بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
#DakwahTauhid
KEUTAMAAN ILMU AGAMA LEBIH AGUNG DARIPADA KEUTAMAAN IBADAH
Oleh: Muhammad Wasitho Abu Fawaz
» Rasulullah ﷺ bersabda:
فضل العلم أحب إلي من فضل العبادة
Artinya: “Keutamaan ilmu (syari) lebih aku sukai daripada keutamaan ibadah.” (HR. Al-Hakim, Al-Bazzar, At-Thoyalisi, dari jalan Hudzaifah bin Al-Yaman radhiallahu ‘anhu. Dan dinyatakan SHOHIH oleh syaikh Al-Albani dalam Shohih Al-Jami’, no.4214).
» Di dalam riwayat lain, Rasulullah ﷺ bersabda:
وَإِنَّ فَضْلَ الْعَالِمِ على الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ على سَائِرِ الْكَوَاكِبِ
Artinya: “Sesungguhnya keutamaan seorang yang berilmu dibanding ahli ibadah, seperti keutamaan bulan di malam purnama dibanding seluruh bintang- bintang.” (HR. Abu Dawud no.3641, Ibnu Majah no.223, dari hadis Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu).
Maksud dari sabda Rasulullah ﷺ di dalam hadits ini ialah, bahwa memiliki ilmu syari dengan cara mencari dan memelajarinya, atau mengajarkannya, merupakan amalan ibadah yang lebih utama dibanding amalan ibadah lainnya, seperti sholat sunnah, berpuasa sunnah, zikir sunnah, dan selainnya. Bukan yang dimaksud oleh beliau ﷺ, bahwa menuntut ilmu syari dan mengajarkannya bukan bagian dari ibadah. Tapi maksudnya bahwa, menuntut ilmu syari merupakan bagian dari ibadah yang paling mulia, bahkan bagian dari jihad fi sabilillah.
» Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu berkata: “Barang siapa yang mengira, bahwa berangkat dari rumah menuju suatu tempat untuk menuntut ilmu (agama) bukan amalan jihad, maka sungguh ia telah kurang pandangan dan akalnya.” (Lihat Miftahu Daris Sa’adah, karya Ibnul Qoyyim I/122).
» Sufyan Ats-Tsauri (seorang ulama Tabi’in) rahimahullah berkata: “Aku tidak mengetahui ada satu ibadah yang lebih utama daripada engkau mengajarkan ilmu (syari) kepada manusia.” (Lihat Jami’ bayanil ilmi, karya Ibnu Abdil Bar hal.227).
» Sufyan ats-Tsauri rahimahullah juga berkata: “Tiada satu amalan yang lebih utama dari menuntut ilmu,, jika niatnya benar (yakni ikhlas karena Allah semata, pent).” (Lihat Jami’ bayanil ilmi, karya Ibnu Abdil Bar, hal.119).
» Beliau (Sufyan ats-Tsauri) rahimahullah pernah ditanya: “Manakah yang lebih kau sukai, menuntut ilmu (agama) ataukah beramal?” Beliau menjawab: “Sesungguhnya ilmu itu dimaksudkan untuk beramal. Maka jangan tinggalkan menuntut ilmu dengan alasan untuk beramal. Dan jangan tinggalkan amal dengan alasan untuk menuntut ilmu.”. (Lihat Tsamrat al-’Ilmi al-’Amal, hal. 44-45).
» Imam Asy-Syafi’i rahimahullah berkata: “Menuntut ilmu (agama) itu lebih utama daripada sholat sunnah.”
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ DENGAN DALIH TOLERANSI, JANGAN SAMPAI KITA KEBABLASAN Dengan dalih toleransi, jangan sampai kita kebablasan.…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ BOLEH TOLERANSI, TAPI JANGAN KEBABLASAN Boleh toleransi, tapi jangan kebablasan. Tidak sedikit orang…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ BOLEH DAN TIDAK BOLEH TERHADAP NON-MUSLIM (TAUTAN e-BOOK) Agar toleransi tidak kebablasan, cobalah…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ LIMA PRINSIP RUMAH TANGGA ISLAMI (E-BOOK) Islam agama yang sempurna. Maka pasti ada…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ KABAR GEMBIRA BAGI YANG TELAH MENYESALI DOSANYA (e-BOOK) Oleh: Ustadz: Dr. Abu Hafizhah…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ SAFAR WANITA TANPA MAHRAM DIBOLEHKAN DENGAN KETENTUAN DAN SYARAT, BENARKAH? Asalnya, Safar Wanita…