“Kekhusyukan ialah perpaduan dari makna-makna yang beragam, seperti:
– Rasa menghadap kepada Allah,
– Totalitas dalam menjalankan ibadah karena-Nya, dan
– Mengosongkan hati dari selain-Nya,
– Menghadirkan rasa kemuliaan dan keagungan Allah,
– Merendah kepada-Nya,
– Merasa tunduk dan hina di hadapan-Nya.
Harus ada rasa-rasa semacam ini pada tiap bacaan dan gerakan salat.
Khusyuk ialah berdirinya hati di hadapan Allah dengan penuh kerendahan dan penghinaan diri. Semua orang yang mengenal Allah sepakat, bahwa kekhusyukan itu letaknya di hati, dan buahnya terlihat pada anggota badan. Orang-orang yang khusyuk ialah orang-orang yang merasa rendah di hadapan Allah, dan merasa takut kepada-Nya.
Kekhusyukan dalam salat juga dimaknakan dengan terfokusnya perasaan untuk menjalankan ibadah salat, dan berpaling dari segala hal yang tidak terkait dengan ibadah salat.
Khusyuk juga merupakan sarana untuk meningkatkan kemampuan berkonsentrasi, yang mana hal itu merupakan faktor terbesar keberhasilan seseorang dalam kehidupan ini.
Keberhasilan orang yang salat itu ditentukan dengan kekhusyukannya. Maka di sini diketahui, bahwa orang yang tidak khusyuk dalam melaksanakan salat, tidak termasuk sebagai golongan yang beruntung.
Penerjemah: Hari Ahadi [Terjemahan Kutaib al-Khusyuk fish Shalah]