“Menghafal Alquran adalah mustahab (sunnah)” [Fatawa Nurun ‘alad Darbi, 89906)]. Namun yang rajih insya Allah, menghafal Alquran adalah Fardhu Kifayah. Wajib di antara kaum Muslimin ada yang menghafalkan Alquran. Jika tidak ada sama sekali, maka mereka berdosa. [Al Mausu’ah Al Fiqhiyyah, 17/325]
Keutamaan Menghafal Alquran
1. PenghafAlquran adalah Shahibul Quran
Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani menyatakan:
“Ketahuilah, makna dari Shahibul Quran adalah orang yang menghafalkannya di hati. berdasarkan sabda Nabi ﷺ:
يؤم القوم أقرؤهم لكتاب الله
“Hendaknya yang mengimami sebuah kaum adalah yang paling aqra’ terhadap Kitabullah.”
Maksudnya yang paling hafal. Maka derajat Surga yang didapatkan seseorang itu tergantung pada banyak hafalan Alqurannya di dunia, bukan pada banyak bacaannya, sebagaimana disangka oleh sebagian orang. Maka di sini kita ketahui keutamaan yang besar bagi para penghafal Alquran. Namun dengan syarat ia menghafalkan Alquran untuk mengharap wajah Allah tabaaraka wa taala, bukan untuk tujuan dunia atau harta.” [Silsilah Ash Shahihah, 5/281]
2. Alquran Akan Menjadi Syafaat Bagi Shahibul Quran
Rasulullah ﷺ bersabda:
اقرأوا القرآن فإنه يأتي يوم القيامة شفيعا لأصحابه
“Bacalah Alquran, karena ia akan datang pada Hari Kiamat sebagai syafaat bagi Shahibul Quran.” [HR. Muslim 804]
3. Derajat Di Surga Tergantung Pada Hafalan Alquran
Semakin banyak hafalannya, akan semakin tinggi kedudukan yang didapatkan di Surga kelak. Rasulullah ﷺ bersabda:
يقال لصاحب القرآن اقرأ وارتقِ، ورتل كما كنت ترتل في الدنيا، فإن منزلك عند آخر آية تقرؤها
“Akan dikatakan kepada Shahibul Quran (di Akhirat): Bacalah dan naiklah, bacalah dengan tartil sebagaimana engkau membaca dengan tartil di dunia, karena kedudukanmu tergantung pada ayat terakhir yang engkau baca.” [HR. Abu Daud 2240, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Abi Daud]
4. Termasuk Sebaik-Baik Manusia
Rasulullah ﷺ bersabda:
خيركم من تعلم القرآن وعلَّمه
“Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Alquran dan mengajarkannya” [HR. Al Bukhari 4639]
5. Allah Mengangkat Derajat Shahibul Quran Di Dunia
Rasulullah ﷺ bersabda:
إن الله يرفع بهذا الكتاب أقواماً ويضع به آخرين
“Sesungguhnya Allah mengangkat beberapa kaum dengan Alquran ini dan menghinakan yang lain dengannya.” [HR. Muslim 817]
6. Penghafal Alquran Lebih Diutamakan Untuk Menjadi Imam
Rasulullah ﷺ bersabda:
يؤم القوم أقرؤهم لكتاب الله
“Hendaknya yang mengimami sebuah kaum adalah yang paling aqra’ terhadap Kitabullah” [HR. Abu Daud 582, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Abi Daud]
Urgensi Menghafal Alquran
Selain keutamaan-keutamaan di atas, ada beberapa hal juga yang menjadi pendorong untuk kita semua agar menghafalkan Alquran:
1. Meneladani Nabi ﷺ
Panutan kita Rasulullah ﷺ menghafalkan Alquran, dan setiap Ramadan Jibril datang kepada beliau ﷺ untuk mengecek hafalan beliau ﷺ. Hal ini diceritakan oleh Ibnu Abbas radhiallahu’anhuma:
كان رسول الله صلى الله عليه وسلم أجود الناس ، وكان أجود ما يكون في رمضان حين يلقاه جبريل ، وكان يلقاه في كل ليلة من رمضان فيُدارسه القرآن ، فالرسول الله صلى الله عليه وسلم أجودُ بالخير من الريح المرسَلة
“Rasulullah ﷺ adalah orang yang paling dermawan. Dan beliau ﷺ lebih dermawan lagi di bulan Ramadan saat beliau ﷺ bertemu Jibril. Jibril menemuinya setiap malam untuk mengajarkan Alquran. Dan kedermawanan Rasulullah ﷺ melebihi angin yang berhembus” [HR. Bukhari, no.6]
2. Membaca Alquran adalah Ibadah yang Agung
Membaca Alquran adalah ibadah, setiap satu huruf diganjar satu pahala.
