangan dari sisi panjang pendek, sukun dan harakat, dan ini tidak ada di dalam Bahasa Indonesia.
Namun beliau terjatuh dalam kekeliruan karena menganggap, bahwa syair harus memiliki iqo’ atau irama. Padahal syair itu bukan iqo’, tapi timbangan atau wazan.

Mulai sekitar menit ke 28 sampai 30-an beliau membahas tentang ilmu syair atau ilmu ‘arudh. Tapi beliau terjatuh dalam beberapa kesalahan, dan berbeda dengan aturan baku yang ada dalam ilmu ‘arudh atau ilmu tentang syair.

Perlu diketahui, bahwa syair dalam bahasa Arab jika didefinisikan secara bebas, yaitu susunan kata yang diucapkan oleh orang Arab dengan tujuan tertentu. Dan secara tabiat atau spontanitas, orang Arab berucap dengannya sesuai dengan timbangan atau wazannya. Jika salah ucap atau mensukun yang berharokat, atau sebaliknya, pasti akan ketahuan, karena tidak sesuai dengan timbangannya.
Lalu timbangan syair-syair tersebut diteliti oleh Al-Kholil Al-Farohidi. Dan beliau menyimpulkan, bahwa timbangan syair-syair dalam bahasa Arab tidak keluar dari 15 wazan yang dikenal dengan Bahar Syi’ir. Kemudian diteliti lagi oleh murid beliau yaitu Al-Akhfasy Al-Ausath, lalu mendapati, bahwa masih ada satu wazan yang belum ditemukan oleh guru beliau, sehingga jumlahnya semuanya ada 16 wazan.

Ini sama dengan ilmu nahwu, di mana orang Arab dahulu ketika mengucapkan kalimat, maka pasti sesuai dengan kaidah. Misalnya fail pasti marfu’. Tapi mereka tidak memahami, bahwa itu namanya fail. Artinya secara tabiat orang Arab pasti berucap seperti itu, dan tidak salah harakat. Ketika mereka berkata:

قال محمد،

Pasti kata “Muhammadun” didhommah.

Lalu setelahnya disimpulkan kaidah tersebut oleh Abul Aswad Ad-Duali (menurut salah satu pendapat), sehingga dikenallah ilmu yang disebut dengan ilmu Nahwu.

Kesalahan lain dari beliau, ketika menyebutkan Bahar Madid, beliau salah dalam menyebutkan timbangannya. Padahal tidak ada timbangan yang seperti itu. Yang benar bahwa timbangan madid adalah:

فاعلات فعولن فاعلات

Kesalahan beliau yang lain adalah ketika mencontohkan Bahar Madid dengan:

“Thola’al Badru alaina…”

Padahal itu bukan Madid, tapi Bahar Romal Majzu’.

Kesalahan beliau yang lain adalah ketika menyebutkan Rojaz yang dicontohkan adalah rojaz majzu’, Padahal seharusnya disebutkan secara jelas, karena perbedaan antara keduanya.

Kesalahan beliau yang lain adalah ketika mencontohkan Rojaz, beliau keliru dalam menyebutkan awal bait:

“Souttussafiril bulbuli”

Ditasydid pada shoutusshofiri, padahal tidak di tasydid. Mungkin kita akan menganggap bahwa hal itu wajar. Tapi dalam ilmu Arudh dianggap tidak wajar, dan itu memengaruhi wazan. Karena orang yang paham ilmu Arudh ketika mendengarnya akan mengetahui, bahwa ternyata ada yang keliru.

Kesalahan lain ketika menyebutkan bait syair tersebut (bait shoutu sofiril bulbuli), ada sebagian bait yang dilangkahi. Walaupun itu bersifat manusiawi, kalau salah dari sisi hafalan.

Masih banyak kekeliruan lain yang bisa dikritik secara ilmiah. Tapi saya hanya fokus pada substansi permasalahan, yaitu ilmu tentang syair Arab yang menyebabkan beliau menyamakan antara syair dan musik.

Jika ada kekeliruan dalam tulisan ini, silakan dikritik secara ilmiah. Dan saya sangat bersyukur jika ada yang mengingatkan kekeliruan tersebut.

Semoga Allah memberikan taufik-Nya kepada kita semua. Aamiin.
Wallahua a’lam.

 

Oleh: Al Ustadz Irfandi Makku, Lc hafidzahullah

 

══════

 

Mari sebarkan dakwah sunnah dan meraih pahala. Ayo di-share ke kerabat dan sahabat terdekat! Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp: +61 405 133 434 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Email: nasihatsahabatcom@gmail.com
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat

Admin Nasihat Sahabat

Artikel Terbaru

ANAK PEREMPUAN TIDAKLAH DICUKUR RAMBUTNYA KETIKA AKIKAH

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ   ANAK PEREMPUAN TIDAKLAH DICUKUR RAMBUTNYA KETIKA AKIKAH   "Tidaklah disyariatkan mencukur rambut seorang…

1 day lalu

BELAJARLAH ILMU TAUHID

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ   BELAJARLAH ILMU TAUHID Belajarlah ilmu tauhid, Agar kamu mengerti, Bahwa telapak tangan yang…

1 day lalu

20 KEUTAMAAN SALAT BERJAMAAH DI MASJID

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ   20 KEUTAMAAN SALAT BERJAMAAH DI MASJID   1. Mendapatkan ganjaran pahala 25 hingga…

5 days lalu

CAHAYA HATI

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ   CAHAYA HATI Berkata Imam asy-Syafi'iy رحمه الله: ‏اجتناب المعاصي وترك ما لا يعنيك…

5 days lalu

TANDA-TANDA KITA SUDAH MENJADI BUDAK KEHIDUPAN DUNIA

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ   TANDA-TANDA KITA SUDAH MENJADI BUDAK KEHIDUPAN DUNIA 1. Kita tidak bersiap-siap saat waktu…

1 week lalu

TUJUAN UTAMA DAN TERTINGGI DARI DAKWAH

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ   TUJUAN UTAMA DAN TERTINGGI DARI DAKWAH Tujuan utama dan tertinggi dari dakwah ialah…

1 week lalu