“Sungguh telah berkumpul di hari kalian ini dua hari raya. Barang siapa yang mau, (Salat Ied) itu mencukupinya dari salat Jumat. Dan kami sendiri akan tetap salat Jumat.” [HR. Abu Daud dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Shahih Abi Daud: 984]
Tabi’in yang Mulia ‘Iyas bin Abi Ramlah Asy-Syaami rahimahullah berkata:
“Aku menyaksikan Mu’awiyah bin Abi Sufyan bertanya kepada Zaid bin Arqom radhiyallahu’anhuma: Apakah engkau hadir bersama Rasulullah ﷺ ketika dua hari raya bersamaan dalam satu hari?
Zaid bin Arqom menjawab: Ya.
Mu’awiyah bertanya lagi: Apa yang beliau lakukan?
Zaid bin Arqom menjawab: Nabi ﷺ Salat Ied, kemudian beliau memberi keringanan dalam salat Jumat. Beliau ﷺ bersabda: “Barang siapa yang mau salat Jumat, silakan salat.” [HR. Abu Daud, Shahih Abi Daud: 981]
Disebutkan dalam fatwa Al-Lajnah Ad-Daimah:
من صلى العيد يوم الجمعة رخص له في ترك الحضور لصلاة الجمعة ذلك اليوم إلا الإمام، فيجب عليه إقامتها بمن يحضر لصلاتها ممن قد صلى العيد وبمن لم يكن صلى العيد، فإن لم يحضر إليه أحد سقط وجوبها عنه وصلى ظهرا
“Barang siapa Salat Ied di hari Jumat, maka ia mendapat keringanan untuk tidak ikut salat Jumat di hari itu.
Kecuali imam, wajib atas imam untuk mengadakan salat Jumat bersama dengan jamaah yang mau melakukan salat Jumat, baik yang telah ikut Salat Ied, maupun yang tidak ikut Salat Ied.
Apabila seseorang tidak ikut salat Jumat (karena telah salat hari raya), maka tidak wajib baginya salat Jumat, dan ia tetap Salat Zuhur.” [Fatawa Al-Lajnah Ad-Daimah, 8/182 no. 2358]