“Barang siapa yang membaca satu huruf dari Alquran, maka baginya satu kebaikan. dan satu kebaikan dilipat-gandakan sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan Alif Lam Miim itu satu huruf, tapi Alim satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf.” [HR. At Tirmidzi 2910, ia berkata: “Hasan Shahih Gharib dari jalan ini”]
Dan banyak lagi keutamaan dari membaca Alquran. Maka seorang Muslim yang hafal Alquran dapat dengan mudahnya membaca kapan saja dan di mana saja, langsung dari hafalannya, tanpa harus membacanya dari Mushaf. Dan ini merupakan ibadah yang agung. Ibnu Mas’ud berkata:
“Barang siapa yang ingin mengetahui bahwa dia mencintai Allah dan Rasul-Nya, maka perhatikanlah, jika ia mencintai Alquran, maka ia mencintai Allah dan Rasul-Nya” [HR. Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman, Al Haitsami dalam Majma Az Zawaid berkata: “semua rijalnya Shahih”]
3. Modal Utama Dalam Mempelajari Agama
Alquran adalah sumber hukum dalam Islam. Dengan menghafalkan Alquran seseorang lebih mudah dalam mempelajari ilmu agama. Ia mempelajari suatu permasalahan ia dapat mengeluarkan ayat-ayat yang menjadi dalil terhadap masalah tersebut langsung dari hafalannya. Yang kemudian ia perjelas lagi dengan penjelasan para ulama mengenai ayat tersebut. Ibnu ‘Abdl Barr mengatakan:
طلب العلم درجات ورتب لا ينبغي تعديها، ومن تعداها جملة فقد تعدى سبيل السلف رحمهم الله، فأول العلم حفظ كتاب الله عز وجل وتفهمه
“Menuntut ilmu itu ada tahapan dan tingkatan yang harus dilalui. Barang siapa yang melaluinya, maka ia telah menempuh jalan salaf rahimahumullah. Dan ilmu yang paling pertama adalah menghafal Kitabullah ‘azza wa jalla dan memahaminya.” [dinukil dari Limaadza Nahfadzul Alquran, Syaikh Shalih Al Munajjid]
4. Modal Utama dalam Berdakwah
Kata para ulama, hidayah ada dua macam: hidayah taufik yang ada di tangan Allah dan hidayah Al Irsyad Wal Bayan yaitu dakwah yang menjadi tugas para Nabi dan Rasul dan juga kita. Dan Alquran adalah sumber dari hidayah ini. Allah taala berfirman:
(إِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ) (الإسراء: من الآية9)
“Sesungguhnya Alquran ini memberikan hidayah kepada (jalan) yang lebih lurus.” [QS. Al Isra: 9]
5. Menjaga Keotentikan Alquran
Salah satu keistimewaan Alquran adalah keotentikannya terjaga, tidak sebagaimana kitab-kitab Samawi yang lain. Dan salah satu sebab terjaganya hal tersebut adalah banyak kaum Muslimin yang menghafalkan Alquran di dalam dada-dada mereka. Sehingga tidak mudah bagi para penyeru kesesatan dan musuh-musuh Islam untuk menyelipkan pemikiran mereka lewat Alquran atau mengubahnya untuk menyesatkan umat Islam.
6. Tadabbur dan Tafakkur
Dengan menghafal Alquran, seseorang bisa lebih mudah dan lebih sering ber-tadabbur dan ber-tafakkur. Yaitu merenungkan isi Alquran untuk mengoreksi keadaan dirinya, apakah sudah sesuai dengannya ataukan belum. Dan juga memikirkan tanda-tanda kebesaran Allah. Allah taala berfirman: