KIAT MENGOBATI FUTUR DAN MALAS MENUNTUT ILMU AGAMA
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
KIAT MENGOBATI FUTUR DAN MALAS MENUNTUT ILMU AGAMA
Futur artinya rasa malas dan lemah, setelah sebelumnya ada masa rajin dan semangat. Dalam kamus Lisanul ‘Arab futur didefinisikan:
سكن بعد حدّة ولانَ بعد شدة
“Diam setelah intensitas tinggi, yaitu setelah melakukan dengan usaha keras.”
Penyakit futur dan malas banyak menjangkiti orang-orang yang menuntut ilmu agama, dan juga orang-orang yang berusaha menapaki jalan kebenaran. Bagaimana solusinya?
Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin pernah ditanya: “Banyak penuntut ilmu agama yang lemah tekadnya dan futur dalam menuntut. Sarana apa saja yang dapat membangkitkan tekad dan semangat dalam menuntut ilmu?“
Beliau menjawab:
Dha’ful himmah (tekad yang lemah) dalam menuntut ilmu agama adalah salah satu musibah yang besar. Untuk mengatasi ini ada beberapa hal:
1. Mengikhlaskan niat hanya untuk Allah ﷻ dalam menuntut ilmu
Jika seseorang ikhlas dalam menuntut ilmu, ia akan memahami, bahwa amalan menuntut ilmu yang ia lakukan itu akan diganjar pahala. Dan ia juga akan memahami, bahwa ia akan termasuk dalam tiga derajat manusia dari umat ini*), lalu dengan itu semangatnya pun akan bangkit.
“Dan barang siapa yang menaati Allah dan Rasul (Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid.” [QS. An Nisa: 69]
2. Selalu bersama dengan teman-teman yang semangat dalam menuntut ilmu
Dan teman-teman yang dapat membantunya dalam berdiskusi dan meneliti masalah agama. Jangan condong untuk meninggalkan kebersamaan bersama mereka, selama mereka senantiasa membantu dalam menuntut ilmu.
3. Bersabar, yaitu ketika jiwa mengajak untuk berpaling dari ilmu
“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridaan-Nya. Dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini.” [QS. Al Kahfi: 28]
Maka bersabarlah! Jika seseorang mampu bersabar, lalu senantiasa kembali untuk menuntut ilmu, maka lama-kelamaan menuntut ilmu akan menjadi kebiasaan baginya. Sehingga hari ketika ia terlewat dari menuntut ilmu akan terasa hari yang menyedihkan baginya.
Adapun ketika jiwa menginginkan ‘rasa bebas’ sebentar dari menuntut ilmu, maka jangan biarkan. Karena jiwa itu mengajak kepada keburukan. Dan setan itu senantiasa menghasung orang untuk malas dan tidak mau taklim (menuntut ilmu).
Sumber: Kitabul ‘Ilmi, Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, hal 97, cetakan Darul Iman
*) Maksud Syaikh, orang yang berilmulah yang bisa menapaki jalan yang lurus, yaitu Shiratal Mustaqim, dan akan bersama dengan orang-orang yang menjalani jalan tersebut. Sedangkan siapa saja orang yang menapaki Shiratal Mustaqim dijelaskan dalam Surat An Nisa ayat 69 yang beliau sebutkan. Wallahu a’lam.