Wahb bin Munabbih (tabi’in w. 114 H, murid Ibnu Abbas, Ibnu Umar, Jabir, dan para sahabat lainnya)
إني قد أدركت صدر الاسلام، فوالله ما كانت الخوارج جماعة قط إلا فرقها الله على شر حالاتهم، وما أظهر أحد منهم قوله إلا ضرب الله عنقه، ولو مكن الله لهم من رأيهم لفسدت الارض، وقطعت السبل والحج، ولعاد أمر الاسلام جاهلية، وإذا أقام جماعة، كل منهم يدعو إلى نفسه الخلافة، مع كل واحد منهم أكثر من عشرة آلاف، يقاتل بعضهم بعضا ويشهد بعضهم على بعض بالكفر، حتى يصبح المؤمن خائفا على نفسه ودينه ودمه وأهله وماله، لا يدري مع من يكون،
“Saya bertemu dengan generasi awal Islam (para sahabat). Demi Allah, tidaklah ada satu pun jamaah Khawarij, kecuali Allah cerai beraikan mereka pada kondisi terjeleknya. Tidaklah salah seorang dari mereka menampakkan pendapatnya, kecuali Allah menebas lehernya.
Jika Allah memungkinkan mereka untuk menyebarkan pemikirannya, niscaya dunia akan rusak. Jalan-jalan dan ibadah haji tidak aman. Islam kembali kepada jahiliah.
Jika Khawarij menegakkan jamaah, setiap mereka meng-klaim berhak khilafah. Setiap orang memiliki pengikut lebih dari sepuluh ribu orang. Sebagiannya memerangi yang lain. Sebagiannya bersaksi bahwa yang lain adalah kafir. Sampai-sampai seorang Mukmin takut terjadi kejelekan pada dirinya, agamanya, keluarganya, dan hartanya. Dia tidak tahu akan mengikuti siapa.” [Siyar A’lam An Nubala]